BAB 26

307 16 2
                                    

Seekor pangeran duyung berwajah tampan dengan siripnya yang berwarna orange tapi sedikit keemasan tengah berdiri memperhatikan sesuatu yang mencuri perhatiannya.

Tanpa ia sadari, ia telah menatap objek yang menurutnya sangat menarik itu selama 15 menit tanpa berpaling,hingga sebuah panggilan membuat dirinya tersadar.

"Pangeran arka?" panggil ratu renggani.

"Ah iyah" jawab pangeran arka sedikit terkejut.

"Kau sedang memperhatikan patricia"

Pangeran arka sedikit malu, karena pernyataan yang di ucapkan ratu renggani seratus persen benar.

"ah iyah" pangeran arka menjawab namun sedikit memalingkan padangannya dari ratu karena sedikit malu.

"Aku sudah dengar dari raja rantara tentang dirimu dan niat baikmu itu"

Pangeran arka mengusap belakang lehernya.
"ah iyah"

"Aku sangat setuju akan hal itu,tapi semuanya tergantung pada patricia karena aku tidak ingin memaksakan perasaannya"

"Jika patricia menolak,aku tidak akan keberatan karena aku juga paham bahwa perihal hati tidak bisa di paksakan"

"sebentar" ucap sang ratu, lalu ratu memanggil patricia yang sedang berkumpul dengan putri duyung yang lainnya.

Patricia menghampiri ratu yang sedang bersama pangeran arka.

"ada apa bu?" tanya patricia.

"Ibu ingin kamu belajar dengan pangeran arka tentang bagaimana menjadi pemimpin yang baik"

Terkejut dengan pernyataan ratu,lagi-lagi pangeran arka mengusap belakang tengkuk lehernya.
"Ah tidak juga"

"Tapi bu..." baru saja patricia ingin menolak tapi ratu sudah memotong ucapannya.

"Baiklah ibu tinggal dulu".

*****

Pangeran arka dan patricia berenang sedikit menjauh jadi wilayah sekitaran kerajaan.

"Bereka berduka duduk disebuah karang yang cukup besar dan mampu menahan bobot mereka.

"Putri patricia" ucap pangeran arka membuka percakapan diantara keduanya.

"Patricia ajah, biar lebih akrab"

"baiklah"

"Sebenarnya aku ingin, aahh"
Tiba-tiba pangeran arka merintih kesakitan sambil memegang dadanya.

Patricia memegang punggu tangan pangeran arka yang tengah memegang dadanya.
"kamu kenapa?,apa semuanya baik-baik saja?"

Pangeran arka tidak menjawab lalu seketika ia kehilangan kesadaran.
Patricia mengangkat kepala pangeran arka dan meletakannya dilengan tangan kirinya,sedangkan tangan kanan ia pergunakan untuk menepuk-nepuk wajah pangeran arka.

"pangeran bangun dong, ini kenapa dah aduh" patricia cemas.

Patricia mulai bertelepati untuk meminta bantuan. Patricia berniat akan bertelepati dengan gracia karena gracia adalah yang paling peka.

*****

Akhir-akhir ini gracia disibukan oleh tugasnya sebagai perdana menteri kerajaan yang baru. Ia berusaha menguak lebih dalam mana yang menjadi kewajibanya dan nama yang menjadi haknya.

"heh buntal?" panggil tian pada gracia yang sibuk dengan urusanya.

"Perdana menteri nih" jawab gracia sambil sedikit menyombongkan diri.

Tian mencubit kecil pipi gracia.
"apapun kedudukanmu di istana, kedudukan dirimu dihatiku tetap sama" tian memberi pernyataan.

Gracia tidak menjawab ia hanya berkedip dua kali.

"Sedang apa?" kali ini tian bertanya untuk mencairkan suasana antara mereka,karena gracia hanya diam mematung.

"aku sedang.. "
Saat gracia ingin menjawab, tiba-tiba telingannya berkedut.

Gracia, kau dengar aku?
Aku butuh bantuan,pangeran arka tidak sadarkan diri cepatlah kau kemari.

Rupanya patricia dalam masalah dan ia meminta bantuan pada gracia.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya tian saat ia menyadari raut wajah gracia yang berubah.

"patricia sepertinya dalam masalah,dia meminta bantuanku barusan" jawab gracia.

"Aku akan mengajak panglima yang lainya, dan kau beritahu saudarimu yang lain"

"Baiklah".

Tian meminta bantuan panglima yang lain, dan gracia memberitahu yang lain juga.

Aku belum berbuat apa-apa tapi masalah sudah muncul begitu saja.
Aku yakin kali ini neptunus berpihak padaku.










MermaidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang