VIII

39 6 0
                                    

"Joe? Kau kemana saja?" Tanya mom Elizabeth saat melihat anaknya akhirnya pulang.

Joe menutup pintu dan melewati mom Elizabeth tanpa bilang apa-apa. Ia berjalan lurus menuju tangga dan naik menuju kamarnya.

"Hei, kau tak lihat mom disini?" Mom Elizabeth terlihat emosi saat diabaikan oleh anaknya.

"Dia buta mom hahaha" Patrick menyambar disela-sela permainan ps nya dengan Austin.

Austin terlihat tertawa kecil saat mendengar jokes Patrick. Tapi mata keduanya tak luput dari layar televisi.

"Patrick! Sana kau ke atas dan lihat keadaan Joe!!" Suruh mom Elizabeth sambil berjalan kembali ke dapur. Menyelesaikan urusannya yang belum juga selesai dari tadi.

"Joe bukan anak kecil mom!" Teriak Patrick.

Mendengar ucapan Patrick, mom Andrea memutar bola matanya. Ia menghampiri anaknya tersebut ke ruang ps. Saat sampai, mom Elizabeth berdiri tepat di depan televisi dan menarik kabel televisi tersebut hingga permainan mereka berakhir.

"Oh mom, serious?! Aku hampir menang tadi!" Patrick frustasi dan membaringkan tubuhnya ke sofa.

"LIHAT KEADAAN JOE, SEKARANG!" nada bicara mom Elizabeth membuat mereka merinding. Patrick buru-buru meletakkan stick PS nya dan pergi ke kamar Joe.

"Oh My God! Mengapa anak-anak ku semuanya laki-laki!" Umpat mom Elizabeth dalam hati.

Tersisa Austin dan Mom Elizabeth sekarang. "Austin, bagaimana keadaan Taylor?" Tanyanya.

"Dia baik-baik saja aunty, hari ini ia menjalankan terapi pertamanya." Jawab Austin.

"Oh syukurlah, sampaikan salamku kepadanya ya".

"Siap Aunty!" Austin memperagakan hormat bendera.

"Kau mau ikut makan malam disini?? Patrick akan sangat senang jika kau ikut" tawar mom Elizabeth.

Wajah Austin langsung berseri-seri. Akhirnya ia akan makan malam bersama seseorang setelah 3 hari ia makan malam sendirian.

"Dengan senang hati Aunty! Tapi aku akan mandi dulu. See you aunty" Austin melambaikan tangannya dan pergi menuju pintu belakang rumah.

Mom Elizabeth membalas lambaian tangan Austin dan kembali ke dapur untuk melanjutkan memasak.

Ditempat lain, Patrick sedang berusaha mengetuk pintu kamar Joe yang tak kunjung dibuka oleh pemilik kamar. Tangannya sampai pegal karenanya.

"Ayolah Joe! Aku harus mengecek keadaanmu atau semua PS ku akan hangus!!!" Teriak Patrick berharap Joe terganggu dan membuka pintu kamarnya.

Benar saja, tiba-tiba pintu terbuka dengan Joe yang keadaannya terlihat baik-baik saja, malah lebih bersinar dari biasanya(?).

"Oke kau baik baik saja!" Patrick membalikkan badannya berniat untuk pergi. Tapi tangannya ditahan oleh Joe.

"Kau bisa jaga rahasia Pat??" Pertanyaan Joe terdengar kurang meyakinkan.

"Tentu!" Jawab Patrick semangat.

Joe tak meresponnya, ia malah menarik paksa tangan adiknya tersebut masuk kedalam kamar dan mengunci kamarnya tersebut.

"Hei aku diculik!" Teriak Patrick.

Joe langsung membungkam mulut Patrick sampai ia tak bisa bernafas. "Kau diam atau kau tak akan bernafas lagi?!".

Patrick mengangguk. Joe melepaskan bungkamannya dan berjalan duduk diatas kasur. Patrick yang sesak nafas berusaha mengatur nafasnya dan menyusul Joe duduk di kasur.

detective Taylor II: distractedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang