| 28 |

1.3K 231 5
                                    

Kemaren mau update, tapi lupa hihi. Happy reading!

🍁

Jujur aja gue lama-lama bosen banget kalau setiap hari abis kuliah langsung pulang. Nggak ada kegiatan yang membuat gue bertahan lebih lama di kampus selain menunggu temen-temen gue.

Sempat terbersit ide untuk mengikuti UKM Fotografi, tapi gue males banget daftarnya. Apa-apa males, gimana mau maju coba gue? Huft. Oh, satu lagi. Gue juga mempunyai keinginan untuk daftar himpunan, tapi gue waktu SMA daftar OSIS eh nggak diterima. Makanya sampai sekarang gue males masuk organisasi.

Kak Jae sekarang sibuk sama bandnya lagi. Mereka latihan untuk konser. Mereka sempet dilirik sama agensi musik gitu, tapi gue nggak tau kelanjutannya gimana. Kak Jae belum cerita lagi.

Semenjak ada kabar kalo gue dan Kak Jae pacaran, udah nggak ada lagi yang chat aneh-aneh ke gue. Kalo gibahin mah masih ada, biasa kan gue artis papan jalan.

Ponsel gue berdering. Gue melirik layar ponsel yang menampilkan nama 'Gantengnya Ale❤️'. Gue mengernyit heran karena nama kontak Kak Jae di ponsel gue. Fix, ini dia yang ganti. Pantesan kemaren dia senyum-senyum pas mainin ponsel gue.

"Kak, kok nama kontaknya alay banget sih?!" protes gue.

"Maraah terus, nanti cepet tua!" ledeknya.

"Kenapa nelepon?" tanya gue.

"Boo, is it okay if I come to Wendy's house?" tanya Kak Jae pelan.

"Yap, just go. Anyway, what will you do with her?" tanya gue penasaran banget.

"Podcast. Ale, aku nggak bisa jemput, mau ke rumah Wendy," jawab Kak Jae.

Gue terdiam sebentar. Bukan marah, tapi bingung nanti pulang sama siapa.

"Ale, kamu marah?" tanya Kak Jae lembut banget.

"Nggak lah, ngapain. Yaudah nanti aku pulang bareng Shasha aja. Hati-hati di jalan ya, Kak." jawab gue.

"Nanti aku boleh main ke rumah?" tanyanya lagi.

"Jangan, main ke luar aja, Kak. Ada Tante aku lagi nginep."

"Okay. Aku tutup ya?"

"Iya. Bye!"

Gue memasukkan ponsel ke saku celana gue dan kembali berjalan menuju gerbang kampus. Kalian perlu tau kalo jarak dari fakultas gue ke gerbang kampus ya cukup jauh. Sebenernya nggak jadi masalah karena cuacanya mendung, tapi gue bingung banget kalo tiba-tiba hujan harus berlindung dimana.

Tik... Tik...

Rintik hujan mulai turun. Gue celingukan mencari tempat untuk berteduh, tapi nihil. Hari ini gue membawa laptop dan tentu saja menggunakan tas ransel. Gue dengan tergesa membuka jas hujan untuk tas. At least, laptop gue nggak basah. Gue lupa memindahkan payung yang biasanya gue bawa di totebag.

Berulang kali gue menggumam kata 'Pintar'. Lebih tepatnya gue mengomeli diri sendiri. Lama-kelamaan hujan turun dengan deras. Gue berlari lebih cepat menuju gerbang kampus. Akhirnya gue berteduh di halte dengan keadaan yang lumayan basah, tapi nggak lepek.

Di halte banyak orang yang kehujanan, bahkan ada yang lebih parah. Gue tadi sempat melihat mobil Bang Brian lewat. Gue rasa dia nggak sadar ada gue karena gue jarang banget pake tas ransel. Seseorang menyerebot kursi yang ingin gue duduki. Tadinya gue ingin marah-marah, tapi mengingat cuacanya lagi tidak bersahabat ya gue urungkan.

Setelah hujan agak reda, gue memesan ojek online. Biasanya gue menghindari banget memesan ojek online setelah hujan karena biasanya harganya menjadi lebih mahal. Tapi daripada gue nggak pulang? Kan lama-lama dingin juga.


Chasing You [Jae Day6] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang