Budayakan Voment
Selamat membacaaa....3757 kata
Awas gumoh
Hehe.
Allisya baru saja menjejakkan kakinya di rumah ketika ia mendengar suara papanya yang sedang tertawa dari dalam rumah. Allisya tersenyum sendu. Langkahnya perlahan mundur urung meneruskan langkah untuk masuk kedalam rumah. Allisya bukannya ingin pergi, ia hanya tidak ingin kedatangannya langsunh membuat tawa itu pudar.
Kakinya membawanya ke halaman belakang rumahnya. Dengan perlahan, Allisya masuk ke dalam rumah melalui pintu belakang yang untungnya tidak di kunci oleh mamanya. Sepertinya, mamanya tadi sempat ke halaman belakang, jadi pintu tidak di kunci.
Dilepasnya sepatu yang ada di kakinya. Gadis itu tidak ingin langkah kakinya dapat terdengar. Walaupun ruang keluarga berada di bagian depan, tetap saja ia takut terdengar. Karena suara bisa saja menggema.
Ia berjalan perlahan dan dengan hati hati. Saat sampai di tangga dekat dapur, ia terkejut saat melihat Devian yang menatapnya dengan tatapan datar. Sepertinya pemuda itu baru saja mengambil minum karena di tangan kanannya terdapat gelas kaca bening yang terisi penuh air putih.
"Ngapain kayak maling?" tanya Devian. Mata tajamnya tak lepas dari sang kakak yang tengah menatapnya dengan tatapan terkejut.
Allisya menormalkan ekspresinya "Nanti bilangin mama, kakak udah pulang."
Devian diam sejenak sebelum mengeluarkan suara untuk membalas "Bilang sendiri. Punya mulut itu di gunain."
"Ada papa."
"Terus kenapa kalau ada papa? Takut?" Devian tersenyum mengejek "Ini yang gua gak suka dari lo. Lo terlalu jadi orang yang penakut. Lemah. Lo pengecut." setelah mengatakan itu, Devian langsung pergi meninggalkan dirinya sendirian di pintu depan dapur.
Allisya menghela nafas bersabar. Ia tidak tau apa salahnya hingga membuat adiknya pun ikut membencinya. Setiap kata yang di ucapkan Devian entah kenapa menyakiti hatinya, menyakiti perasaannya. Namun ia tidak bisa benci. Devian adiknya, ia menyayanginya.
Sebelum ada yang datang lagi, ia segera naik ke atas dan langsung masuk ke kamarnya. Allisya takut jika ada yang datang, itu bukan kakak, mama atau adiknya, melainkan sang papa. Ia masih tidak berani bertatap wajah dengan papanya.
Allisya segera mengganti seragamnya dengan baju rumahan miliknya. Merasa tubuhnya lelah, ia memutuskan berbaring di kasur sembari memainkan ponselnya. Allisya membuka akun instagram. Allisya memang tidak ketinggalan soal sosial media. Tapi, gadis itu membuat akunnya seolang seperti akun anonim yang memuat quotes. Profilnya foto bunga dan postingannya seputar alam dan caption nya kata kata bijak. Itupun hanya 3 foto. Allisya menggunakan akun sosmednya hanya untuk melihat hiburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESPIRAR
Teen Fiction"When one door of happiness closes, another opens but often we look so long at the closed door that we do not see the one which has been opened for us." - Helen Keller Kebahagiaan? Apa itu kebahagiaan? Allisya tidak merasakannya. Tapi, Allisya yaki...