04

5.2K 566 23
                                    

Yin's POV

Hari ini aku dan Prom kembali melewati kelas dan berakhir di club milik sepupu sahabatku itu. Hingar bingar di hampir seluruh sudut gedung dengan empat lantai ini tidak bisa ku hindari. Kombinasi asap rokok, aroma alkohol dan feromon serta scent yang bersatu padu seolah menjadi daya tarik bagi setiap pengunjung. Aku bukan tipe pria baik-baik yang tidak pernah pergi ke club, hanya saja hari ini aku merasa sedikit resah. Tidak tahu pasti apa penyebabnya, tapi tubuhku terasa begitu panas setelah melewati toilet kampus tadi siang, di perparah dengan alkohol yang terus mengalir melewati tenggorokanku.

"Damn! Lihatlah tubuh yang melenggok itu," Prom menggeram rendah sambil mengamati seseorang. "Aku harus memilikinya malam ini juga."

Setelah kalimat itu, bajingan gila bernama Prom yang tidak lain adalah sahabat ku, bangkit dan menghampiri targetnya. Mereka melenggok bersama, menempelkan tubuh satu sama lain, saling menggoda dengan tatapan 'ingin'. Bahkan belum sampai sepuluh menit ketika ku tengok lagi, mereka sudah hilang dari pandanganku.

"Haruskah aku mencari seseorang untuk ku tiduri juga?"

Aku menoleh ketika seseorang datang dan duduk tepat di sebelahku.

"Pria tampan sepertimu hanya cukup duduk saja untuk mendapatkan teman tidur, kenapa harus repot-repot mencari?"

"Begitukah?" balasku. "Kau datang untuk itu?"

Gadis di sebelahku tersenyum penuh karisma. "Jika kau tertarik dan ingin mencoba ku, kenapa tidak?" Tanpa persetujuan, ia naik dan duduk diatas kedua paha ku, mencondongkan dadanya dan menatapku dengan rasa penasaran.

"Kau ingin melakukannya disini?"

"Bagaimana denganmu?" Gadis itu mengembalikan pertanyaanku. "Kau menginginkannya?"

"Menarik juga, aku menidurimu dan di tonton oleh banyak orang. Tapi jika kita melakukannya disini, aku tidak bisa mendengar dengan jelas bagaimana kau memohon untuk ku puaskan karena terlalu bising."

Wajah gadis itu kini condong ke arahku dan wajah kami hampir tidak berjarak. "Lalu, bagaimana jika kita mencari kamar yang nyaman?"

"Bagaimana dengan kamar ku?"

Tawa kecil gadis yang namanya tidak ku ketahui ini membuatku menatap matanya yang bersinar meski cahaya di sekitar kami sangat redup.

"Apa membawa orang asing tidur di rumahmu adalah sebuah hobi? Kau sering melakukannya?"

"Itu bukan benar-benar sebuah rumah. Hanya apartemen sederhana yang cukup nyaman. Dan kau adalah orang pertama yang ku bawa kesana," jawabku setelah meraih pinggangnya dengan tanganku.

"Ah, kau seorang pemula?"

Aku tertawa pelan. "Apa aku terlihat begitu?"

"Dari ukuran benda ini meski aku belum melihatnya secara langsung, sepertinya kau bukan pemula."

Gadis ini sungguh agresif. Aku bahkan baru memegang pinggangnya, tapi dia terus merabaku disana dan disini, bahkan menggesek bagian privat kami dengan sengaja.

"Ku rasa cukup basa basinya," aku bangkit dari posisiku. "Bisakah kita pergi sekarang?" Ajakku padanya.

●●●

Pintu apartemenku hanya berjarak beberapa langkah lagi, tapi tanganku tidak bisa menahan untuk tidak meraih tiap bagian tubuh asing di depanku. Jangan salahkan aku karena telah melepas sebagian pakaian gadis ini, aku benar-benar sudah mencapai batasku.

"Kau benar-benar ahli dalam berciuman," katanya sambil terengah. Dia terlihat sangat seksi. Aku semakin tidak sabar untuk melihat tubuhnya menggeliat dan memohon dibawahku.

Beautiful NightmareTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang