Chapter 14

208 43 10
                                    

"Gpl apa?"

"GAK PAKE LAMA! ZARRA"

"Ish iya-iya"

Tut tutt

Sambung di putus secara sepihak.

"Emang ada apaan sih?" gerutu Zarra.

Segera Zarra berlari menuju kamarnya.

Ia menyiapkan pakaian yang akan di pakai nanti dan mengambil handuk. Kemudian, Zarra bergegas menuju kamar mandi. Zarra berjalan keluar kamar mencari seseorang, ketika Zarra melihat bi Jum tengah menyapu di dapur segera Zarra menghampirinya.

"Bi, mamah mana ya?" tanya Zarra.

"Ada di kamarnya neng, eh kok neng Zarra mukanya..." bi Jum tidak melanjutkan kalimatnya karna takut Zarra akan marah.

"Iya bi tadi Zarra abis bikin kue di rumah teman" sahut Zarra kemudian, masuk ke kamar mandi.

Zarra membuka pintu kamar mandi dan masuk kemudian, menutupnya.

Ia menggantungkan handuknya lalu, berdiri di depan cermin.

Betapa terkejutnya Zarra ketika melihat wajahnya sendiri.

"Jadi pantes aja Zhian tadi ketawa, Hahaha" Zarra menertawakan dirinya sendiri.

"Pasti tadi muka Zarra lebih parah dari ini" tebak nya.

"Zarra maluuu!!" ucapnya sedikit berteriak.

"Ya ampun kok baru malu sekarang sih" Zarra menutup wajahnya dengan kedua tangan.

~*****~

Tut tutt

Dinda memutus sambungan secara sepihak.

"Beres, Zarra udah gue telpon" ujar Dinda kepada dua pria yang sedang berdiri di depannya.

"Terus Zarra bakalan dateng nggak?" tanya Dika.

"Tenang aja Zarra bakalan dateng kok" sahut Dinda sembari tersenyum Pepsodent.

"Terus Zhian gimana?" tanya Dika lagi.

"Pasti dia nggak mau dateng" cetus Randy.

"Lo aja yang nelpon Kai" sambungnya.

"Betul tu" tambah Dinda.

"Nggak ah gue nggak tau gimana cara ngajak si hati batu tu" beber Dika.

"Lo aja nda" Dika menunjuk Dinda.

"Enak aja masa gue lagi, abis pulsa gue ntar lo mau beliin hah" protes Dinda.

"Yehh pulsa doang lo bisa minta ke Randy yakan geb" ujar Dika.

"Dihh gue aja nggak ada pulsa" sahut Randy.

"Eh untung gue nggak punya pulsa jadi, bukan gue yang nelpon yihiii" lanjutnya.

"Alesan lo!" ketus Dinda.

"Nih pake ponsel gue, lo yang nelpon" Dinda menyodorkan ponselnya.

"Kok gue sih" protes Randy

"Cepetan!" tukas Dinda.

Randy pun mengambil ponsel Dinda dengan terpaksa.

"Mampooss" kekeh Dika.

"Oke yang waras ngalah" ujar Randy.

Randy menghidupkan ponsel Dinda.

"Kata sandinya apa nih?" tanya Randy datar.

"Alahh paling juga 1 2 3" tebak Dika.

"Sembarangan, sini!" Dinda merebut ponselnya dan mengetik kata sandinya. Lalu, memberikannya lagi kepada Randy.

Evil AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang