Chapter 19

295 24 11
                                    

---------------

"Indahnya bulan dan bintang yang selalu hadir di setiap malam, tidak seperti dirimu yang meninggalkanku dalam kegelapan"

---------------

🍁🍁🍁


Zarra berjongkok agar tidak terlihat, ia kemudian mengintip Dika yang masih memejamkan matanya, lalu menoleh ke kanan, ia terkejut dengan apa yang dilihatnya dan refleks berteriak,"Aaaaa- mmph" dengan cepat Zhian mendekap mulut Zarra.

"Sepu...luh!" seru Dika sembari membuka matanya.

Dika mengedarkan pandangannya sekeliling,"Loh kok kalian ninggalin gue sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dika mengedarkan pandangannya sekeliling,"Loh kok kalian ninggalin gue sih?"

"Bukannya lo yang nyuruh kita sembunyi?" Randy menampakkan dirinya.

"Si ogeb ketemu!" Dika tertawa terbahak-bahak.

"Anjirr gue kena jebakan" ujar Randy datar.

Dika berjalan menelusuri banyak tempat, hingga ia tiba di dekat pohon tempat Dinda bersembunyi.

Dika memutari pohon tersebut begitupun Dinda. Dika berjalan semakin cepat membuat Dinda kewalahan untuk menghindarinya.

Dika berbalik ke arah yang berbeda,"BWAAA!" Dika mengagetkan Dinda.

"AAAAAA!!" pekik Dinda terkejut.

Dinda mengambil batu kerikil yang berada di dekatnya, lalu melemparkannya pada Dika.

"Lo berani kagetin gue lagi hah?!" ujar Dinda kesal.

"Haha ampun... Ampun" Dika berlari menghindari lemparan batu.

"Tinggal Zhian sama Zarra" ucap Dika.

•••••

"Aaaaa-mmp" dengan cepat Zhian mendekap mulut Zarra.

"Berisik nanti kita ketahuan" bisik Zhian.

"Ketahuan ngapain?" tanya Zarra yang otaknya sedikit ngeblenk jika berada terlalu dekat dengan Zhian.

"Ha?"

"Apa?"

"Nggak" Zhian memalingkan wajahnya yang memerah.

Zarra memiringkan kepalanya untuk melihat Dika. Ia melirik kanan-kiri, namun tidak menemukan keberadaan Dika, di depan sana hanya ada Randy dan Dinda yang sedang duduk.

Sedangkan Zhian hanya duduk bersilang dan menyandarkan kepalanya di pagar. Tiba-tiba saja seekor kucing berwarna abu-abu bercampur putih datang mendekatinya.

"Puss pussh" dengan hati-hati tangan Zhian membelai lembut kepala kucing. Ia kemudian mengangkat kucing itu, lalu meletakkannya di pangkuan kaki.

"Hai nama kamu siapa?" Zhian terus membelai bulu kucing yang lembut dan lebat itu.

Evil AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang