•10ᝰ

106 37 23
                                    

Budayakan Voment
Selamat membacaaa.....

Allisya sering bertanya pada dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Allisya sering bertanya pada dirinya sendiri. Kapan dia bisa makan menu sarapan bersama dengan keluarganya terutama dengan sang papa. Dan Allisya selalu menjawab itu tidak mungkin.

Tapi hari ini, Kindana membuat ketidak mungkinan itu menjadi mungkin. Kindana memaksa Allisya untuk makan bersama. Bahkan hari ini Fawnia sampai diminta Kindana pulang untuk sarapan.

Allisya menatap ke makanannya. Sejujrnya, ia bingung, kenapa mama nya melakukan ini?

Allisya menatap ke semua orang yang ada disini. Termasuk ke papa nya. Allisya dapat melihat, wajah pria itu tampak tidak senang ada Allisya disini. Allisya tadi sempat menolak ajakan Kindana, namun yang namanya Kindana, wanita itu tidak bisa ditolak.

Namun, ada yang janggal disini. Kedua orang tuanya tampak saling diam. Allisya jadi takut kalau ini akibat dari dirinya. Kindana mengetahuinya. Allisya ingin menyalahkan Arvie, tapi itu juga bukan salah cowok itu. Arvie keceplosan, itu spontan.

"Lisya, itu makanan kamu dimakan, enggak cuma dilihatin aja." Allisya mendongak ke Erick lalu tersenyum seraya mengangguk "Makan yang banyak. Badan kamu kurus banget. Paman suka pipi mu dulu daripada sekarang. Dulu gembul sekarang kempot."

"Allisya susah makan." Kindana menimpali. Ia tersenyum melihat ke anaknya "Dengerin kata paman Erick tuh. Dia aja sampe bilang kamu kempot."

"Fawnia, gimana tugas kuliah kamu?" Kevin mengalih kan topik.

Fawnia mendongak menatap ke sang papa "Baik, pa. Sebentar lagi selesai. Kalau lancar besok udah selesai."

"Bagus. Berarti besok sudah bisa pulang, kan?" Dengan pelan Fawnia mengangguk.

Kevin tersenyum senang. Allisya melihat itu dengan jelas. Senyuman Kevin benar benar seperti ayah yang bangga dengan anaknya. Senyuman yang tidak pernah ditunjukan kepada Allisya.

Fawnia sangat beruntung ia menjadi anak kesayangan Kevin. Allisya ingin merasakan itu lagi. Tapi, sepertinya tidak bisa.

Allisya tidak pernah mendapat perhatian dari Kevin. Bahkan, Kevin tidak pernah bertanya "Bagaimana kamu disekolah, Allisya?" Atau "Apa yang kamu lakukan di sekolah tadi?" Mana pernah Kevin menanyakannya.

Yang selalu Kevin ucapkan adalah "Jadilah seperti kakakmu." Allisya membenci kata kata itu. Allisya ingin menjadi apa yang Allisya inginkan. Kevin selalu mendukung apa yang Fawnia ingin, tapi Kevin tidak pernah mendukung apa yang Allisya ingin.

Bukannya Allisya benci kepada sang papa. Tidak, Allisya menyayanginya. Sangat. Tapi mungkin ada beberapa hal yang tidak Allisya sukai. Terutama membeda bedakan.

RESPIRARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang