XV

42 5 0
                                    

Still Flashback

Hari kedua masa orientasi sekolah, Hailee merasa lebih tenang. Ia sudah menemukan seorang teman yang selalu membuatnya merasa lebih baik.

Pagi ini, ia sengaja datang lebih pagi agar tak perlu memakan Wig di perjalanan masuk sekolahnya. Saking ingin datang pagi, ia bahkan membawa sarapannya di dalam kotak bekal. Sambil menikmati sarapannya, Hailee mendengarkan musik menggunakan earphone.

"Hailee! Kau sudah datang." Ucap seseorang.

Hailee buru-buru melepas earphone nya dan melihat Taylor sedang tersenyum didepannya.

"Ehh iya Tay. Aku menghindari kakak kelas agar tak disuruh mengenakan wig konyol itu lagi!" jawab Hailee.

"Kebetulan sekali!!! Aku membawakanmu sesuatu untuk membalas mereka" Taylor langsung duduk di bangku kosong sebelah Hailee dan mengeluarkan sesuatu dari tasnya.

Ternyata Taylor mengeluarkan 2 Batang cokelat yang dibalut bungkusan alumunium. Nampak seperti cokelat yang dijual di supermarket.

"Ini untuk apa Tay" Tanya Hailee yang tak paham dengan maksud Taylor.

"2 Cokelat ini nanti kita berikan saat hari terakhir masa perkenalan sekolah. Cokelat ini sudah ku modifikasi dengan bubuk cabai level 30 didalamnya. Siapapun yang memakan cokelat ini pasti akan sakit perut karena kepedasan! Sangat sempurna untuk membalaskan dendam bukan!!!" Jelas Taylor lengkap.

Mendengar ide Taylor, Hailee mengerutkan kedua alisnya. Ia nampak seperti kurang setuju oleh ide temannya tersebut. "Itu terdengar rada kejam Taylor" ucap Hailee pelan.

"Kejam? Mereka mempermalukan kita, terutama kau didepan semua murid sekolah ini Haiz! Mereka jauh lebih kejam dari apa yang kita akan lakukan ini." Taylor masih berusaha membujuk.

"Entahlah, tapi..."

"SEMUANYA BERDIRI!" kata-kata Hailee disela oleh kak Bima yang tiba-tiba masuk kelas.

Mendengar perintah tersebut, seisi kelas yang hanya berisi 4 murid langsung berdiri dengan posisi siap termasuk Taylor dan Hailee.

"Kenapa kalian ada di dalam kelas?! Apa kalian tak baca jadwal hari ini? Hari ini ada perkenalan ekskul, jadi semua murid berkumpul di lapangan basket. Kenapa kalian malah masuk ke kelas?!" Bentak kak Bima. Tak ada satupun murid yang berani menjawab.

"Bodohnya aku!" bisik Hailee.

"Aku juga bodoh!!!" balas Taylor dengan bisikan.

Masih tak ada murid yang menjawab.

"Aduh kalian ini. Yasudah, buat barisan lalu menuju lapangan basket! Dan untuk Hailee dan kau pirang, temui saya di ruang OSIS setelah pulang sekolah". Ucap kak Bima lalu pergi meninggalkan kelas.

Jantung Hailee berdebar kencang saat tadi namanya disebut. Ia harus datang ke ruang OSIS setelah pulang sekolah. Untungnya Taylor juga diperintahkan hal yang sama oleh Kak Bima. Setidaknya jika Ada Hal buruk terjadi, dia Tak sendirian.

"Nama ku kan Taylor, bukan pirang" Taylor terlihat kesal karena panggilan kak Bima tadi.

"Sabar Tay, ayo cepat kita ke lapangan basket" ajak Hailee.

"Aku jadi semakin ingin balas dendam dengan dia! Cokelat yang aku buat pasti berhasil." Ucap Taylor berapi-api.

Hailee menggelengkan kepalanya dan fokus berjalan tanpa merespon kata-kata Taylor barusan.

detective Taylor II: distractedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang