Perayaan Bahagia

1.1K 179 20
                                    

Drrt drrt

Drrt drrt

"siapa sih! Pagi pagi juga"

Aku berdumel karena tidurku diganggu oleh suara deringan telefon yang tak kunjung berhenti.

Dengan rasa kantuk yang mendominasi dan nyawa yang masih terkumpul setengah, aku berjalan ke arah meja belajar karena handphone ku tergeletak diatas sana.

📞"hallo!"

📞"widih galak amat neng"

📞"Nuca!! Ini masih pagi juga udah berisik telfon mulu"

📞"woilah anak perempuan jam segini masih ngebo aja.
Sini ke burjo depan, aku disini"

📞"hmm ya"

Aku menutup sambungan telfon Nuca sambil melirik jam di layar handphone. Sedikit kesal karena waktu tidak se-siang yang diucapkan Nuca. Kadang dia memang suka berlebihan.

'Ck! Masih jam setengah 7 padahal!'

Aku berjalan dengan malas menuju burjo depan kos, tentunya setelah cuci muka dan gosok gigi.

Burjo ini terletak diseberang kos ku. Belum lama buka nya, paling baru seminggunan. Semenjak adanya burjo ini makan ku lebih terjamin, setidaknya aku sekarang tidak perlu jalan lumayan jauh lagi untuk membeli makan.

Dari seberang jalan aku sudah menemukan keberadaan Nuca. Masih sepi, atau memang sepi? Karena hari libur walau sehari begini pasti orang-orang lebih memilih tidur dan bangun siang, seperti rencana ku sebelum dirusak Nuca.

Aku mendudukkan diri disebelah Nuca yang sedang memakan tempe goreng, lalu ku jatuhkan kepalaku pada pundaknya.

"aku masih ngantuk, Nuc" kata ku manja.

Nuca menjauhkan badannya sedikit lalu mengamati penampilanku.

"kok belum ganti baju? Nggak malu pake baju ginian?"

"biarin, Cuma ada kamu saja Pak Parjo aja kok"

Aku memang belum ganti baju, hanya mengenakan kaos dan celana pendek selutut khas pakaian rumahan. 'Yang penting sopan', pikirku.

"Pak Parjo!" sapa ku pada Pak Parjo, penjual di burjo ini.

"mbak Tiara tumben pagi-pagi gini sudah kesini"

"nih dipaksa orang ini", aku menunjuk Nuca dengan kepalaku yang kemudian malah di toyor Nuca.

Karena belum terlalu berselera untuk sarapan yang berat, aku memilih memesan susu hangat dan singkong goreng.

Nuca bercerita banyak hal pagi ini. Mulai dari perlombaan di sekolahnya yang mengantri untuk dia ikuti, mengenai dunia musik nya yang katanya sekarang sedang abu-abu karena ada suatu hal yang masih belum bisa aku ceritakan pada kalian, sampai mengenai konspirasi-konspirasi The Simpsons.

Kali ini aku sebagai pendengar, sedikit menanggapi saja.

"emang tente Rima nggak masak apa Nuc? Jauh banget sarapan sampai sini"

"masak sih. Cuma, lagi kangen aja sama Pak Parjo. Ya kan Pak?"

"Yoi mas!" sahut Pak Parjo dari tempatnya

"yaudah sana noh deket-deket sama Pak Parjo sana! Lebih baik aku balik tidur aja!"

"hahaha canda... ya aku pengen ketemu kamu dong! Dah nggak usah sok marah gini, makin cantik nanti"

Aku merasakan Nuca mengelus rambutku dengan pelan dan lembut. Lalu dia kembali serius dengan sarapannya.

Oiya, mengenai marah aku jadi ingat sesuatu. Semalam kan aku sedang kesal dengan Nuca, emm Keisya juga. Aku jadi teringat hal itu lagi, yang membuatku penasaran. Apa aku tanya Nuca sekarang aja?

MelodiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang