•07ᝰ

125 43 7
                                    

Budayakan Voment
Selamat membacaa.....

Allisya sedang bermalas malasan duduk di ruang makan sembari memainkan ponselnya ketika sang mama memanggilnya dari halaman belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allisya sedang bermalas malasan duduk di ruang makan sembari memainkan ponselnya ketika sang mama memanggilnya dari halaman belakang.

Dengan sedikit malas, ia menghampiri Kindana yang ternyata sedang berkebun. Hari ini bukan hari minggu, tapi sekolah diliburkan entah karena apa. Alasan yang tidak terlalu penting untuk diberitahukan keapada murid. Oleh karena itu, hanya ada Allisya di rumah yang menemani Kindana.

Kedua adik kembarnya masuk. Karena mereka sedang melaksanakan simulasi UNBK yang tandanya kedua cowok itu sebentar lagi lulus dan akan memasuki masa SMA. Sedangkan sang kakak, Fawnia, hari ini ia mendapatkan kelas pagi.

"Ya, ma?" Kindana langsung menoleh begitu sang anak jongkok di sebelahnya "Bantuin mama berkebun. Tolong ambilin pupuk di pojok dekat kolam ya?"

Allisya langsung melakukan apa yang di perintah tanpa membantah ataupun mengeluarkan keluhan dari mulutnya. Setelah mendapatkannya, ia langsung memberikan ke Kindana.

"Mama suka berkebun sejak kecil?" Mendengar pertanyaan dari anaknya Kindana tertawa.

"Enggak. Kamu tanya sama Oma coba Sya, justru mama yang paling malas kalau disuruh urus tanaman."

"Tapi mama kaya suka banget berkebun. Aku kira dari kecil."

Kindana mengulas senyumnya lalu kembali memberi pupuk ke tanamannya "Mama suka kaya gini sejak nikah sama papa kamu. Awalnya cuma iseng aja untuk isi waktu luang karena dulu mama gak boleh kemana mana. Terutama waktu hamil kakak kamu. Eh waktu mama mulau sering beli bibit terus di tanam, mama jadi merasa sekarang ini hobi baru mama." Allisya mengangguk paham.

Ia meraih sepasang sarung tangan yang berada di dekat Kindana lalu memakainya "Aku bantu kasih pupuk, ma." Kindana tersenyum lalu mengangguk. Ia senang, anaknya mau membantu.

Allisya melakukan pekerjaan persis seperti yang Kindana lakukan. Membuka sedikit tanah, memasukkan pupuk lalu ditutup kembali dengan tanah dan ditepuk tepuk agar tanah kembali padat.

Halaman belakang memang sangat pas untuk menanam beberapa tanaman bunga. Tempatmya luas. Dengan rumput gajah mini di seluruh tanah, kecuali di pojokan karena itu spot Kindana untuk menanam bunga.

Sekitar dua jam mereka baru menyelesaikannya. Kindana berdiri lalu meliukkan tubuhnya hingga terdengar suara krek. Ia semakin tua saja.

"Ma, mau aku bikinin minum?" Allisya menawarkan.

Kindana berfikir sebentar "Boleh deh. Es sirup ya? Mama pengen minum yang seger seger hehe." Allisya mengangguk.

RESPIRARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang