☃️Episode 19☃️

149 49 25
                                    

Pagi yang cukup cerah untuk musim dingin hari ini. Ada sedikit sinar matahari yang menyembul keluar, menyinari sekitaran Seoul. Meskipun tetap saja suhu udara terasa dingin. Perlu berlapis baju dan mantel tebal bagi siapapun yang berencana keluar dari kehangatan dalam ruangan. Termasuk Hara. Dirinya sudah bermantel tebal, menutupi beberapa lapis baju didalamnya. Dipadukan dengan celana jeans hitam dan sepatu Converse kesayangannya.

Syuting sedang libur satu hari baik untuk pemain ataupun kru. Drama The Wolves tersisa pengambilan gambar untuk tiga episode terakhir. Kurang dari seminggu syuting The Wolves akan selesai. Skenario sudah rampung semua. Oleh karena itu, sutradara memberikan libur satu hari bagi semuanya, sebelum besoknya mereka akan menyelesaikan keseluruhan episode The Wolves.

Hari libur itupun dimanfaatkan sebaik-baiknya. Setelah diumumkan mereka diberikan libur satu hari, Kido menghampiri Hara dan mengajaknya untuk berkeliling Seoul. Karena selama di Korea, Hara hanya banyak berkutat di lokasi syuting dan aparte. Kalaupun keluar dari dua area itu, paling jauh adalah Insadong ketika gadis itu menunggu jadwal penerbangan Asta bersama Tae Kwon. Ajakan itu langsung diiyakan oleh Hara. Ia memang ingin berjalan-jalan, tidak harus Seoul, kemanapun wilayah di Korea ini, jika Kido yang mengajak pasti akan langsung disetujuinya. Hara merasa tidak enak dengan kejadian 'The Heirs wannabe' itu.

'The Heirs wannabe' adalah sebutan bagi Hara sendiri untuk kejadian dimana Kido mengatakan menyukainya dan Hara yang tidak siap mendengar kata-kata itu malah pura-pura tidak mendengar, dan menyanyikan salah satu soundtrack drama The Heirs dengan suara sumbangnya.

Sejak itu Kido memang tidak pernah mengatakan apapun lagi, tapi sikapnya kepada Hara makin menunjukkan segalanya. Kido menjadi lebih perhatian pada Hara, mulai dari hal-hal kecil seperti mengambilkan air ketika semua pemain dan kru makan bersama di lokasi, atau setiap Kido sedang break syuting ia pasti selalu menghampiri Hara. Entah untuk mengobrol atau sekedar menemani Hara yang berkutat dengan naskah.

Tentu saja Hara merasa dirinya sangat beruntung berada dalam situasi ini. Berada dekat bersama idolanya, diperlakukan sangat kekeluargaan, bercanda bersama, makan bersama setiap hari, bahkan salah satu dari member idola itu mengatakan menyukainya. Menyukai dalam hal yang lebih spesial. Hara tidak tahu harus menanggapi apa, selain membalas semua perlakuan baik para member Galaxy. Terutama, Kido untuk saat ini.

Setelah memastikan ikatan tali sepatunya kuat, Hara pun keluar dari aparte-nya menuju dorm Galaxy dan menekan bel pintu itu. Tidak perlu menunggu lama, Suhan membukakan pintu. Rambut cokelat pemuda itu basah dan berantakan sehabis mandi.

Lagi-lagi pemandangan yang membuat lutut Hara lemas dan terlena mencium harum sabun yang menguar dari tubuh Suhan.

"Nuna rapi sekali. Mau kemana?" tanya Suhan memaksa Hara agar tidak terlena dengan pemandangan didepannya terlalu lama.

"Aku ada janji dengan Kido. Apa dia sudah siap?"

"Kido? Dia pagi-pagi sekali berangkat ke rumah orangtuanya. Dia dan orangtuanya berangkat ke Busan menjenguk neneknya yang sakit. Apa dia tidak bilang pada Nuna?"

Hara merogoh saku mantelnya dan melihat ponselnya yang mati. Ia pun menyalakan ponsel itu dan rentetan notifikasi tanda pesan masuk berbunyi tanpa henti.

"Kau benar. Dia bilang padaku dari jam lima pagi, tapi ponselku mati karena semalaman di-charge." Mata Hara masih terus membaca pesan-pesan yang dikirimkan Kido.

"Memangnya Nuna mau kemana bersama Kido?"

"Aku tidak tahu. Kido hanya bilang akan berjalan-jalan, karena selama disini aku tidak pernah kemana-mana." Hara menaruh ponselnya lagi di saku mantelnya. Ia memang tidak tahu kemana Kido akan mengajaknya jalan-jalan.

Galaxy, You're My XOXO! [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang