II

70 6 0
                                    

Pagi ini, Joe akan memulai sekolahnya setelah 3 hari tidak masuk. Kondisi kakinya sudah membaik bekakangan ini, tapi tidak dengan hatinya.

Joe masih ragu untuk membuka smartphone nya. Patrick bilang, Taylor kebanyakan kabarnya lewat Patrick. Rada menyesal Joe karena ia ingin kebanyakan kabar Taylor secara langsung.

Akhirnya dengan segenap keberanian, Joe membuka smartphone nya. Ada banyak Line masuk yang tak penting dari teman sekelasnya yang menanyakan keberadaannya. Tapi yang paling terlihat dari semuanya adalah pesan dari Taylor. Jelas paling terlihat, kontaknya di pin oleh Joe.

Ia melihat 2 pesan, pesan terkahir bertuliskan 'Apa kabar Joe?'. Untuk sesaat, Joe merasa bersalah karena tak membalas pesan tersebut. Taylor pasti khawatir bukan main. Joe makin merasa bersalah dibuatnya.

Dengan keputusan bulat akhirnya Joe membuka pesan tersebut dan membalasnya.

Dengan keputusan bulat akhirnya Joe membuka pesan tersebut dan membalasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pesan tersebut terkirim. Joe buru-buru mematikan smartphonenya karena takut dengan jawaban Taylor. Entah apa yang membuat ia takut, mungkin perasaan bersalahhya.

Joe memasukkan smartphonenya kedalam saku celana dan menggendong tas sekolah. Ia buru-buru keluar kamar takut terlambat berangkat sekolah.

Joe melihat ibunya sedang mempersiapkan sarapan untuk semuanya. Di ruang tamu ada Patrick sedang menyisir rambutnya di depan kaca dan Zayn yang sedang memakai sepatu. Seingatnya, hari ini adalah hari pertama Zayn magang di sebuah perusahaan arsitek. Sebetulnya Zayn sudah sibuk Kuliah, tapi nampaknya ia mau mencari pengalaman lain dengan magang.

Yang pertama duduk di meja makan adalah ayahnya. Disusul dengan Joe Dan Zayn. Patrick menolong ibunya membawakan makanan ke atas meja. Setelah semua dipersiapkan, mereka makan dengan hikmat tanpa ada yang berbicara. Salah satu adab yang masih dipertahankan di keluarga mereka.

Selesai sarapan, semua langsung kembali ke aktifitas masing-masing. Saatnya untuk Joe dan Patrick berangkat sekolah. Hari ini mereka diantar dengan Zayn karena alasan kaki Joe yang luka. Sebenarnya itu akal-akalan Patrick saja agar ia tak perlu lelah jalan ke sekolahnya. Meskipun sekolahnya lebih dekat dari sekolah Joe.

Setelah sampai didepan gerbang sekolahnya, Joe turun dari mobil Zayn. Ia menatap gedung 3 lantai sekolahnya. Rasanya sudah lama sekali Joe tak sekolah, meskipun nyatanya hanya 3 hari.

"He Joe, kalau kau ingin dijemput hubungi aku saja oke!" Teriak Zayn dari dalam mobil.

Joe membalikkan badan, "Aku baik-baik saja. Terima kasih".

"Oke brothers, i'm out!" Zayn mengenakan kacamata hitamnya dan tancap gas dengan mobilnya.

Joe tersenyum sendiri melihat saudaranya terlihat lebih tampan darinya jika memakai kacamata hitam.

Smartphone dari saku celana Joe bergetar. Saat Joe cek, ternyata pesannya dibalas oleh Taylor. Buru-buru ia membuka pesan tersebut.

 Buru-buru ia membuka pesan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei pirang. Sebentar lagi bel. Kau tak ingin masuk?" Teriak satpam dari pos nya.

Joe kaget dan buru-buru memasukkan smartphonenya kedalam saku celana. Ia berlari masuk kedalam gerbang tepat sebelum satpam tersebut menutup gerbang.

***

Kembali ke rutinitas membosankan Taylor. Hari ini ia harus jogging di sekitaran taman. Mom Andrea tak bisa menemani karena pekerjaan, jadi Taylor terpaksa sendirian.

Taylor terlanjur bangun terlalu pagi hari ini karena menerima notifikasi pesan dari Joe. Jadi ia memutuskan jogging saat subuh. Selain udaranya segar, tak banyak juga orang yang lalu lalang. Taylor bisa lebih rileks pagi ini.

Saat ini Taylor bertempat di Berlin. Ibukota Jerman tersebut sudah lebih maju dari yang Taylor kira. Ia pikir hanya ada bangunan tua, dan taman-taman kecil. Tapi perkiraannya salah. Berlin ternyata memiliki gedung pencakar langit yang kadang membuat Taylor mengaga.

Taman-taman disini juga bagus. Sangat terawat dan rapi. Taylor sampai lupa waktu asking asiknya berlari disekitaran taman.

Saat matahari mulai naik, Taylor melihat ada kedai halal food di pintu taman. Tanpa pikir panjang, Taylor langsung menuju kesana dan memesan seporsi kebab.

"You doing exercises but you eat kebab kid?" Tanya pemilik halal truck.

"Yeah, whoever can deny kebab sir" jawab Taylor sedikit melawak. Sang pemilik halal truck tertawa kecil sembari memberikan kebab pesanan Taylor. Ia memberikkan beberapa lembar uang dan tak lupa berucap terima kasih sebelum kembali masuk kedalam taman.

Berjalan sendirian di taman seperti ini membuat Taylor sedih. Ia ingat momen ketika Joe dan dirinya dikerjar anjing karena sebungkus cilok.

"Demi tuhan, aku akan berikan apapun untuk membuat moment itu terulang lagi!" Taylor menertawai diri sendiri.

Ia juga ingat kebab dan ciuman pertamanya dengan Joe. Kebab itu yang jadi saksi kebersamaan mereka. Tapi kebab yang ada ditangannya sekarang malah jadi saksi perasaan kesepian yang Taylor rasakkan saat ini.

"Kau kebab yang malang ya. Sama malangnya dengan Aku".

 Sama malangnya dengan Aku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
detective Taylor II: distractedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang