•02ᝰ

221 43 8
                                    

Budayakan Voment
Selamat membacaaa...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Saat masih kecil, Allisya sering pergi diam diam dari rumah untuk membeli cilok di dekat lapangan yang tak begitu jauh dari rumahnya. Namun, semenjak adanya peraturan baru di komplek perumahan tempatnya berada membuatnya sedih. Penjual cilok tidak boleh lagi berjualan di dalam komplek. Ia harus pergi ke dekat jalan raya untuk membelinya.

Tapi hari ini, Allisya kembali merasa senang saat melihat penjual yang sama masih ada berjualan cilok. Tidak masuk ke komplek perumahan,hanya di depan pagar komplek. Penjual itu berdiri dengan sepeda yang dipasangi alat berjualan di belakangnya.

Dengan segera, ia menghampiri penjual itu. Kebetulan, tadi Kindana memintanya untuk membelikan sesuatu sehingga Allisya keluar dari rumah. Dan sekarang, saat pulang, ia melihat penjual itu.

"Eh, nduk Lisya." Allisya tersenyum senang saat penjual itu masih mengingatnya "Sudah lama saya ndak ketemu."

Allisya mengangguk "Soalnya bapak pindah tempat jualan." Penjual itu tertawa saat melihatnya cemberut "Pak, saya beli duapuluh ribu ya, dibagi empat."

"Ya nduk." penjual itu langsung menyiapkan pesanan Allisya. Allisya mengamati. Seketika ia penasaran, bagaimana ia jika berjualan juga. Pemikiran bodoh pikir Allisya karena pasti orang tuanya akan memarahinya. "Iki nduk."

Allisya segera menerimanya dan membayar penjual itu. Setelah mengucapkan terima kasih, Allisya segera pamit pulang. Takut Kindana sudah menunggunya barangnya di rumah.

Benar saja. Baru sampai di depan gerbang, Allisya melihat Kindana sudah menunggunya di depan pintu.

"Ma," sapa Allisya ketika sudah sampai di depan mamanya dan menyodorkan pesanan Kindana.

Kindana menerimanya lalu melihat isinya "Lama banget kamu?"

Allisya mengangkat plastik putih yang di dalamnya berisi 4 plastik cilok "Aku tadi lihat bapak yang dulu suka jualan cilok di lapangan."

"Mama di beliin gak?" Allisya mengangguk lalu memberikan satu plastik cilok kepada mamanya yang langsung diterima wanita itu "Baunya enak ih."

"Rasanya juga."

"Iya. Udah, ayo masuk. Ngapain di luar terus gini." Allisya mengikuti Kindana yang masuk. Saat masuk, ia mendapati kedua adik kembarnya sedang duduk di meja makan. Arvie mengerjakan tugas sedangkan Devian bermain game di ponsel nya.

"Ada yang mau cilok?" Tanya Allisya membuat kedua adiknya langsung menatap ke arahnya. Devian tidak menjawab. Dia balik memainkan ponselnya.

RESPIRARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang