Bab 385 - Dia adalah Qian Fan
Xin Mei masih merasa menggigil ketika memikirkan ledakan bom itu. Memang benar, siapa pun bisa membunuh siapa pun dengan uang.
Geng yang berada di belakang menanam bom di mobilnya ditemukan. Mereka diberi properti dan sejumlah besar uang oleh Song Daiyu untuk menanam bom waktu di mobilnya.
Xin Mei beruntung bahwa dia tidak ada di dalam mobil pada saat ledakan, dan geng itu masih amatir dalam hal itu.
Geng itu ditanyai lebih lanjut apakah mereka terlibat dalam penculikan Su Yuchen tetapi tidak ada tautan yang ditemukan bahwa mereka telah membantu Song Daiyu. Beberapa kekuatan lain membantunya, yang belum diidentifikasi.
"Apa yang kamu pikirkan, Mei?" Su Yuchen memasuki dapur dan memeluknya.
"Tidak banyak." Xin Mei mengangkat bahu. "Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan di dapur? Berani-beraninya kamu meninggalkan kamar kami?"
"Mei." Su Yuchen mengerang seperti bayi. "Kamu sudah mengurungku di kamar cukup lama. Aku sehat dan aktif sekarang. Ayo, biarkan aku membantumu memasak makan malam."
Xin Mei menghela nafas ketika dia mendengarnya. Dia menatapnya di mana Su Yuchen sudah mencari bahan untuk memasak makan malam.
**
Hari berikutnya, Su Yuchen pergi ke kantornya dan Xin Mei di lokasi syuting. Ketika dia memarkir mobilnya, sekali lagi dia merasa ngeri berpikir dia begitu dekat dengan kematiannya hari itu.
Dia menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan semua pikiran dan berjalan menuju set.
Di lokasi syuting, tidak banyak orang yang tahu tentang ledakan bom karena insiden itu dengan cepat diliput oleh pengawalnya. Jadi, tidak ada yang bertanya tentang hal itu dan dia bersyukur untuk itu.
Di sisi lain, Su Yuchen menyelenggarakan konferensi pers untuk menghapus semua rumor yang beredar. Timnya mampu menyembunyikan fakta bahwa ia diculik. Alih-alih itu menyalahkan media yang mengatakan media telah membuat asumsi ketika melihat gerakan pasukan khusus Su Yuchen. Media membuat asumsi seperti, 'Su Yuchen sudah mati' atau 'sesuatu yang serius telah terjadi padanya.'
**
Hari berikutnya, Xin Mei dan Su Yuchen pergi menemui Song Yang, di rumahnya. Su Yuchen ingin pergi ke sana untuk memberikan perpisahan terakhir kepada temannya dan Xin Mei ikut, untuk memberikan dukungan kepada Su Yuchen.
Mereka berdua mengenakan pakaian hitam untuk acara itu dan berjalan menuju rumah pribadi Song Yang. Mereka ingin menghadiri upacara kematian Song Daiyu tetapi mereka takut akan rahasia mereka. Jadi, mereka mengunjungi Song Yang secara pribadi, setelah semua upacara berakhir.
"Paman, aku minta maaf tentang kehilanganmu." Su Yuchen menundukkan kepalanya dengan perasaan bersalah dan menatap Song Yang. "Ini salahku bahwa Song Daiyu meninggal. Seharusnya aku menghentikannya untuk tidak memiliki perasaan padaku."
"Itu bukan salahmu." Song Yang menghela nafas. "Sebaliknya, aku harus berterima kasih padamu karena telah memberikan kehidupan padanya. Kalau tidak, putriku sudah mati bersama ibunya. Dia menjalani kehidupan tanpa kehidupan sampai dia melihatmu."
"Jujur, ketika dia meninggalkan negara U, aku sudah melihat hari ini. Aku tahu tentang kegemarannya dan aku tahu dia akan melakukan sesuatu seperti ini." Song Yang kembali mengambil napas dalam-dalam dan air mata meninggalkan matanya.
Dia sendirian di dunia ini. Satu-satunya dukungannya, putrinya telah meninggalkan hidupnya. Sekarang, apa yang harus dia lakukan? Untuk siapa dia tinggal?
"Paman, apa yang kamu rencanakan sekarang?"
"Kamu tahu sekretarisku Yang Bei, kan?" Su Yuchen mengangguk. "Saya berencana untuk menyerahkan bisnis saya kepada putranya. Dia adalah anak yang sangat cerdas. Dia telah membantu saya dalam banyak kesempatan. Begitu dia menangani bisnis ini, saya berencana untuk mengunjungi Himalaya di mana saya masih menghabiskan hidup saya melayani orang miskin dan membutuhkan, dalam ingatan keluarga saya. "
