**
"Kau membiusku dengan pesona. Sampai aku tak merasa, kalau mencintaimu mungkin saja membuatku terluka."
**
Bel pulang sekolah berdering kencang seantero Hanlim.
Jennie tersenyum tipis mendengar bel berbunyi, pandangannya menatap guru yang memberhentikan penjelasan tentang sejarah Korea. Tak lama kemudian, guru tersebut membereskan buku-bukunya lalu menyuruh semuanya untuk pulang.
Sorakan kebahagian terdengar nyaring di ruangan itu. Jennie menggelengkan kepalanya pada salah satu teman sekelasnya, namanya Hoshi. Laki-laki bermata sipit dan sering di panggil Horangi. Hoshi termasuk dalam kategori lelaki famous di Hanlim. Bukan hanya wajahnya yang terkesan manis, dia pun menjadi salah satu anggota klub basket. Dan bisa di bilang, dia dekat dengan Taehyung.
Hoshi menatap Jennie, kemudian menyengir lebar seraya berlari keluar kelas. Gadis itu terus menggelengkan kepala tak habis pikir pada kelakuan rusuh laki-laki itu. Sebuah tangan menepuk pelan bahunya, membuat Jennie tersentak dan menoleh pada Yerin yang berdiri tepat di sampingnya. "Yuk," ajak Yerin dengan tersenyum manis.
Jennie mengangguk. Keluar dari kelas bersama Yerin, tak lupa salah satu tangan mereka tertaut, mengayunkannya ke depan lalu ke belakang seperti anak kecil. Tawa keduanya pun terdengar, membuat para siswa ataupun siswi yang ada disana menoleh. Jennie meringis pelan, menyenggol tangan Yerin membuat gadis itu terkekeh dan memberhentikan aksi nya.
"Oh ya. Hari ini lo bakalan kerja lagi?" Yerin bertanya pelan. Matanya menatap lurus kedepan. Tak menatap wajah Jennie. Gadis yang di tanya itu mengangguk samar, tersenyum tipis. "Kalo gak kerja ya gimana bisa makan?" kata Jennie lirih.
Yerin mengeratkan genggamannya tangan pada Jennie. "Jen, kan gue udah ngomong berapa kali. Lo mendingan tinggal di rumah gue,"
Jennie menggeleng, "Rin. Bukan gue gak mau. Tapi gue gak bisa. Kalo rumah yang sekarang gue tempati di tinggal gitu aja. Gue takut Bibi gue bakalan ngejual rumah itu. Lo tau sendiri kan? Rumah itu warisan orang tua angkat gue,"
"Jen. Itu kan cuma rumah warisan orang tua angkat lo. Gak papa kali kalo lo tinggal begitu aja. Seharusnya, sekarang tuh lo cari siapa orang tua kandung lo."
Jennie menghela nafas. "Gue gak mau. Gue takut saat gue udah tau siapa orang tua kandung gue, ternyata mereka udah punya anak lagi. Atau mungkin aja, gue punya Kakak?"
Yerin mengernyit, "Gimana bisa lo punya kakak?"
"Ayah angkat gue bilang. Dia pernah liat foto keluarga kandung gue. Di situ ada Mama, Papa dan anak kecil cowok. Kemungkinan itu kakak gue." kata Jennie pelan.
"Dia liat dari mana?" Yerin bertanya, kepo.
"Dari keranjang bayi yang waktu itu di pake buat nyimpen gue di depan pintu rumah ayah angkat gue," jawab Jennie.
"Ribet amat idup lo," cibir Yerin. Kemudian tertawa nyaring. Jennie merapatkan bibir, melirik sinis pada Yerin, membuat gadis itu memberhentikan tawanya.
**
Jennie membenarkan slip bag nya. Ia menatap kembali pantulan dirinya di cermin besar di kamarnya. Sekarang ia akan berangkat kerja. Di sebuah restoran kecil, namun gajinya mencukupi untuk kebutuhan sehari-hari gadis itu. Jennie memakai celana jeans berwarna hitam, dan juga tanktop yang di padukan dengan baju bermodel jaring berwarna biru cerah.
![](https://img.wattpad.com/cover/214767912-288-k620364.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
THANK YOU, TAE!
Teen Fiction"Pertemuan kita adalah kutukan. Kalimat sapamu adalah kesalahan dan kita tak seharusnya lagi di suarakan." By taaberrychu Original story 2020© Started : 21-02-2020 Finished : 10-04-2022 Soundtrack : Into you - Ariana Grande