•13ᝰ

69 31 1
                                    

Budayakan Voment
Selamat membacaaa....

Allisya mulai melangkahkan kakinya memasuki kawasan sekolah setelah dirasa sepedanya sudah ia parkirakan dengan baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allisya mulai melangkahkan kakinya memasuki kawasan sekolah setelah dirasa sepedanya sudah ia parkirakan dengan baik. Seperti biasa, Allisya datang ke sekolah saat keadaan sekolah masih terbilang belum terlalu ramai.

Allisya menyusuri koridor. Menyapa balas ke beberapa murid lain yang menyapanya. Bisa dibilang, sebenarnya Allisya ini cukup populer di sekolah. Secara, wajah manis dan cantiknya yang polos tanpa riasan sudah cukup bisa dibilang sebagai visual.

Allisya juga terkenal ramah walau dia pendiam. Wajah Allisya yang tampak tenang membuat mereka yang mengenal Allisya menjadi nyaman ketika berhadapan dengannya.

Namun, tetap saja, biasanya orang seperti Allisya tak sedikit juga yang menghujat. Sering Allisya mendapat perlakuan yang tak baik dan mencemooh dari beberapa siswa dan siswi ketika Allisya lewat. Beruntung Allisya bukan orang yang mudah tersinggung dan marah. Jika mendapat perkataan seperti itu Allisya hanya akan menganggapnya angin lalu karena bagi Allisya itu sangat tidak penting untuk di dengar.

Biarkan orang lain menjelek jelekkan tentangnya. Toh, mereka juga yang mendapat dosa sedangkan Allisya mendapat pahala.

"Kak Lisya!" Allisya menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang mendengar namanya diserukan oleh seseorang.

Allisya tersenyum ketika ia melihat yang memanggil namanya adalah adik kelasnya yang ia kenal di satu ekskul "Kak, kata pak Hendri nanti PMR kumpul ya, jam istirahat kedua, sehabis shalat dhuhur. Soalnya ada rapat pambahasan tentang pengundangan PMI tentang pengadaan donor darah." Allisya mengangguk meng iya kan "Kakak kemarin senin kenapa gak masuk ekskul? Ditanyain pak Hendri. Soalnya kemarin senin tuh para anggota PMR kedatangan tamu dari PMI pusat."

Kening Allisya mengernyit "Aku gak tau, Lia. Gak ada yang ngabarin."

"Kakak gak buka grup, ya?" Allisya mengingat sebentar kemudian meringis, ternyata itu salahnya sendiri "Tuhkan. Kakak sih jarang buka grup. Nimbrung aja gak pernah."

"Maaf." Cicit Allisya.

Lia yang melihat hanya tersenyum "Yawes, nanti beneran loh kak, dateng. Dimarahin pak Hendri kalau kaka gak dateng." Allisya mengangguk sebelum Lia pergi untuk kembali ke kelasnya.

Allisya menghela nafasnya kemudian berjalan kembali untuk segera menuju ke kelasnya juga. Allisya memang terbilang tidak cukup aktif dalam mengikuti ekskul, namun, walaupun ia jarang hadir, tapi ia masih sangat di anggap ada disana. Sekolah Allisya sekolah swasta, mungkin itu salah satu faktornya karena guru sangat menganggap murid.

Allisya memasuki kelansya yang sudah diisi beberapa murid. Ia juga melihat Alfa sudah datang dan tidur di tempat duduknya dengan tubuh bersandar di tembok dan tangan dilipat di depan dada. Sepertinya itu kebiasaan cowok itu. Allisya segera duduk di tempat duduknya dan menekuk kedua tangan di atas meja, duduk diam sembari menunggu temannya datang.

RESPIRARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang