IV

54 7 0
                                    

Joe mengetuk pintu kelas XI IPA3 dengan sopan. Ia bahkan sempat bilang permisi. Suasana kelas saat itu sedang ricuh, Joe pernah mendengar kabar bahwa kelas XI IPA3 memang terkenal sebagai kelas yang nakal dan liar. Camila bilang Ada sebuah geng yang terkenal di kelas ini. Geng yang hits bahkan sampai seantero sekolah.

Seorang wanita tinggi berambut hitam pendek menghampiri Joe. Dari tampangnya, Joe menebak ia adalah sang ketua kelas.

"Ada apa pirang?" Tanyanya.

"Aku ingin menemui seseorang bernama Martini, hmm namanya aneh. Ohh Sorry, apa disini ada yang bernama Martini??" Tanya Joe.

Sang ketua kelas tertawa kencang. Joe sampai bingung melihat reaksi si ketua kelas yang berlebihan. "Tak ada yang namanya Martini disini".

Joe bingung, ia membuka lembaran kertas yang ia pegang lalu mengecek kembali formulir kasus atas nama Martini. Apa yang tertera di kertas benar adanya. Martini (XI IPA3), Kasus: Pencurian sesuatu yang berharga.

"Kau bisa cek ini, ada namanya disini" Joe menyodorkan kertas formulir tersebut ke sang ketua kelas.

Si ketua kelas membaca kertas tersebut dan tertawa kencang. "Aku tau ulah siapa ini!!! Aku merasa kasian kepadamu, padahal kau tampan sekali!".

Ia pergi meninggalkan Joe yang kebingungan. Apa maksud perkataannya tadi??

Si ketua kelas kembali masuk dan menghampiri grup perempuan yang sedang berkumpul di belakang kelas. Joe mengintip sedikit, tampang dari perempuan-perempuan tersebut. Ada total 4 orang disana. Pertama ada perempuan yang sedikit pendek dan chubby, Joe ingat dia adalah Selena. Joe pernah menyelesaikan kasus Selena, tepatnya kasus kemalingan. Itulah kasus pertama Joe dan Taylor. Kalau diingat-ingat lagi, ia jadi rindu menyelesaikan kasus dengan Taylor.

Oh! Fokus Joe! Bukan waktunya untuk memikirkan Taylor saat ini. Oke, selanjutnya ada perempuan berambut blonde sepunggung, tatapan matanya sangat tajam dan ugh! Body goals.

Lalu ada wanita sedikit tomboy, ia duduk di atas meja dengan kaki disanggah keatas bangku. Rambutnya blonde dan dipotong pendek, makin menegaskan ketomboyan-nya.

Tiba-tiba, pandangan Joe teralihkan. Joe seakan melihat sepintas cahaya yang hanya menyoroti wanita tersebut. Rambutnya brunette, bergelombang dari atas sampai punggung badannya. Meskipun sedang duduk, ia terlihat tinggi dan memiliki badan seperti seorang model. Dan yang paling parah dari itu semua adalah, senyumnya! Joe tak bisa berkedip saat melihat dia tertawa karena jokes teman-temannya. Benar-benar senyum yang sempurna, pikir Joe.

Seketika, sepintas bayangan wajah Taylor yang sedang tersenyum, masuk kedalam pikirannya. Membuyarkan lamunannya tentang perempuan tersebut. Ada apa dengan Joe! Hei ingat, kau masih milik Taylor!

"Tidak! Aku cinta Taylor, aku tak akan teralihkan. Tidak akan, selamanya!" Gumam Joe sambil menunduk.

"Kau kenapa?" Suara ketua kelas menyadarkan Joe. Ia melihat si ketua kelas datang kali ini bersama seseorang disebelahnya.

OH SHIT! Itu si brunette! Apa yang harus Joe lakukan?!.

"Hai, kau anggota club detektif itu ya?" Tanyanya.

"I- iya. Perkenalkan aku Joe" Joe menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

Si brunette membalas jabatan tangan Joe. Oh shit! Tangannya sangat lembut, ucap Joe dalam hati.

"Namaku Hailee. Steinfeld. Umm Hailee Steinfeld." Ia melepaskan jabatan tangannya dari Joe.

Joe sedikit bingung, "namamu Hailee?" Tanyanya. Dibalas dengan angukkan jawaban dari Hailee.

detective Taylor II: distractedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang