Bab 187 - Peringatan!
"Saudaraku, bagaimana kamu bisa memintaku mengunjungi kediaman Su?" Su Zixin berbicara. Dia bertingkah pusing di jok mobil belakang.
"Kamu tahu kakek. Dia akan membunuhku jika dia tahu aku berani tinggal di sarang cintanya. Tolong jangan menyiksa adik laki-lakimu seperti ini. Tolong kasihanilah pada adik lelakimu." Dia memohon.
Xin Mei mengerutkan kening ketika dia mendengar Su Zixin. Kenapa dia begitu takut tinggal di kediaman Su?
Su Yuchen memahami kebingungan, yang mengalir dalam benak Xin Mei. Maka jawab, "Su Zixin memperlakukan nenek sebagai pacarnya yang mengganggu kakek. Karena itu, setiap kali Zixin mengunjungi sarang cintanya, rumahnya, ia memperlakukan Su Zixin sebagai pembersih rumahnya. Su Zixin dipaksa untuk membersihkan kantornya, mencuci pakaiannya dan merawat kebunnya. "
"Terakhir kali, dia memintaku untuk membersihkan bulldognya. Seperti benarkah? Bulldognya yang berbahaya. Kau ingat goresan yang kudapat, bukan waktu yang lama. Mereka diberikan padaku oleh bulldog yang sama." Su Zixin mengerang dan Xin Mei terkekeh.
Siapa yang tidak tahu tentang goresan terkenal di leher Chen Bai? Mereka adalah topik hangat, bukan setahun yang lalu.
"Jadi kalau bukan kediaman Su, di mana aku harus menurunkanmu?" Su Yuchen memutar matanya.
"Bukankah aku memintamu untuk membawaku ke rumahmu? Apakah kamu memiliki masalah?" Su Zixin mengerang.
"Ya, sudah. Kamu adalah masalahku. Aku tidak ingin ada pihak ketiga di sarang cintaku." Su Yuchen menjawab dengan suara keras.
"Tolong saudara, jangan seperti ini. Aku berjanji tidak akan menjadi masalah bagimu. Bawa aku ke rumahmu. Jika bukan rumahmu, di mana aku akan tinggal? Jika aku akan tinggal di rumahmu, aku akan makan dengan benar "Ini juga dekat dengan set saya. Rumah Anda adalah tempat terbaik bagi saya untuk tinggal."
Su Yuchen memandangi kakaknya yang matanya penuh tekad untuk tinggal di rumahnya. Untuk sekali ini, dia juga berpikir untuk membiarkan Su Zixin tinggal di tempatnya. Dengan cara ini, setidaknya dia akan memiliki makanan untuk diisi.
"Xiao Mei, tolong yakinkan saudara untuk membiarkan aku tinggal bersamamu. Jika aku akan tinggal bersamamu maka kita berdua bisa bermain game kapan pun kita mau. Aku akan melakukan apa pun yang kamu minta aku lakukan. Aku tidak akan mempermainkanmu, Aku berjanji. Kamu adalah adik iparku yang manis. Tolong biarkan aku tinggal di rumahmu. "
Su Yuchen memutar matanya ketika dia melihat Su Zixin. "Kamu selalu ingin tinggal di rumahku, bukan? Aku ragu, kamu membakar rumahmu hanya untuk tinggal di rumahku."
"Tidak seperti saudara laki-laki itu." Su Zixin palsu tersentak.
"Berhenti berakting, Su Zixin." Su Yuchen memarahi. "Kamu bisa tinggal di rumahku. Namun, ingatlah, aku akan bertindak lebih buruk daripada kakek jika kamu berani menggoda istriku. Juga, kamu harus mulai mencari rumah baru."
"Sudah, kakak. Aku bersumpah aku tidak akan main mata dengan saudara ipar perempuan." Su Zixin mengucapkan sumpah dengan jujur di matanya. Kezaliman juga bisa terlihat di matanya, yang membuat Xin Mei tertawa.
Mereka sampai di rumah tempat Su Yuchen membantu Su Zixin menetap di kamarnya. Su Yuchen juga memberitahunya bahwa pada hari berikutnya, barang bawaannya, yang masih aman, akan dipindahkan ke kamarnya.
Setelah itu, Su Yuchen dan Xin Mei memasak makan malam, yang dimiliki Su Zixin seperti manusia gua.
"Apa? Jangan lihat aku seperti ini. Aku lapar sejak pagi. Kejadian kebakaran telah menambah rasa laparku." Su Zixin bertindak dengan dingin dan menghabiskan setengah dari makanan, yang dimasak oleh Su Yuchen dan Xin Mei.
