—————————————————
"Lebih baik terluka fisik daripada terluka batin, karena menyembuhkan luka di kulit lebih mudah daripada menyembuhkan luka di hati"
—————————————————
🍁🍁🍁
"Maaf ya pacar saya emang orangnya cemburuan" ucap Aska pada adik kelasnya yang langsung di tarik oleh Zarra.
"Yah... udah punya pacar. Pupus sudah harapan gue" lirih perempuan itu sembari menatap Aska dan Zarra yang sudah menjauh.
"Aska kenapa sih? Kenapa minta tolong sama adik kelas tadi? Seakan-akan nggak ada Zarra di sana" ucap Zarra sendu bercampur kesal.
"Tadi kan lo bilang nggak peduli sama gue, makanya gue minta tolong sama adik kelas tadi. Kenapa? Lo cemburu?" ujar Aska sembari tersenyum jahil.
"Sebagai seorang sepupu Zarra merasa terabaikan!" cetus Zarra.
"Jadi lo pengen di perhatiin?" Aska mendekatkan wajahnya.
"Eh? Zarra nggak ngomong gitu!" Zarra menatap tajam Aska, Sedangkan yang di tatap malah tersenyum.
Aska lalu mendekatkan mulutnya ke telinga Zarra,"kalo cemburu bilang aja" bisik Aska pelan bahkan sangat pelan. Detik berikutnya Aska melingkarkan tangannya di pinggang Zarra dan meletakkan dagunya di atas pundak Zarra.
Zarra terkejut dengan perlakuan Aska hampir saja ia akan mendorong tubuh Aska, namun terurungkan karena rasa nyaman dan hangat yang menjalar di setiap aliran darahnya.
"kayak gini bentar aja" bisik Aska terdengar sendu sontak membuat Zarra membalas pelukannya.
Tiba-tiba Zarra mengingat kembali bagaimana Aska dulu selalu bisa menenangkannya hanya dengan sebuah pelukan hangat.
Tanpa mereka sadari seseorang tengah menatap tajam ke arah mereka. Ia mengepalkan tangannya erat seakan-akan sedang menahan amarah yang sedang menggebu-gebu. Seseorang itu lantas bergegas pergi meninggalkan perpustakaan.
Aska menyudahi pelukannya,"Lo nangis Za?" tanya Aska ketika melihat mata Zarra berkaca-kaca.
"Nggak kok" jawab Zarra, ketahuilah ia sedang berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis.
"Ya udah kalo gitu kita balik ke kelas yuk" ajak Aska.
"Tapi bukunya?"
"Nggak papa lain kali kita cari lagi" ucap Aska dan mendapat anggukan dari Zarra.
Sebelum meninggalkan perpustakaan Aska sempat melirik jam dinding yang menunjukkan 5 menit lagi waktu istirahat habis.
•••••
Aska mengantar Zarra sampai ke kelas, walaupun tadi Zarra sempat menolaknya Aska tetap bersikeras mengantarkan Zarra sampai ke kelas.
"Nanti pulang bareng gue oke" Aska mengacungkan ibu jarinya.
"Nggak usah Zarra di jemput kok" bohong Zarra, ia tak ingin mendapat amukan dari Farah karena selalu bersama Aska.
"Ohh ya udah, kalo ada apa-apa telpon gue secepatnya" ujar Aska yang hanya di anggukan oleh Zarra.
"Gue ke kelas dulu ya, bye" pamit Aska, kemudian pergi meninggalkan Zarra yang masih berdiri di teras kelas.
Zarra terus memandangi punggung Aska yang menjauh entah kenapa ada rasa gelisah ketika Aska jauh darinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Evil Angel
RandomBagaimana jika dihidupkan kembali, namun harus disembunyikan di dunia yang berbeda? "Second Life or Second Death" . . . "NGGAK! NGGAK BISA KAYAK GITU!!!" - Zarra Azilla. "Apa nggak ada cara lain?!" - Randy Gauzan. "Gue nggak percaya, INI SEMUA PASTI...