Chapter XLII - Hidden Gate

2.3K 435 59
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

Malam semakin larut sementara itu Equinox dan panglimanya Blazar masih juga sibuk mencari-cari Sideris di tengah hutan. Hasilnya nihil, mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaannya di sini. Suara hewan-hewan liar mengisi kesunyian di kejauhan bersahutan dengan deru nafas dari masing-masing mereka. Tidak lupa dengan Hyades, ia juga sedang berkeliaran seorang diri di dalam sana tanpa di temani siapapun termasuk Aphelion dan panglimanya Luminos. Ia tidak mau siapapun menceramahinya sekarang, ia hanya perlu menemukan keberadaan Sideris dan membawanya kembali ke tempat kemah. Langkah kakinya tiba-tiba terhenti, ia sadar bahwa ia tidak bisa pergi terlalu jauh dari tempat awal dan.. bahkan ia tidak tahu di mana ia berada sekarang.

“Apakah para bangsa El itu tidak becus bekerja?” kesal Equinox. “Dia bilang akan menjaga dari kejauhan. Lalu apakah mereka sudah bertindak sekarang?”

“Siapa yang kau maksud itu Yang Mulia?” tanya Blazar takut-takut karena ia merasa seperti sedang berada di wilayah Ecliptic sekarang.

“Saudari Glasio.” jawab Equinox singkat.

Blazar mengangguk mengingat seorang wanita yang bernama Kithreia yang dillihatnya pagi tadi. “Lalu aku harus bagaimana tuan?”

Equinox berhenti melangkah, berkacak pinggang lalu menghela nafasnya lelah kala udara semakin panas dan peluh mengucur karena telah berjam-jam ia berjalan. Namun tak lama bunyi bergemerisik dari semak-semak tinggi membuat keduanya menoleh bersiaga kalau-kalau ada hewan liar atau musuh yang tiba-tiba menyerang.

“Siapa di sana?!” tanya Blazar tegas. Ia berdiri sedikit lebih depan untuk melindungi tuannya.

Bunyi gemerisik itu semakin keras dan mendekat. Hingga akhirnya sesuatu yang terang muncul di sana, sebuah banteng transparan dan seseorang di belakangnya. “Hyades?! Apa yang kau lakukan sendirian begitu?” omel Equinox terkejut.

Mata Hyades membola namun wajahnya terlihat senang secara bersamaan, “Aku.. aku tersesat. Sedikit.” jujurnya. Banteng cahaya tadi berlari jauh lalu menghilang.

“Apa.. itu tadi?” tanya Blazar bingung. Ia belum pernah melihat hal semacam itu sebelumnya.

Equinox menarik sudut bibirnya sedikit, “Jadi kau mengeluhkan tentang dewa namun kau masih menggunakan bantuan yang mereka berikan?”

“Dewa?” tanya Blazar yang baru mengerti.

Hyades sedikit menunduk karenanya, “Y-ya. Aku tidak punya pilihan.”

“Jadi kau tetap ingin ke masa depan?” tanya Equinox seolah bercanda sekarang.

Hyades tahu bahwa itu semua tidaklah mungkin terjadi. Kepalanya mendongak lemas, “Kau tidak bisa mengabulkannya. Jadi.. mungkin aku pasrah. Kita butuh Sideris sekarang. Tidak ada waktu lagi sampai besok sore.”

Nebula {Carpathians : Magic Labyrinth} [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang