01

10.1K 679 23
                                    

War's POV

Rasanya sulit untuk bertahan ditengah keluarga alpha dominan dengan status sebagai omega. Aku bukannya sengaja bertahan disini. Hanya saja, ibuku meninggalkan sejumlah hutang pada keluarga Wong semasa hidupnya. Jadi siapa lagi yang bisa membayar semua hutang itu jika bukan aku?

Aku tidak akan mengeluh karena harus membersihkan rumah selepas sekolah, atau membantu maid lain menyiapkan kebutuhan keluarga ini. Tidak. Itu semua ku lakukan dengan senang hati. Tapi aku benar-benar tersiksa mana kala heat cycle ku datang. Kau tahu, feromon alpha dominan benar-benar menyiksaku. Beruntung tuan besar Wong menyadari masalah ini dan membantuku untuk bertemu dengan dokter keluarga mereka. Aku diberikan pil pereda heat. Sekarang, aku merasa jauh lebih baik dan lebih sehat ketika heat cycle ku datang.

"War, mana mentega yang ku minta?" Suran lagi-lagi berteriak. Tidak tahukah dia bahwa suaranya sangat melengking?

"Tunggu sebentar," aku bukannya tidak ingin cepat dalam melakukan segala sesuatu, hanya saja tubuh pendek sialanku ini tidak bisa diajak bekerjasama. Lagipula kenapa semua benda di rumah ini dibuat sangat tinggi termasuk lemari penyimpanan? Aku sudah menjinjitkan kakiku, tapi tanganku tetap tidak berhasil meraih mentega diatas lemari itu. "Sial," aku berusaha melompat kecil, "Ah!" Aku terkejut ketika merasakan seseorang berada tepat di belakangku. Tubuh kami menempel dan aku langsung menutup hidung ketika feromonnya yang begitu kuat menyebar di sekitarku.

"Naik ke atas kursi atau minta tolong pada seseorang jika kau kesulitan,"

Aku meraih kotak mentega yang diulurkan padaku tanpa berani menatap siapa pemberinya lalu mundur beberapa langkah. Itu semua karena peraturan di rumah ini. Nyonya besar Wong melarang keras para maid menatap langsung atau berdekatam dengan anggota keluarga Wong, kerabatnya bahkan tamu yang berkunjung. Tapi peraturan itu tidak berlaku untuk Suran. Hanya dia satu-satunya yang bisa menatap langsung para alpha yang ada di rumah ini dan berdekatan dengan mereka.

"Omong-omong, apa kau maid baru? Aku belum pernah melihatmu,"

Baru apanya? Aku sudah bekerja disini cukup lama. "Tidak tuan, aku sudah bekerja disini selama tiga tahun."

"Ah, tiga tahun? Itu berarti saat aku masih berada di Eropa."

Aku tidak tahu harus menjawab apa dan hanya mengangguk saja.

"Bocah ini, mengambil mentega saja kenapa lama seka-"

Aku menoleh ke arah Suran dan dia nampak terkejut dengan apa yang dilihatnya.

"T- tuan muda?" Wanita paruh baya itu mendekat ke arah kami. "Anda sudah kembali? Kapan anda tiba?" Ada jeda sebelum dia melanjutkan. "Bukankah seharusnya anda baru akan kembali tiga minggu lagi?"

"Suran, bisakah kau bertanya satu per satu?"

"Maaf, aku hanya terkejut," jawab Suran. "Lagipula kenapa anda berada disini? Apa bocah ini melakukan kesalahan?"

Pria di depanku tertawa kecil. "Aku menolongnya mengambil mentega."

"War, cepat bawa mentega itu ke dapur dan lanjutkan pekerjaanku. Aku akan melayani tuan muda."

Aku mengangguk pada perintah yang Suran berikan. Sebelum benar-benar pergi, aku menatap pantulan kaca di depanku untuk melihat wajah pria yang sedang bersama Suran. Dia memanggilnya dengan tuan muda? Apakah itu berarti dia adalah anak bungsu tuan Wong yang belakangan di bicarakan hampir seluruh penghuni rumah ini?

●●●

Aku membuka pintu kamar dan berjalan perlahan menuju dapur. Ini sudah lewat tengah malam, tapi aku sangat lapar. Entah karena efek obat pereda heat yang ku konsumsi atau apa, tapi akhir-akhir ini aku sering kelaparan menjelang heat cycle ku.

Beautiful NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang