X

45 7 3
                                    

15 menit sudah Joe diam di depan rumah Hailee. Tapi tak ada niatan sedikitpun untuk mampir, ia tak pergi dari depan rumah Hailee karena tak tahu arah ke luar komplek. Parahnya lagi, ia tak melihat seorangpun yang lewat untuk bertanya.

Tiba-tiba Joe ingat kejadian di parkiran tadi, ketiga teman Hailee bilang kalau ia tak masuk sekolah. Mereka juga bilang bahwa Hailee tak bisa dihubungi seharian ini. Pernyataan itu membuat Joe sedikit khawatir. Karena, Joe satu-satunya yang tahu tentang perceraian orangtua Hailee. Bagaimana kalau sesuatu yang buruk terjadi? Oh shit.

Joe akhirnya membelokkan mobilnya untuk masuk ke gerbang rumah Hailee. Ia melihat seorang security sedang duduk sambil makan sepotong roti di pos depan gerbang rumah Hailee.

"Permisi Pak. Apa Hailee ada di rumah?" Tanya Joe.

Security tersebut langsung meletakkan rotinya dan mengelap mulutnya yang belepotan. "Ehhh. Maap. Kalo boleh tau, akang ini siapa ya??"

"Saya teman sekolahnya Hailee." Jawab Joe.

Security tersebut keluar dari POS dan memperhatikan seragam yang dipakai Joe. "Oh iya, seragamnya sama kayak yang dipake neng Hailee".

"Neng Hailee ada di kamarnya kang, di lantai 2 samping tangga sebelah kanan" security tersebut menujuk ke lantai 2 rumah Hailee.

"Eeeh enggak pak, saya ga niat buat mampir kedalam kok. Saya cuma khawatir Hailee gak bisa dihubungi dari pagi. Untungnya, kata bapak Hailee ada di rumah, jadi saya ga perlu khawatir lagi" Joe buru-buru menyanggah pemikiran security tersebut sebelum salah paham.

"Alaah si akang mah alesan aja ni, gausah malu-malu gitu lah kang. Saya disini bukan siapa-siapa, gausah segan. Lagipula, akang tau kan kalau...." Security tersebut mendekat ke Joe dan berbisik. "Orangtua neng Hailee baru aja cerai hari ini. Neng Hailee lagi butuh hiburan, siapatau kedatangan akang ditunggu sama neng Hailee".

Joe terdiam. Benar juga kata pak security,  dia satu-satunya orang yang tahu tentang hal ini. Jangan-jangan, tujuan Hailee adalah agar Joe datang dan menghiburnya disaat-saat seperti ini. Joe jadi merasa bertanggung jawab sekarang.

"Oke deh Pak. Saya akan masuk dan menghibur Hailee" ucap Joe dengan mantap.

Pak security langsung tersenyum saat mendengar keputusan Joe. Ia buru-buru membuka gerbang rumah Hailee dan mempersilakan Joe membawa mobilnya masuk kedalam. "Selamat bersenang-senang!" Teriak Pak security.

Setelah memarkirkan mobilnya, Joe berjalan menuju pintu depan rumah Hailee. Ia terlihat kebingungan, haruskah ia langsung masuk kedalam rumah, atau menunggu Hailee keluar?

Joe mengeluarkan smartphone dari saku celananya, ia berniat untuk menghubungi Hailee lewat telepon. Tapi seketika ia ingat bahwa Hailee tak bisa dihubungi dari pagi. Ia langsung memasukkan smartphonenya kedalam saku celananya lagi.

Joe tak kehabisan akal, ia akhirnya memberanikan dirinya untuk menekan Bel rumah. Tapi, setelah beberapa menit, tak kunjung ada jawaban. Joe akhirnya nekad masuk kedalam rumah.

Di dalam sangat sepi, seperti biasanya. Tujuan Joe saat ini adalah kamar Hailee. Ia berjalan sesuai dengan arahan dari Pak Security tadi, yaitu di lantai 2 sebelah kanan dari tangga.

Saat sampai kamar yang dimaksud, Joe lagi-lagi diam. Ia tak berani mengetuk pintu, apalagi membukanya. Tapi, ia yakin bahwa itu kamar Hailee, karena ada sebuah gantungan kayu bertuliskan 'haiz' di depan pintu.

Joe sudah memposisikan tangannya untuk mengetuk pintu. Tapi, tiba-tiba pintu dibuka dari dalam. Joe refleks mundur saat Hailee tiba-tiba membuka pintu kamarnya.

"AAAAAAAAAAA" Teriak Hailee saat melihat wajah Joe. Ia sampai membanting pintu kamar saking kagetnya.

"Hailee, Hailee ini aku Joe. Maaf aku bikin kaget!!!" Joe mengetuk pintu kamar Hailee lagi.

detective Taylor II: distractedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang