**
"He's so tall, and handsome as hell. He's so bad but he does it so well." —Wildest Dreams, Taylor Swift.
**
Setelah hari dimana Taehyung, Mingyu dan Olivia mengantar Jennie pulang. Gadis itu bersiap untuk bekerja paruh waktu kembali. Sekarang tempat bekerjanya bukan di restoran ayam waktu itu, melainkan berganti tempat menjadi di sebuah cafe yang buka mulai pukul 8 pagi sampai 7 malam. Disana gadis itu bekerja dengan giat. Mulai dari membuat kopi, membersihkan meja, dan mengepel lantai.
Cafe tersebut terbilang cukup famous dikalangan remaja. Pasti ada saja sekumpulan remaja yang menongkrong disana. Meminum kopi, memesan cake dan juga berselfie ria untuk menguploadnya di akun sosial media masing-masing.
Tak salah kalau cafe ini famous di kalangan remaja. Selain rasa makanannya yang lezat, tema cafe di sana juga cukup menarik. Perpaduan antara budaya barat serta budaya timur. Membuat para remaja sangat betah berlama-lama disana.
Waktu kerja gadis itu sebenarnya mulai dari jam 2 siang sampai jam 7 malam. Tapi karena Jennie seorang pelajar, maka sang pemilik cafe tersebut memperbolehkan Jennie datang jam 3 sore. Karena sang pemilik cafe tau rata-rata pelajar SMA akan pulang jam 1 siang, dan sangat tidak mungkin kan apabila Jennie hanya membutuhkan waktu istirahat di rumah 1 jam saja.
•••
Thank You, Tae! | 10
•••
Jennie mengernyit bingung saat pandangannya menangkap kumpulan para siswa dan siswi Hanlim berkumpul di depan majalah dinding sekolah. Para siswa-siswi nya kadang mendorong pelan tubuh orang yang berada di sampingnya karena tak bisa melihat jelas ada pengumuman apa yang tertempel disana.
Jennie mengeratkan pegangannya pada tali tas ransel berwarna hitam miliknya. Langkah nya yang sempat berhenti tadi mulai melangkah kembali menuju majalah dinding yang kini makin dipadati oleh para siswa dan siswi. Jennie meringis dalam hati, agak ragu untuk menghampiri mereka semua. Karena di lihat dari situasi. Kalau dirinya nekat bergabung kesana, mungkin saja kakinya terinjak, rambutnya terjambak, tubuhnya terdorong atau lebih parahnya di bentak oleh Kakak Kelas.
Jennie bergidik ngeri membayangkannya. Tapi ia juga sedikit penasaran ada pengumuman apa yang tertempel disana. Apa kontes kecantikan? Pesta topeng? Lomba Olahraga antar kelas? Atau apa?
"Ayo liat." ajakan dari suara yang paling ia kenali membuat Jennie menoleh. Tersenyum tipis saat melihat Yerin merangkul lengannya dan menatap dirinya dengan senyuman. "Kayaknya pengumuman penting deh. Banyak banget yang liat soalnya," kata Yerin lagi. Kali ini gadis itu sedikit menarik Jennie untuk ikut dengannya.
Jennie pasrah. Mengikuti langkah Yerin yang perlahan masuk ke gerombolan para siswa-siswi. Bahkan gadis berponi tipis itu dengan lincahnya masuk lebih dalam ke gerombolan tersebut, membuat Jennie kewalahan untuk mengikuti Yerin. Tapi pada akhirnya mereka berada tepat di depan majalah dinding tersebut.
Lalu terpampang jelaslah pengumuman yang sedari tadi membuat para siswa-siswi berkumpul dan mendorong satu sama lainnya.
"Perayaan ulang tahun kepala sekolah yang ke 58 tahun?" Jennie dan Yerin kompak berpandangan. Mata mereka bertemu dan saling menunjukkan raut wajah terkejut dan bingung. Kemudian mereka dengan kompak lagi menoleh ke pengumuman tersebut. "Dilaksanakan tanggal 13 Juni," kata mereka lagi dengan berbarengan.
Yerin mengerjap, kemudian bertepuk tangan kecil seraya menggoyang-goyangkan tangan kanan Jennie. Gadis itu tampak senang dengan adanya perayaan ulang tahun sekolah. "Yaampun, Jen. Pasti nanti banyak Kakak Kelas ganteng yang bakalan tampil!"
Jennie mendengus mendengar ucapan Yerin. Kemudian dengan hati-hati Jennie menyeret Yerin keluar dari kumpulan siswa-siswi yang sekarang makin banyak. Jennie menatap Yerin. "Setiap kelas harus nampilin satu pertunjukan kan?"
Yerin mengusap dagu. Berpura-pura berpikir. "Kayaknya." kata Yerin. Tapi sejurus kemudian tersenyum lebar sampai membuat matanya menyipit lucu. "Lo nanti yang tampil ya?"
Mata Jennie sontak saja membulat, dan di iringi suara tepukan yang pelan mendarat ke lengan kanan Yerin. "Gak! Yang ada lo tuh tampil sana."
Yerin cemberut karena lengan kanannya di tepuk oleh Jennie. Ia menatap Jennie sekilas kemudian mengalihkan pandangan dan terpaku pada beberapa sosok yang tengah berjalan mendekat kearah mereka berdua. Ah ralat ke arah majalah dinding maksudnya.
Jennie menghela nafas. Mengikuti pandangan Yerin dan tersentak melihat beberapa teman Taehyung berjalan mendekat padanya. Oh Jennie jangan percaya diri dulu. Mungkin saja mereka berjalan menuju majalah dinding yang persis berada di samping tubuh nya dan juga Yerin.
Tapi bolehkah Jennie percaya diri? Karena dengan tak sengaja, matanya beradu tatap dengan mata Taehyung. Membuat nya merasakan desiran aneh yang mengalir di sekujur tubuhnya, dan rasa memilit di perutnya yang suka di sebut orang sebagai reaksi dari jatuh cinta.
Tunggu. Berarti Jennie sudah terjatuh pada pesona Taehyung?
Oh tidak!
Ini masalah.
"Hei kalian. Abis liat mading kan? Di mading ada pengumuman apa?" suara lembut dari Baekhyun menyadarkan kedua gadis tersebut. Yerin cepat-cepat menjawab. "Bakalan ada perayaan ulang tahun kepala sekolah ke 58 tahun. Di laksanain nya tanggal 13 Juni. Agak mepet kan waktunya?"
June, Jaehyun dan Baekhyun mengangguk. Kemudian Jimin menatap Yerin, "Setiap kelas nampilin satu pertunjukan?"
Gadis berponi tipis itu mengangguk. "Kemungkinan iya."
Jimin tersenyum tipis. Mengangguk pelan di ikuti Mingyu dan Kai yang sok-sok'an stay cool padahal dalam hati mereka meronta ingin bersorak senang karena akhirnya ada perayaan lagi setelah menunggu setahun.
Taehyung menatap Jennie. Mengamati gadis berambut coklat itu dari atas hingga kebawah. Kemudian dia mengernyit saat melihat tali sepatu gadis yang posisinya hampir berhadapan dengannya itu tak terikat. Akhirnya dengan rasa peduli sesama manusia, Taehyung melangkah mendekat. Berjongkok di hadapan Jennie yang tersentak dan memundurkan tubuh.
Semua melongo—kecuali Jimin dan Yerin yang hanya menatap keduanya dalam diam—menatap perbuatan Taehyung pada Jennie. Apalagi June dan Baekhyun, kedua orang itu sampai menutup mulut tak percaya dengan apa yang di lihat oleh matanya. Tangan Taehyung dengan perlahan membentuk simpul pita pada tali sepatu berwarna putih Jennie itu. Pertama mulai dari bagian kanan dan berakhir ke bagian kiri.
Setelah di kira sudah cukup menalikan tali sepatu gadis itu. Taehyung pun bangkit, menatap Jennie yang arah pandangnya mengikuti gerakan Taehyung. Mata gadis itu sedikit tak percaya dengan perlakuan Taehyung padanya. Tapi lelaki itu mengangkat bahu santai. Menurutnya yang baru saja dia lakukan tadi bukanlah hal yang luar biasa.
**Thank You, Tae! | 10
By
TaaNaaKimm
Present©Aku update lagiiiiii.
Jangan lupa vote dan komen ya kawan-kawan ku skalian.
Oh ya. Yang nanya kok gak ada Seungcheol nya? Padahal kemaren pas ke apartemen Kai, Seungcheol ikutan. Seungcheol tuh beda kelas. Dia Kakak Kelas, Kelas 12. Jadi kalo di sekolah gak bareng sama geng nya Taehyung. Tapi kalo di luar sekolah baru deh ngumpul sama mereka. Gitu guys.
Oke deh. See you in next part!😚💜

KAMU SEDANG MEMBACA
THANK YOU, TAE!
Teen Fiction"Pertemuan kita adalah kutukan. Kalimat sapamu adalah kesalahan dan kita tak seharusnya lagi di suarakan." By taaberrychu Original story 2020© Started : 21-02-2020 Finished : 10-04-2022 Soundtrack : Into you - Ariana Grande