Budayakan Voment
Selamat membacaaaa...Hari ini, Arvie berniat mengajak Allisya ke tempat latihan basketnya agar Allisya bisa sedikit refreshing. Karena kebetulan, hari ini tim basketnya mengadakan sparing dengan sekolah lain.
Awalnya Allisya menolak karena pasti ia akan sendirian disana dan sudah jelas berakhir dengan merasa bosan. Tapi, Arvie berhasil merayunya, hanya dengan, sepulang dari lapangan nanti, Arvie berjanji akan membelikan Allisya se bucket chicken wings di KFC.
Allisya diam saat Arvie memboncengkannya dengan motor. Sebenarnya, umur Arvie belum mencapai usia tepat untuk diperbolehkan menggunakan kendaraan bermesin sendiri, apalagi di Jogja banyak polisi yang berjaga. Beruntunglah Arvie mempunyai tubuh yang tinggi sehingga bisa mengelabuhi polisi yang berjaga. Tubuh Arvie sudah cocok untuk dikatakan anak SMA. Gen dari sang Papa yang memang memiliki tubuh proporsional. Namun sayang, hanya Allisya yang menuruni gen ibunya. Tinggi tapi tidak menjulang.
Mereka sampai di tempat yang dijanjikan setengah jam sebelum sparing dimulai. Begitu masuk, sudah banyak teman Arvie yang datang dan bersiap untuk nanti.
Arvie menarik tangan Allisya dan membawanya ke perkumpulan teman temannya.
"Eh, udah dateng." Ucap salah satu teman Arvie.
"Bawa cewek gaes, siapa tuh?" Ucap yang lainnya.
Arvie ikut duduk seperti temannya dan menarik Allisya agar ikut duduk juga "Dia kak Lisya, kakak gua."
"Mirip lo sih," Celetuk teman Arvie yang lain "Tapi gak mirip Devian. Salken, kak, aku Zidan." ucapnya sambil mengulurkan tangannya. Allisya menerimanya dengan senyum tipis di bibirnya membuat teman teman Arvie terperangah.
"Ayu banget kakakmu, Vie. Kula Dimas kak." sama halnya dengan saat Zidan tadi, Allisya membalas uluran tangan yang Dimas ulurkan.
"Aku Yuslimu, kak. Salken ya." Allisya mengangguk. "Kalau sampingku ini namanya Izzul, dia emang pemalu anaknya."
Allisya menatap anak itu. Benar yang dikatakan Yuslimu, anak itu tampak menunduk malu malu sesekali mendongak untuk melirik Allisya.
"Salam kenal, Izzul." ucap Allisya sukses membuat Izzul tersipu.
"Alus tenan suarane. Wes koyo Putri solo." Allisya hanya terkekeh mendengar ucapan Dimas. Sedangkan Arvie menggelengkan kepalanya mendengar ucapan Dimas yang dari tadi memuji Allisya.
"Kayaknya, mas Dhar dateng bentar lagi. Dia ngabarin gua barusan dia lagi di jalan kecegat bangjo abang. Jarene, kita harus latihan dulu bentar" Yang lain memgangguk menanggapi ucapan Yuslimu yang sedikit campur aduk. Dia terkontaminasi Dimas yang sering bicara pakai bahasa jawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESPIRAR
Teen Fiction"When one door of happiness closes, another opens but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has been opened for us." - Helen Keller Kebahagiaan? Apa itu kebahagiaan? Allisya tidak merasakannya. Tapi, Allisya yaki...