TWENTY THREE

17 1 0
                                    

Happy reading:)
Maaf banyak typo

   THE MIS sedang berada di kelasnya. Mengikuti pelajaran dengan baik,dan mereka bosan pastinya. Namun Indy meminta izin untuk pergi ke toilet.

Di koridor Indy mendengar suara dari arah taman sekolah. Diam diam indy menguping pembicaraan itu.

"Gimana pun caranya gue mau dia tunduk sama gue. Dia udah permaluin gue di kantin." Ucap orang itu.

"Gimana kalo kita sekap tuh anak" ucap temannya.

"Lo yakin mau nyekap dia?"

"Gue yakin kita sekap dia di gudang"

Setelah mendengat semua itu Indy menunjukan Smirknya.

Gue ikutin permainan lo. Batin Indy.

Lalu indy berlalu pergi ke kelasnya. Mengikuti pelajaran kembali.

KRINGG..

"Baiklah anak anak kita akhiri pelajaran hari ini sekian terimakasih" guru itu keliar dari kelas mereka.

"Uhh gilakk bangga banget ya gue bisa ngikutin 1 pelajaran tanpa rasa ngantuk dan tanpa bolos" celetuk Lya. Membuat sahabatnya menggelengkan kepalanya.

"Iya lo doang gue enggak" uvap Steva.

Disaat mereka berbincang bincang sebelum keluar kelas Zani menarik tangan Indy.

"Apa?" Tanya Indy dingin.

"Aku mau bicara" jawab Zani.

"Ya ini lo udah bicara kn?"

"Maaf. Waktu itu aku ga bilang sama kamu kalo aku mau pergi. Karena itu mendadak banget. Soal Chilla dia sepupu jauh aku orangnya memang manja. Maaf sekali lagi" jelas Zani. Indy mematung ditempat mendengar penjelasan Zani.

"Soal taman?" Tanya indy.

"Aku udah mau ke taman waktu itu tapi chilla dateng narik tangan aku. Di hari kedua saat aku mau ke taman aku jatuh. Di hari ke tiga kamu ngeliat aku sama chilla kan? Ya itu alasannya. Di hari hari berikutnya aku udah pergi , maaf" lirih zani sambil menundukkan kepalanya.

"Gue udah maafin lo"ucap Indy. Zani langsung sumringah.

"Teman?" Tanya Zani mengulurkan kelingkingnya.

"Teman" indy menautkan kelingkingnya dengan kelingking zani sambil tersenyum manis.

"Gue pulang ya kyknya kak iel udah nungguin" pamit Indy. Zani mengangguk dan melambaikan tangannya pada Indy.

Di parkiran Gabriel sangat kesal sambil menyeloteh sendiri. Karena adiknya yang belum kelihatan. Sedangkan Lya dan Steva sudah pulang dari tadi.

"Maaf lama " ucap Indy.

"Ga lama kok..." ucap Gabriel sambil tersenyum paksa.

"Tapi lama banget" lanjut nya lalu memasuki mobil. Indy mengedikkan bahu acuh melihat kakaknya kesal.

Di tempat lain Steva baru saja memasuki rumah dengan santainya. Tiba tiba mamanya berteriak. Steva langsung berlari kearah mamanya.

"Kenapa ma?"tanya Steva melihat mamanya gemetar ketakutan.

"I-itu" Navisa menunjuk kotak yang ada di depannya. Steva berjalan mengambil isi kotak tersebut. Isinya boneka yang berlumuran darah dan secarik kertas yang ditulis dengan tinta merah.
"LENYAP KAU NAVISA" isi tulisan itu. Steva mengeram kesal.

"Mama tenang aja aku bakalan nyari tau tentang semua ini." Steva berusaha menenangkan mamanya. Lalu mengambil ponselnya menelpon Indy.

"Halo ndy gue mintak tolong ke rumah gue sekarang" ucap Steva dari telpon.

"Ma kita ke ruang tamu ya" lalu steva menuntun mamanya pergi keruang tamu kangan tanyakan tentang Fania dia sedang tertidur.

Tak lama bel rumah Steva berbunyi. Steva tau itu Indy.

"Masuk ndy"

"Jadi?" Tanya indy. Steva mengambil kotak tersebut dan menunjukannya pada Indy.

"Tadi mama dapet kiriman itu" ucap steva.

"Ga salah lagi"gumam Indy.

"Kalian tenang aja, indy bakalan urus ini semua,oh ya tante ada surat buat tante. Indy permisi dulu ya" pamit indy setelah memberikan surat itu.

'Aku akan batalkan semua perceraian itu. Secepatnya aku akan kembali' imy. Tertanda william

THE MIS🧚‍♀️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang