Hari ini gue lagi bete banget, padahal masih hari senin. Penyebabnya adalah makalah gue disuruh revisi sama dosen. Kedua, tiba-tiba ada kuis dan nilai gue sudah pasti kurang memuaskan. Dan yang terakhir, ada tugas kelompok dan gue dapet kelompok yang anggotanya males kerja.
Bisa dibilang hari senin adalah hari yang padat untuk gue. Ada dua kelas yang harus gue hadiri dengan waktu yang berdekatan. Gue berjalan menuju lobby, berniat meminta jemput Jisung. Gue lagi nggak bareng Ryujin dan Yeji. Tadi bocahnya udah kabur duluan.
"Ale!" panggil seseorang yang membuat gue mendongak sambil menyipitkan mata.
Anjir, Kak Jae ngapain?!
Gue menghampirinya, "Ngapain kesini, Kak?"
Kak Jae senyum, "Nyari lo hehe."
Manis banget ya tuhan.
Gue teringat satu hal. Gue lagi jelek banget sekarang. Rambut gue dicepol asal dan pasti wajah gue terlihat lelah.
"Hah? Ngapain?" tanya gue heran.
"Temenin gua beli gitar baru. Mau nggak?" tanyanya.
"Mauu!" jawab gue cepat.
Gue dan Kak Jae berjalan beriringan menuju parkiran. Ini lucu banget karena perbedaan tinggi yang cukup jauh antara gue dan Kak Jae. Banyak juga yang melihat kita. Ini kayaknya gara-gara Kak Jae jalannya sama gue deh, apalagi gue lagi suram banget.
Beneran deh Kak Jae ini mood booster banget. Untuk sejenak gue jadi lupa dengan beban-beban hidup. Gue masuk ke dalam mobilnya Kak Jae. Gue membuka kamera depan untuk sekedar melihat penampilan gue yang ternyata berantakan banget.
"Le, lo lagi banyak masalah ya?" tanya Kak Jae.
Gue senyum tipis, "Keliatan ya, Kak?"
"Masih lucu kok, Le." jawab Kak Jae kemudian menjalankan mobilnya.
Selama perjalanan, gue sesekali mengobrol dengan Kak Jae. Dengan ditemani radio yang nggak tau kenapa tiba-tiba lagunya jadi cinta-cintaan.
Gue menatap Kak Jae yang lagi fokus menyetir, "Kak Jae kok ganteng banget?"
Kak Jae sedikit terkejut dengan ocehan gue kemudian ia melirik gue sambil senyum, "Makanya lo naksir gue ya?"
Sekarang gue yang kaget. Gue membuang muka dan memilih melihat jalanan. Sebenernya gue bingung harus jawab jujur apa nggak. Kalo jawab jujur takut Kak Jae ilfeel sama gue.
Kak Jae mencolek pundak gue, "Le, jawab."
Ponsel gue bergetar, gue melirik layar ponsel ternyata Jisung menelepon. Thanks God. Gue langsung mengangkatnya tanpa ragu.
"LE! LO DIMANA SIH?" Sontak gue langsung menjauhkan ponsel dari telinga.
"Kenapa?" tanya gue santai.
"Ya gua nyariin. Lo pulang sama siapa? Tumben nggak gangguin gue," kata Jisung bawel banget.
"Gua lagi nemenin Kak Jae nyari–
Ponsel gue direbut oleh Kak Jae kemudian ia yang mengobrol dengan Jisung. Setelah selesai, Kak Jae mengembalikan ponsel gue.
Kak Jae geleng-geleng, "Jisung bawel banget, sama kaya Brian."
Gue terkekeh, "Nggak kaget gue, Kak."
"Yang tadi gimana?" tanya Kak Jae, masih maksa gue untuk menjawab.
"Lo juga bawel tau, Kak. Gue tau lo pasti udah tau jawabannya," kata gue pelan.
Kak Jae tertawa, "Ah, nggak seru. Padahal gua mau liat ekspresi lo kalo lagi malu. Lucu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing You [Jae Day6] ✓
FanfictionTipe idaman Alesha: Anak band, tinggi, pake kacamata. "Coy, itu siapa namanya?" "Bang Jae." Oh jadi namanya Kak Jae.