Yin's POV
"What the fuck is going on here?"
Hal pertama yang ada di benakku setelah aku terbangun diatas tempat tidur yang salah satu ujung kakinya patah dan bulu angsa yang berasal dari bantal ku bertaburan memenuhi hampir seluruh ruangan adalah bencana apa yang telah terjadi?
Aku mencoba mengingat kembali apa yang sudah ku lakukan semalam, karena bukan hanya tempat tidur ku yang berantakan, melainkan seluruh kamar ku. Benda-benda berserakan, tirai putih di balik jendela hampir jatuh dan pintu lemari ku hancur. Dari semua hal itu, aku paling tertarik pada feromon ku dan aroma orange yang saling bercampur dan mendominasi seluruh ruangan.
"Dammit!"
Aku bangkit dan berjalan menuju kamar War untuk mencari tahu apakah dugaan ku benar. Dan setelah melihat War terkapar tanpa pakaian dengan lebam di sekujur tubuhnya, aku menarik napas panjang sambil memejamkan kedua mataku.
"Brengsek!"
Aku tidak ingin mempercayai apa yang ku lihat, tapi sedikit demi sedikit rintihan War semalam terngiang di benakku. Saat ini tidak ada yang bisa ku lakukan kecuali menyumpah serapahi diri sendiri karena sudah kehilangan akal sehat dengan meniduri pelayan rendahan sepertinya. Dari semua orang, kenapa harus War? Kenapa harus pelayan?
●●●
Aku kembali ke apartemen setelah menghabiskan waktu sepanjang hari dengan teman-temanku. Ini sudah tengah malam, tapi lampu ruang tengah masih menyala dan ku lihat War sedang memakan sesuatu diatas meja makan. Namun tak lama setelah aku datang, War buru-buru menyelesaikan makannya dan ia kembali ke kamar dengan langkah bergetar sebelum aku menghentikannya.
"Aku memperkosa mu dalam pengaruh alkohol, jadi jangan anggap bahwa kita telah mating. Apa yang terjadi adalah sebuah kesalahan," War terdiam di tempatnya dan menolak untuk menatap ku. "Dan aku tidak ingin seorang pun tahu tentang kejadian kemarin, karena memperkosa seorang pelayan rendahan sepertimu adalah hal yang sangat memalukan."
War hanya mematung di tempatnya, berdiri tanpa sepatah kata.
"Jika sampai seseorang tahu, aku akan membuat mu menyesal sudah berbicara dan aku akan mencabut lidahmu. Mengerti?"
"Baik, tuan muda."
●●●
Meski kami masih tinggal dibawah atap yang sama, tapi aku tidak pernah lagi bicara pada War sejak berbulan-bulan lalu setelah kejadian itu. Tidak ada alasan pasti mengapa aku melakukannya, aku hanya muak melihat wajah War.
"Tuan muda, apa kau ingin makan sup daging sapi hari ini?"
Meski begitu War masih bersikap seperti biasa, seolah tidak terjadi apapun diantara kami. Ia tetap memasak untukku meski aku tidak pernah menyentuh makanan yang disajikannya. Ia tetap melakukan pekerjaannya dan tetap menanyai apa yang ku inginkan, apa yang ku butuhkan dan apa yang bisa dilakukannya untukku.
"Tuan muda, aku sudah selesai masak. Anda bisa makan sekarang," War mengambil mantelnya sebelum berkata. "Aku akan pergi keluar sebentar,"
"Kau pergi atau mati, aku tidak peduli. Berhenti menggangguku dan pergi kemanapun kau mau!"
War mengangguk. "Aku hanya akan keluar sebentar untuk membeli susu. Jika tuan muda butuh sesuatu katakan saja padaku,"
"Bukankah sudah ku katakan jangan menggangguku?!" Aku menghampiri War yang berdiri di dekat meja makan dan melemparkan panci berisi sup panas padanya. "Aku tidak butuh apapun darimu dan berhenti memasak sampah seperti ini!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Nightmare
FanfictionYin-War Omegaverse 🔞🔞🔞 Disclaimer: mengandung kekerasan verbal, fisik dan seksual.