III

63 6 0
                                    

Bel istirahat berbunyi. Joe langsung mengambil bekal makanannya dan buru-buru berjalan keluar kelas.

Ia akan makan ditempat lain selain dikelas. Kelasnya sangat ribut di jam istirahat. Apalagi semenjak Taylor pergi, teman sekelasnya seperti wartawan tak berhenti bertanya kepada Joe. Ia merasa kehidupannya telah terusik.

Joe tahu tempat yang tepat untuk makan. Tanpa pikir panjang Joe langsung menuju ke tempat tersebut. Setelah sampai, ia mengambil kunci dari dalam casing smartphone nya, dan membuka pintu sebuah ruangan.

Ya, ruangan club detektif. Bagaimanapun juga, Joe adalah anggota club ini. Joe lah yang bertanggung jawab selama Taylor pergi. Mereka memiliki 1 anggota lagi yaitu Camila. Tapi seharian ini Joe belum melihatnya, mungkin ia sedang makan dikantin.

Joe menikmati makan siangnya sambil merapikan barang-barang di meja Taylor. Meja tersebut tadinya akan Joe berikan sebagai hadiah kepada Taylor. Tapi Taylor sudah terlanjur pergi dan sekarang meja ini jadi miliknya.

Saat sedang hikmat makan, Joe dikagetkan dengan pintu yang dibuka paksa dari luar. "Akhirnya pintu ini terbuka!" Ucap seorang wanita dari luar ruangan.

Joe sudah mempersiapkan posisi siaga, takut yang datang membawa senjata. Tapi ternyata wanita tersebut adalah Camila.

"Oh Joe, kau sudah kembali dari hibernasi?? Kemana Taylor? Kita menerima banyak kasus selama kau dan Taylor menghilang." Omel Camila dengan suara nyaringnya.

Ia menyodorkan sebuah file berisi banyak kertas yang Joe duga kertas tersebut adalah formulir kasus-kasus yang tadi Camila bilang. Joe menerima file tersebut, membukanya dan membacanya satu-satu.

"Lalu kita harus apa?" Tanya Joe.

"Yaampun Joe! Kita harus terima kasus-kasus ini dan selesaikan. Dimana Taylor?! Kita butuh dia saat ini" Tanya Camila sambil merebut kotak makan siang Joe dan memakannya.

Mendengar nama Taylor, Joe langsung tak semangat dan kembali menutup file kasus-kasus tersebut. "Taylor sedang di Jerman".

Camila terkejut dan menjatuhkan kotak makan Joe sampai isinya berceceran. "APA? Kenapa tiba-tiba dia ke Jerman???".

"Taylor sakit Camila, ia harus berobat 3 bulan disana." Jawab Joe tambah tak semangat saat melihat makanannya dijatuhkan oleh Camila.

"SAKIT?" teriakkan Camila terdengar menyakitkan di telinga Joe.

"Oke oke, kau kasih tau detailnya nanti saja. Jadi bagaimana ini Joe? Club kita berantakan tanpa Taylor. Aku takut club kita ditutup oleh pihak sekolah karena tak berguna" Tutur Camila.

Ucapan tersebut makin membuat Joe murung. Benar juga kata Camila, tanpa Taylor club mereka tak ada yang menggerakkan. Joe kira ia sanggup tanpa Taylor, tapi nyatanya, belum apa-apa Joe sudah menyerah.

"Aku tak boleh menyerah! Taylor sudah berusaha buat membangun club ini. Camila, kau mau bantu aku agar club ini tetap berjalan?" Entah apa yang merasuki Joe, ia tiba-tiba menjadi semangat.

Camila merebut file kasus dari tangan Joe, ia memberikkan 2 kertas kepada Joe dan ia menyimpan 2 kertas lainnya. "Tentu saja Joe! Aku bagian dari club ini. Takkan ku biarkan kepala sekolah menutup club ini. Sekarang, kau temui 2 orang yang ada di formulir itu aku temui sisanya. Kalau sudah, ajak orang itu kemari dan kita atur jadwal."

Joe tersenyum lebar melihat rekan setim nya sangat semangat. "Siap Camila!" Joe berdiri, ia terlihat tak mau kalah semangat.

"Bagaimana?? Aku sudah cocok jadi pemimpin club ini kan? Sudah cocok kan? Kan?" Camila menggoda Joe.

"Sama sekali tidak cocok! Oke aku akan pergi." Joe meninggalkan Camila sendirian.

"Ayolah Joe, jadikan aku pemimpin club sementara!!!" Camila berteriak dari dalam ruangan.

Joe langsung menutup kedua telinganya sambil berlari. "Aku tak dengar!!!" Teriaknya.

***

"Taylor! Kau sudah dapat email tentang pelajaran sekolah hari ini???" Teriak mom Andrea.

Taylor yang sedang melakukan meditasi pagi hari terganggu dengan suara menggelegar ibunya tersebut. Ia menghela nafas karena konsentrasinya buyar sudah. Taylor tak bisa lakukan meditasi lagi saat ini.

Karena rutinitas paginya terganggu, Taylor menyudahi meditasi paginya. Ia meggulung alas yoga dan menyelipkannya diantara sebuah lemari.

Tanpa basa basi Taylor langsung merebahkan dirinya diatas kasur dan meraih smartphone nya. "Baru jam 7 pagi sekarang, bel masuk pun belum berbunyi. Mom Andrea mengacau!" Gumam Taylor.

Saat Taylor membuka kunci smartphone nya, ia malah dibuat kaget dengan notifikasi email nya. Ada banyak sekali notifikasi tentang pelajaran bahkan tugas-tugas hari ini.

Seketika Taylor teringat sesuatu. "OMG! Aku lupa kalau Jerman dan Indonesia zona waktunya selisih 5 jam" Taylor menringis sambil menggeggam erat smartphone nya.

"Ada apa sayang" suara mom Andrea membuat Taylor berhenti meringis.

"Mom? Kok tiba-tiba ada di depan kamarku?!"

"Apa kau lupa Taylor, kita tinggal di apartement yang sama!" Mom Andrea terlihat geregetan dengan Taylor.

"Oh shit! Aku lupaa!" Taylor membenamkan kepalanya kedalam selimut. "Mom aku tak tahan lagi, suasana disini membuat aku sangat stress! Zona waktu yang berbeda dengan Indonesia, semua makanan tak enak, obat-obatan setiap hari, check up, sendirian! Aku sudah tak tahan mom!!" Lanjutnya.

"Ahh sayang" mom Andrea langsung menghampiri Taylor dan memeluk pundak anaknya tersebut. Memberi semangat meskipun disaat yang sama ia juga tak tega melihat anaknya seperti ini.

Taylor membalas pelukan mom Andrea dan berbisik "mom, nanti aku boleh pulang ke Indonesia sebentar tidak?".

Mom Andrea tertawa kecil, ia berbisik juga dan menjawab. "Boleh sayang. Tapi tak ada yang merindukanmu disana".

"MOM!" Taylor cemberut. Mom Andrea tertawa puas melihat anaknya cemberut. Ia senang akhirnya suasana hati anaknya kembali normal.

"Taylor, kau tahu tidak apa yang paling mom rindukan dari Indonesia?" Tanya mom Andrea.

Taylor yang tak tahu jawabannya hanya bisa menggeleng. Di dalam dekapan mom Andrea, Taylor menatap mata ibunya tersebut.

"Mom rindu memasak sarapan untuk kau, Austin, Gigi, dan Papi Scott."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
detective Taylor II: distractedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang