XVII

56 4 1
                                    

"Tunggu, tunggu. Kau bohong kan? Tak mungkin Joe berpacaran dengan Taylor" Hailee masih terlihat tak percaya dengan pernyataan Camila.

"Kau tak percaya dengan ucapanku? Aku jujur untuk kebaikanmu juga Hailee. Agar kau berhenti mengejar Joe, karena dia sudah milik orang lain". Camila membela dirinya.

Hailee terdiam. Ia mendudukkan dirinya di sofa samping Camila. Bagaimana mungkin bisa semua terjadi diluar nalarnya. Berbagai pikiran negatif kini memenuhi otaknya.

"Ada apa ini ramai-ramai" Suara berat Joe terdengar dari pintu depan.

Camila dan Hailee sontak menoleh kearah sumber suara. Seketika mereka berdua pucat saat orang yang sedang mereka bicarakan tiba-tiba datang.

"Ehh, Joe... Kau sudah lama berdiri disana?" tanya Camila.

"Aku baru saja datang" jawab Joe santai.

Dalam hatinya Hailee menghela nafas, akan berbahaya kalau Joe mendengar semua percakapan dia dengan Camila.

"Joe, aku ingin bertanya..." Camila melirik kearah Hailee.

Yang dilirik mendadak pucat.

"Bagaimana keadaan pacarmu?" Lanjutnya.

Hailee makin pucat dan gemetar. Ia takut Camila membocorkan bahwa dirinya suka dengan Joe.

"Taylor maksudmu? Dia baik-baik saja. Semalam kami teleponan dan tak ada masalah" Jawab Joe.

"Iya maksudku adalah Taylor!!" Camila menekan nama Taylor sambil melotot kearah Hailee. Ia membuktikan bahwa dirinya benar tentang hubungan Joe dengan Taylor.

"Oiyaa aku lupa Camila, tujuan aku kemari adalah untuk memberi kabar tentang kasus hilangnya bendera merah putih. Ternyata pelakunya adalah salah satu anggota paskibra yang punya dendam dengan kakak seniornya. Jadi kasus itu kunyatakan selesai." Joe melanjutkan mengobrol berdua dengan Camila.

"Belakangan ini tak ada kasus bagus Joe. Akupun bingung semenjak Taylor pergi, sedikit sekali orang yang datang ke Club kita." Camila merespon.

Sekarang, Hailee makin merasa tersingkirkan. Kenyataan bahwa Joe dan Taylor berpacaran cukup memukulnya keras. Sekarang, ia diabaikan oleh Joe seolah kehadirannya tak terlihat. Matanya sudah berkaca-kaca, siap untuk jatuh. Hailee buru-buru berlari keluar ruang detektif.

"Hailee?!" Joe menoleh saat Hailee berlari. Ia bangkit bersiap untuk mengejar perempuan tersebut, namun lengannya ditahan oleh Camila.

"Jangan dikejar Joe, situasinya sedang tidak pas".

Joe menghentikan langkahnya. Sejujurnya ia bingung dengan apa yang terjadi, tapi benar kata Camila. Suasana hati Hailee nampaknya sedang tak baik, Joe memutuskan untuk tak mengejarnya.

Dilain sisi, Hailee masih berusaha menahan tangisnya sambil berlari menuju markasnya di belakang kantin. Ia bingung harus apa, dan harus kemana. Markasnya kini menjadi tujuan utama.

Saat sampai ia langsung menerobos masuk dan duduk ditengah, antara Selena dan Julia. Ia menangis sejadi jadinya.

Keempat temannya kaget bukan main. Hailee yang tiba-tiba datang dan menangis membuat mereka saling tatap.

"Hailes, what's wrong?" Tanya Martha yang berdiri dihadapannya.

"Lo kenapa nangis? Kasih tau siapa yg sakitin lo!!!" Julia mengenalkan kedua tangannya membuat posisi siap untuk meninju.

"Joe..." bisik Hailee ditengah isakannya.

"Joe? Si pirang itu? Dasar cowok brengsek!" sambar Selena yang mulai terpancing emosi.

detective Taylor II: distractedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang