Memimpikanmu.
Kata-kata itu terus terngiang di pikiran Hara. Ia sangat yakin kalau kata-kata itu berasal dari Suhan, dan memang suara Suhan-lah yang didengarnya.
Dan, genggaman tangan mereka yang makin erat, tidak mungkin Hara tidak merasakannya. Bahkan, hangatnya tangan Suhan yang menggenggam tangan kanannya masih terasa sampai saat ini.
Apa kata-kata itu diucapkan Suhan dalam keadaan sadar?
Hara masih tidak tahu. Butuh sekitar lima detik untuk Hara menyadari kalau kata-kata itu diucapkan oleh Suhan.
Mata gadis itu membelalak kaget mendengar jawaban tidak terduga. Padahal Hara ketika itu hanya berbicara pada dirinya sendiri, bukan bertanya pada Suhan dan mengharapkan jawaban.
Di detik keenam, bertepatan dengan suara pintu yang dibuka oleh Jangin, Hara mengerjapkan matanya dan melihat Suhan masih dalam posisi yang sama. Tertidur pulas.
Detik berikutnya, Suhan terbangun dan tampak kaget melihat Hara ada dihadapannya, terlebih melihat tangan mereka saling bertaut.
Suhan berkali-kali meminta maaf pada Hara, karena tanpa sadar tangannya menarik tangan Hara masuk kedalam pelukannya saat tertidur. Dan, Hara pun berkali-kali meyakinkan Suhan kalau itu bukan masalah besar.
Ya, memang itu bukan masalah besar baginya.
Ada yang lebih besar dari sekedar itu. Hal besarnya adalah sejak kejadian itu degup jantung Hara bertambah cepat ketika melihat Suhan atau hanya sekedar membayangkannya.
"Nuna, ayo kita pulang." Kido merapatkan jaketnya sekaligus mengembalikan Hara dari lamunannya.
"Kalian sudah selesai rupanya?" Hara melihat Kido yang bersiap menuju van, dan member Galaxy lainnya pun terlihat keluar dari ruangan mereka, menuju area luar gedung sekolah.
"Aku masih ada urusan disini. Ada rapat bersama Sutradara Yoon, manajer kalian, Jira eonni, dan beberapa staf drama. Aku tidak bisa pulang bersama kalian sore ini."
"Begitukah? Kalau begitu aku dan yang lain kembali ke aparte duluan. Nuna nanti jangan pulang sendiri, pulanglah bersama Jae hyung atau Jira nuna." Kido terlihat khawatir membiarkan Hara tidak pulang ke aparte bersama Galaxy seperti biasa.
"Tenang saja. Aku bisa pulang sendiri. Berjalan kaki seperti biasa."
"Nuna, sebentar lagi gelap dan di luar sangat dingin, jadi...."
"Aku mengerti. Aku akan menumpang Jira eonni nanti. Kau sudah ditunggu yang lain," Hara terpaksa menyela Kido yang akan terus mengeluarkan argumen-argumennya kalau ia tetap bersikeras pulang berjalan kaki nanti, sementara member Galaxy yang lain sudah menunggu Kido di van.
"Nuna....." Kido yang tadinya sudah berjalan satu langkah menoleh lagi pada Hara.
"Ya?"
"Setelah selesai rapat, mau makan malam bersama? Di dorm," Kido tampak sulit mengatakannya, "Bersama member yang lain juga tentu saja." Kido menambahkan buru-buru.
"Tentu saja! Katakan pada member yang lain sisakan bagianku, jangan dihabiskan," jawab Hara bersemangat.
Kido pun akhirnya meninggalkan Hara yang langsung melesat ke Aula Besar, dimana rapat dadakan akan dilangsungkan.
Ini pertama kalinya tim drama The Wolves melakukan rapat besar yang hampir melibatkan semua staf. Baik staf dari pihak Galaxy maupun drama ini sendiri. Biasanya sehabis syuting mereka hanya akan melakukan diskusi kecil yang cukup dihadiri oleh sutradara, Jira, Hara, dan tim editing.
Pasti ada sesuatu yang serius.
Hara pun mempercepat langkahnya.
***
Entah sudah yang keberapa kalinya Kido mengecek ponselnya. Tiap lima menit sekali ia tampak menghubungi seseorang atau menulis pesan dari ponselnya.
Sepasang mata besarnya tidak pernah lepas dari ponsel hitam miliknya yang tidak mengeluarkan bunyi panggilan atau tanda ada pesan masuk.
Tidak ada yang tahu apa yang membuat Kido terlihat begitu resah. Atau lebih tepatnya, para member Galaxy pura-pura tidak tahu, kalau Kido sedang menunggu Hara membalas telepon atau pesan darinya. Member lainnya memilih membuat sibuk diri mereka masing-masing.
"Kido, kau mau kemana?" tanya Minho begitu melihat Kido mengambil mantelnya.
"Aku mau keluar sebentar, Hyung." Kido tidak menjelaskan lebih rinci lagi, ia tergesa-gesa keluar dari dorm.
Kido tetap bersikap seolah tidak ada apa-apa yang membuatnya khawatir atau resah. Ia keluar dari lift dan berjalan menuju lobi. Ia pun mengeluarkan ponselnya, namun tidak ada apa-apa disana.
Sudah hampir jam sepuluh malam dan Hara belum juga kembali ke aparte. Belasan panggilan dan pesan KTalk darinya tidak mendapat balasan apapun dari Hara.
Ponsel Hara sepertinya dimatikan. Kido sempat menelepon manajernya yang ikut rapat bersama Hara, tapi manajer Galaxy itu bilang kalau rapat sudah selesai dari jam lima sore dan Hara juga terlihat keluar dari ruang rapat.
Kido tidak bisa mencegah dirinya untuk tidak mencemaskan Hara. Entah apa yang membuatnya bersikap seperti itu. Ada perasaan yang tidak bisa dicegah didalam hatinya. Itulah yang membuatnya selalu memperhatikan Hara.
Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan untuk gadis manapun yang baru ia kenal hanya dalam waktu empat pekan.
Bertepatan ketika Kido ingin mengecek ponselnya lagi, ia melihat sebuah mobil berhenti di lobi depan dan turunlah Hara dari mobil itu.
Kido mendesah lega melihat gadis itu turun dari mobil, ia pun hendak menghampiri Hara, namun urung dilakukan ketika melihat Tae Kwon yang ikut keluar dari mobil itu.
Dari tempatnya berdiri, Kido bisa melihat jelas Hara tertawa senang dan Tae Kwon yang tangannya membelai pipi Hara lembut.
Melihat semua itu membuat Kido membalikkan badannya. Ia tidak ingin melihat lebih lama lagi.
****
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaxy, You're My XOXO! [COMPLETED]
Teen Fiction[[Sudah diterbitkan secara digital oleh Penerbit Bhuana Ilmu Populer, Kompas Gramedia, 2018]] SINOPSIS: Bagaimana rasanya apabila seorang fan bisa bekerja sama dengan artis idolanya? Setiap hari bisa melihat mereka dari dekat, berbicara, bahkan berc...