| 25 |

1.4K 230 10
                                    

Happy reading! Aku tau kalian mengerti cara mengapresiasi karya orang hehe❤️

🍁

Gue dan Alisha sedang berembuk tentang tawaran dari Mami Kak Jae. Mama udah telepon tadi dan menyuruh kita agar menginap di rumah Maminya Kak Jae. Alisha daritadi nggak berhenti menyindir gue karena gue akan menginap di rumah Kak Jae. Itu berarti gue akan lebih sering berinteraksi dengannya alias Alisha cemburu karena nggak bisa kaya gitu sama Felix.

"Lo mau disini aja sama Felix? Yakin lo? Mama diem-diem masang cctv!" Gue menatap Alisha serius.

Alisha berdecak, "Akal-akalan lo doang! Kapan masangnya coba?!"

Gue mendekatkan mulut ke telinga kembaran gue kemudian berbisik, "Gue ketauan sama Mama. Kemaren Mami bilang ke gue."

Alisha memukul pundak gue, "NGAPAIN LO? BELOM PACARAN AJA UDAH MACEM-MACEM!"

"Pelukan doang, Sha." Gue menatap Alisha dengan kedua mata menyipit, "Idih, mikir apa lo? Wah, udah jauh ya lo sama Felix, ck."

Kepala gue digetok dengan bantal, "Your head! Jadinya gimana?!" Alisha memandang gue.

Gue menatap Alisha serius. "Sha, kalo dipikir-pikir mending kita iyain aja nggak sih? Kita nggak perlu bingung mau masak apa, lebih enak juga sih pastinya."

Alisha mencibir, "Iya enak. Apalagi lo bisa ketemu Kak Jae sampe mabok!"

Gue cengar-cengir. "Bener, tapi nggak ah. Tapi boleh deh."

"Apaan sih? Nggak jelas! Yaudah gue telepon Mami ya, mumpung besok gue libur," kata Alisha sambil membuka ponselnya.

Oh iya, soal base kampus... Alisha bukannya nggak peduli, melainkan dia terlalu sibuk untuk buka hal yang nggak penting. Alisha nggak tau soal gue yang masuk base. Gue juga nggak pernah cerita kalo sering digibahin dan dapet chat dari orang nggak jelas.

"Le, gue tau dari Yuqi." Alisha menatap gue, "Lo masih main ya sama Yugyeom? Balikan nggak?"

"Gila aja kalo gue balik sama Yugy!" sungut gue.

"Lo digibahin sama temen sekelas gue loh, Le?! Gue ketinggalan apa? Cerita nggak lo!" paksa Alisha.

"Gue sering dapet chat nggak jelas isinya nyuruh gue jauhin Kak Jae. Gue juga sering digibahin kok sama temen sekelas gue, padahal jelas-jelas ada gue disitu." Gue menghela napas. "Yaudah nggak usah pusing, paling mereka iri aja."

Alisha memeluk gue. "Sorry for not being there when you need me. Jangan pernah berpikiran untuk jauhin Kak Jae ya? Mereka tuh iri karena mereka nggak bisa deket sama Kak Jae."

Gue senyum. "Iya. Gue lagi mencoba untuk berdamai dengan diri sendiri."

Alisha melepas pelukannya. "Jangan sedih! Nanti cantiknya ilang!"

"Bodo amat, bilang aja pengen memuji diri sendiri. Kalo gue cakep kan lo juga!" decak gue.

🍁🍁

Keesokan harinya, Alisha beneran menginap di rumah Maminya Kak Jae. Gue masih di rumah karena kebetulan ada kelas dan lebih enak aja kalo di rumah. Coklatnya Alisha bisa gue makan. Gue udah mengincar coklat itu sejak lama, tapi Alisha sering bolak-balik ke kulkas cuma untuk melihat keadaan coklatnya. Wajar aja sih soalnya dari Felix. Jadi dijaga dengan baik. Gue gregetan lagian nggak dimakan-makan, keburu basi kali.

Gue berangkat kuliah dianter sama Yugyeom. Kalo dipikir-pikir, gue ini nggak ada kapoknya ya. Udah tau bakal digosipin, tapi tetep aja dilakuin. Kadang gue suka saat mereka gibahin gue. Biar mereka ada hiburan, kasian hidupnya terlalu datar kali ya?

Pulang kuliah nanti gue langsung ke rumah Kak Jae karena gue udah nitip baju gue ke Alisha.

Y'all, I'm not ready....

"Cakep amat, Neng!" ledek Ryujin sambil menaikturunkan kedua alisnya.

Gue terkekeh. "Udah dari dulu kali?"

Ryujin duduk di sebelah gue. Kita lagi di dalam kelas dan menunggu dosen datang. Gue beneran pengen cepet-cepet selesai aja biar ketemu Kak Jae. Oh iya, Kak Jae nggak tau kalo gue bakal ke rumahnya nanti. Dia cuma tau kalo ada Shasha.

Dosen pun datang dan memulai kelasnya. Gue dan Ryujim bertanya-tanya kemana perginya Yeji yang rajin banget masuk ke kelas. Sakit mah nggak deh, kemaren masih ketemu dan Yeji baik-baik aja.

"Doain ya, temen kalian, Yeji lagi ikut lomba di luar kota," kata Pak Leeteuk.

Gue dan Ryujin sontak saling menatap. Pasalnya, Yeji ini nggak bilang apa-apa. Bahkan kemaren dia masih sempet merespon kegabutan Ryujin di group chat.

Setelah dua jam terlewati, kelas selesai. Ryujin mengajak gue pergi clubbing yang jelas gue tolak mentah-mentah. Bisa diomelin gue sama Alisha, tapi sebenernya selama dia nggak tau kayaknya nggak apa hehe. Seperti biasa, gue dan Ryujin pergi ke kantin untuk makan siang.

"Le, ikut dong! Temenin gue clubbing. Gue lagi marahan sama Hyunjin," paksa Ryujin dengan ekspresi melas andalannya.

"Gue nggak pernah ke tempat kaya gitu, Jin." Gue merotasikan mata. "Terus nih ya, gue bisa diomelin abis-abisan sama kembaran gue!"

Ryujin meneguk minumannya. "Santai aja kali, Shasha juga nggak tau."

"Nggak tau lah. Liat aja nanti," kata gue kemudian mengunyah suwiran ayam bakar.


Alisha
Jangan pulang

Gue mngernyitkan dahi bingung. Tumben banget Alisha melarang gue pulang.

Alesha
Emang kenapa?

Alisha
POKOKNYA JGN
AWAS LO PULANG
Read

Gue mengedikkan bahu cuek dan tetap berjalan masuk ke dalam rumah Kak Jae. Pintu gerbangnya terbuka, mungkin ada tamu. Gue berjalan sambil tersenyum membayangkan ekspresi Kak Jae.

Seketika senyum gue luntur. Gue mematung berdiri di depan pintu masuk rumah. Ya, ada tamu. Tamunya adalah Kak Wendy. Oh ternyata ada Kak Jamie dan Alisha yang ikutan duduk di ruang tamu. Kak Jae dan Kak Wendy tentunya tidak bisa melihat gue karena posisi mereka membelakangi gue.

Gue nggak masalah kalo Kak Jae beneran masih sayang dan mungkin memilih balik sama Kak Wendy.

Bohong, sejujurnya sakit banget melihat mereka pelukan dan gerak-gerik Kak Jae yang mencoba menenangkan Kak Wendy.

Kak Jamie menyadari kehadiran gue, ia berniat untuk membuka mulutnya, tetapi gue langsung memberi kode agar lebih baik ia menutup mulutnya. Mungkin Kak Wendy lagi ada masalah dan kebetulan lagi curhat ke Kak Jae.

Gue akhirnya memutuskan untuk puter balik dan melangkah menjauh dari rumah Kak Jae. Gue nggak nangis cuma sebel aja sama diri sendiri. Padahal gue bisa aja tadi masuk dan bertingkah seolah tidak terjadi apa-apa.

Kalo dipikir-pikir, gue juga nggak berhak marah dan ngerasa kaya gini because bro, I'm not even his girlfriend. Gue membuka ponsel dan mengetikkan beberapa kalimat  kemudian mengirimnya pada Ryujin.

Alesha
Jin, gue ikut
Gue blm pernah kaya gini, pls jgn tinggalin gue :(
Ryujin, gue ajak Yugy boleh?

🍁🍁

Chasing You [Jae Day6] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang