☃️Episode 6☃️

240 73 55
                                    

Pagi-pagi sekali Hara sudah menyeduh teh hangat untuk diminumnya sebelum berangkat ke gedung DK Entertaiment (DKent).

Hari itu akan ada proses reading pertama drama The Wolves. Proses reading akan dimulai pukul sepuluh, namun jam delapan pagi Hara sudah rapi dan siap menunggu dijemput oleh mobil dari pihak DKent.

Wangi teh yang diseduh Hara membuatnya merasa tenang di pagi itu. Pikirannya melayang beberapa jam lalu, saat dirinya berada di dorm sebelah, dorm Galaxy.

Masih seperti mimpi rasanya melihat mereka beradu pendapat dan saling meledek didepan Hara. Mereka selalu melibatkan Hara pada perdebatan sepele tentang tatanan rambut siapa yang paling bagus. Mereka tidak menganggap Hara orang asing yang baru ditemuinya dua minggu lalu.

Hara baru saja menaruh cangkir bekas tehnya ditempat pencuci piring bertepatan bel aparte-nya berbunyi.

"Nuna, sudah siap? Kita sudah ditunggu dibawah," kata Won langsung ketika pintu terbuka.

Hara melihat jarum jam tangannya menunjukkan pukul sembilan, "Aku sudah siap."

Hara pun mengambil tas ranselnya dan mengunci pintu, kemudian mengekor Won yang berjalan menuju lift bersama Lian dan Kris. Sesampainya di lobi ternyata yang lain sudah menunggu di bagian tengah lobi.

"Sepertinya ponsel Jeong ajeossi* tidak aktif. Kita tidak bisa memintanya menjemput didepan pintu lobi," ujar Minho pada yang lain.

"Pasti baterai ponselnya habis lagi seperti biasa. Ya sudah, kita susul saja ketempat parkir," usul Chan yang diikuti anggukan member lainnya. Mereka pun menaikkan resleting mantel dan memakai hoodie ke kepala masing-masing.

Hara mengikuti Galaxy berjalan, namun baru sampai didepan pintu lobi mereka semua berhenti, membuat Hara kebingungan.

"Nuna, mantelmu tidak ada hoodie-nya?" tanya Minho melihat Hara yang berdiri paling belakang.

"Aku tidak perlu memakai hoodie seperti kalian, agar tidak terlihat para fans," Hara tersenyum canggung.

"Bukan masalah itu Nuna, tapi lihat diluar hujan," Hanyeol menggeser badannya yang menutupi pandangan Hara ke situasi di luar aparte.

Benar saja di luar hujan turun, meskipun tidak terlalu deras, tapi tetap saja jika nekat menerobos tanpa penutup kepala bisa menyebabkan pusing atau flu.

"Nuna hanya pakai mantel itu saja, ya? Ini sudah mau masuk musim dingin, mestinya Nuna memakai sweater atau jaket lagi," Jun sendiri yang terlihat memakai baju beberapa lapis sedang melompat-lompat kecil, agar badannya tidak terlalu terasa dingin. Atau memang dia melompat-lompat karena tidak betah hanya berdiri tanpa melakukan apapun.

"Pakai punyaku saja, Nuna." Kido melepaskan mantel besar ber-hoodie¬-nya.

"Tidak, tidak perlu. Sungguh. Aku bisa berlari, lagipula pasti tempat mobilnya terparkir tidak jauh," Hara menolak halus.

"Tidak apa-apa, Nuna. Nuna lihat kan aku masih memakai sweater tebal ini dan topi," Kido menunjuk topi baseball-nya.

Hara masih menggeleng, "Terima kasih, tapi aku bisa..." Hara refleks tidak melanjutkan kata-katanya saat Kido memakaikan mantel besarnya ke tubuh Hara, menarik resleting mantel itu dan memasang hoodie¬-nya.

"Kido, kita bisa berlari sambil berpelukan agar kau tidak terlalu kedinginan," Won mengerling genit pada Kido yang memaksakan tawanya pada godaan Won itu, lalu berlari menyusul yang lainnya ke tempat parkir.

"Ayo, Nuna," Suhan menepuk pundak Hara yang masih terpaku. Hara pun mengangguk dan dengan setengah berlari bersama Suhan menuju mobil.

**

Proses reading sudah dimulai dari setengah jam lalu di salah satu ruangan besar di DKent. Meja persegi panjang yang dikelilingi sekitar dua puluh kursi diduduki oleh Galaxy dan beberapa pemain pendukung drama The Wolves.

Pemeran inti dari drama ini memang kedua belas member Galaxy, karena cerita sendiri fokus pada kehidupan dua belas pelajar yang memiliki pengalaman dan kehidupan berbeda, disatukan saat mereka berada di sekolah. Disitulah mereka bersama-sama menghadapi masalah kehidupan.

Tidak hanya masalah yang terjadi di sekolah, tapi juga masalah yang terjadi di luar sekolah pun mereka hadapi bersama. Maka dari itu, pemain-pemain selain member Galaxy memiliki porsi peran yang tidak terlalu banyak. Seperti proses reading ini pun didominasi bagaimana awalnya mereka berdua belas bisa menjadi satu di sekolah yang sama.

Disudut lain ruangan itu berjajar enam kursi yang diduduki oleh Hara, Jira yang masih sibuk kesana-kemari, dan Tae Kwon. Hara memperhatikan serius proses reading yang berlangsung didepannya. Ini pertama kali baginya melihat proses reading suatu drama atau film.

Member Galaxy yang biasanya bercanda pun terlihat serius menjalaninya. Meskipun sesekali diselingi tawa, saat ada salah satu dari diantara pemain yang salah mengucapkan dialog atau intonasi bicaranya.

"Teh?" Tae Kwon menyodorkan gelas plastik yang mengepulkan asap.

"Terima kasih, Tae Kwon," Hara menerima gelas itu tanpa mengalihkan pandangannya. Kido sedang membaca dialog bagiannya dan tertawa malu, karena salah mengucapkan dialognya.

"Kau serius sekali memperhatikannya," Tae Kwon mengikuti pandangan mata Hara.

"Aku tidak serius sekali memperhatikan Kido!" kilah Hara yang terdengar panik.

"Hei, aku tidak bilang kau serius memperhatikan Kido. Maksudku, tadi itu kau serius sekali memperhatikan proses reading itu," Tae Kwon terkekeh geli sementara Hara harus menahan rasa malunya.

"Itu mantel Kido, kan?"

"Kok tahu ini mantelnya?" Hara balik bertanya.

"Semua orang disini juga tahu itu mantel Kido. Itu mantel kesayangannya yang sering dia pakai."

"Kalau tahu kenapa kau bertanya?" suara Hara yang tinggi membuat orang-orang yang sedang melakukan reading pun menoleh.

Hara langsung meminta maaf perlahan dan setelah itu memukul lengan Tae Kwon disebelahnya.

"Kalian dekat sekarang?"

"Dekat apanya, sih? Aku dan Kido baru bertemu dua minggu lalu!"

"Maksudku, kau dan Galaxy. Kalian kan tinggal bersebelahan," Tae Kwon terlihat menahan tawa.

"Tau ah!" Hara pun memilih keluar ruangan daripada terus-terusan digoda oleh Tae Kwon.

***

*Ajeossi: paman.

Galaxy, You're My XOXO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang