XIII

46 5 1
                                    

Pagi ini, Camila datang lebih cepat dari biasanya. Ia sedang menunggu bel masuk berbunyi, di ruang club detektif. Dengan sepasang earphone terpasang dan sebungkus sandwich, ia terlihat sibuk sendiri.

BRAK!!!

Camila terlonjak mendengar suara pintu masuk didobrak. Pintu tersebut berhasil dibuka, dan seseorang terlihat terperosok ke lantai.

Dengan hati-hati Camila mendekati orang tersebut. Ternyata ia seorang wanita, berambut cokelat panjang. Ia tak bisa melihat wajahnya karena tertutup oleh rambutnya yang berantakan.

"Aduhhh sialan" umpat wanita itu sambil mencoba bangun. Ia menata kembali rambutnya dan wajahnya pun kini terlihat.

"HAILEE?!" teriak Camila, saat sadar wanita tersebut adalah Hailee.

Mendengar seseorang meneriakkan namanya, Hailee langsung berdiri dan memasang posisi siap bertarung. "Kau siapa?! Kenapa kau tahu namaku?!" Ucap Hailee sambil mengangkat kedua tinjunya.

"Umm aku Camila. Aku anggota club detektif. Soal namamu, aku tau karena... Kau cukup terkenal di sekolah ini" Camila menurunkan kepalan tinju Hailee pelan-pelan.

"Ohh sorry. Aku Hailee" ia menjulurkan tangannya.

Camila membalasnya dan tersenyum. "Aku sudah tau hehehe. Btw aku Camila".

"Oh hai" jawab Hailee singkat, ia sibuk membersihkan kotoran yang menempel di seragamnya.

"Umm, btw ada apa ya kau kemari? Kau sendirian atau bersama anggota geng mu itu?" Tanya Camila sambil bantu membersihkan.

"Geng? Aku sendiri!" Jawab Hailee.

"Ini ruang club detektif kan? Aku mencari Joe" lanjutnya.

Camila melonjak. "Joe?! Kau kenal dengan dia?".

Hailee mengangguk. Camila nampak tak percaya Joe yang culun itu bisa berteman dengan ketua geng paling terkenal disekolahnya.

"Joe belum kemari" jawab Camila.

Mendengar jawaban Camila, Hailee langsung mengerutkan kedua alisnya. "Oke aku pamit!" Ucapnya.

"Eehhh begitu doang?!" Camila berusaha menahan Hailee agar bisa lebih lama mengobrol. Tapi nampaknya, Hailee buru-buru dan Camila pun tak dapat mengejarnya.

Karena gagal mempertahankan Hailee, Camila memutuskan untuk kembali melanjutkan sarapannya. Baru saja ia ingin menggigit sandwich nya, tiba-tiba pundaknya dicolek dari belakang.

Saat menoleh, Camila lagi-lagi terlonjak. Sandwich miliknya sampai tersenggol dan jatuh berantakan dilantai.

"Hailee?! Kau balik lagi?" Teriaknya.

Melihat sandwich Camila terjatuh, Hailee tersenyum merasa bersalah. "Aku akan ganti sandwich mu hehehe" ucapnya sambil menunjuk ke lantai.

"Sandwich?" Camila baru sadar, sarapannya sekarang sudah menyatu dengan lantai ruang detektif yang tak pernah ia bersihkan.

Ia menghela nafasnya dan kembali menatap Hailee. "Tak apa Hailee, aku memang seharusnya melakukan diet hari ini".

"Okay.." respon Hailee.

Hailee tiba-tiba duduk di samping Camila saat ingat tujuan nya kembali. "Kau mau membantuku Cam?" Tanya Hailee sambil merapatkan duduknya.

Mendengar kata-kata Hailee, wajah Camila langsung berseri-seri. "Tentu saja!" Jawabnya dengan nada tinggi.

Dimintai tolong oleh salah satu petinggi sosial di sekolahnya merupakan kemajuan bagi Camila. Kehidupan sosialnya yang terlalu biasa saja, bisa bertambah derajatnya kalau dirinya menolong Hailee. Itulah kenapa ia menerima bahkan sebelum Hailee memberitahu apa yang dimintainya

detective Taylor II: distractedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang