Part 12

17 2 0
                                    

"Kak..kaka tau?..aku gak pernah ngebayangin aku bisa ketemu ka Husna,awalnya aku cuma iseng aja cari cari alamat kaka,tapi akhirnya jadi kaya gini"
"Kaka juga gak pernah ngebayangin kaka bisa nemuin orang yang namanya Arumi"
Mereka tidur bersampingan di atas kasur Husna.
"Kak.."
"Hmmm"
"Aku gak tau apa yang akan terjadi suatu saat nanti,yang jelas ka husna harus janji,ka husna gak akan pernah lupa sama aku,ataupun beda sama aku"
"Insya alloh" Husna merespon dengan senyuman.
"Karena kaka belum tau semua tentang keadaanku?"
"Emangnya kamu kenapa?"
"Aku yakin suatu saat nanti kaka bakalan tau "

Husna hanya menoleh Arumi yang sedang memejamkan matanya.

Burung pun berkicau menybut indahnya pagi dan hangatnya mentari.

"Ka..Arumi pulang sekarang ya."
"Mau sekarang banget?"
"Enggak juga,Nanti setengah jam lagi"
"Ya udah kaka anterin ya?"
"He.he..iya ka makasih,ka arumi minta di foto sama kaka ya,plisss"
"Mau di handphone siapa?"
"Handphone aku ada di kamar kaka,pake handphone ka Husna aja ya,nanti kirimin ke handphone aku"
"Ya udah,sini disamping kaka,kamu yang pegang ya"
"Ok..1....2...3...cekrek..."
"Coba sekali lagi"
"Ok..ok..1...2....3...cekrek"
"Udah..?"
"Ya..makasih ya ka..nanti kirimin ke handphone aku"
"Ok deh"
"Ka..aku pulang sekarang ya ka"
"Ya udah ayo"
Arumi dan Husna pun masuk ke dalam mobil Husna.
"Ka..ka ali pernah ngelamar kaka?"
"Kalo bener bener ngelamar bilang sama orang tua kaka sih gak pernah rum,cuma secara tidak langsung dia nunjukin kalo dia sayang sama kaka"
"Cieeehehee...ka Husna suka juga kan?iya kan?"
"awalnya kaka sempat suka sih atau juga bisa di bilang baper lah..tapi kamu diem ya..kaka gak pernah loh cerita kaya gini sama orang"
"Ok tenang,aku gak akan ember kok,alasan kaka beper sama ka ali kenapa?"
"Ya...kaka pikir dia laki laki yang berbeda dari yang lain,soalnya dia sweet banget,meskipun gak terlalu ganteng sih" Husna sedikit bercanda.
"Ciee...sweet..ahhahaha..aku tau kaka juga suka sama ka ghani kan?"
"Kamu tau dia dari mana?" Husna sangat terkejut dengan pernyataan Arumi.
"Kaka kan orang terkenal di campus,masa sih aku gak tau tentang kaka..hi..hi.."
"Aduhh..udahh rum kaka jadi malu,nanti kaka nyetir nya gak bener lagi"
"Hmmmm..." Arumi mengangkat bahunya,dan tersenyum.

Obrolanny pun telah menemani mereka selama dalam perjalanan.
"Nah..udah sampai rum."
"Makasih ya ka,kaka ikut masuk ke rumahku dulu ya?"
"Lain Kali aja kaka main ke rumah kamu ya,kaka belum beresin butik"
"Ya udah beneran ya?"
"Iya..."
"Ya udah makasih ya ka,dadah"
"Dahhhh....."

"Tok..tok..tok.."Arumi mengetuk pintu
" assalamualaikum.."
Karena tidak ada jawaban Arumi terpaksa masuk ke dalam rumahnya.
"Bu..??,ayah?.."
"Pada kemana sih?"
Karena tak ada satu pun orang yang ada di rumah,Arumi menelpon ibu nya."tuuuut...tuuuut...tuuut.."tak lama ibunya pun mengangkat telpon dari anaknya itu.
"Hallo..Assalamualaikum rum,ada apa sayang?"
"Ibu lagi dimana?kok di rumah gaada siapa siapa?"
"Ibu sama ayah lagi keluar dulu,nanti sore juga pulang"
"Ya udah iya"
"Makanan udah ada ko,kalo kamu mau masak,masak aja"
"Iya bu..."
"Ya udah,ibu tutup ya telpon nya"
"Iya bu Assalamualaikum"
"Waalaikumussalam"

Arumi merasa bosan dengan tingkahnya di rumah yang sendirian.
"Aku ke kamar aja deh"
Seperti biasa Arumi sangat bersahabat dengan kamarny,sampai sampai dia anggap kamar adalah separuh hidupnya.
"Aku nulis aja deh kayanya"
Arumu membuka buku diary kesayangannya dan mulai mencoretkab tinta di atas lembaran kertas bukunya.

Semakin hari semakin aku merasakan berkurangnya umurku,aku tak ingin melihat semua orang yang aku sayangi bersedih melihat diriku yang akan terbujur kaku.
Ya Alloh..
Aku mohon,sebelum kau ambil diriku dari bumi ini,berikanlah kesempurnaan dahulu untuk dapat aku nikmati,walaupun itu hanya satu menit.

Tak terasa darah dari hidung Arumi menetes pada kertas yang sedang di tulisnya.
"Astagfirulloh..darah" Arumi memegang lubang hidung yang sedang mengalir darah.
Dia pun secepatnya membersihkan darah yang mengucur ke tangannya.
"Aku lupa dari semalam aku belum makan obat" Arumi pergi ke dapur dan mengambil air,untuk memakan obat.

Hati Arumi menggerutu,sembari menatap obat yang ada dilam wadah.
"Aku cape kalo harus kaya gini terus,dari umur 5 taun,sampai sekarang aku gak pernah berhenti minum obat,sampai ibu dan ayah rela beliin obat aku yang segitu mahalnya.maafin aku bu..yah..aku hidup hanya menyusahkan kalian semua"
Arumi hanya bisa meneteskan air mata.

Antara Harapan Dan PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang