THIRTY SEVEN

6 1 0
                                    

Happy reading:)

  Indy sudah terbalut emosi. Namun niatnya untuk memergoki Bara dan wanita itu di undur karena ia sedang malas berkelahi. Lamunannya tersadar karena tepukan bahu dari Gabriel.

"Ndy..kenapa?"tanya Gabriel. Membuat indy menggeleng.

"Udah?"tanya indy.

"Udah nih yuk pulang"ajak Gabriel. Lalu indy berjalan terlebih dahulu. Gabriel sengaja berjalan belakangan ia masih penasaran dengan apa yang indy lihat dari tadi. Arah mata Gabriel menelusuri isi cafe ini. Dan

Gotcha

Matanya melihat Bara dengan perempuan yang sedang tertawa.

Nyari mati lo,gue gaakan tinggal diem kalo adek gue diginiin.batin Gabriel lalu melenggang pergi.

Di perjalanan pulang indy menatap jalan dengan tatapan kosong. Pikirannya berkecamuk.
Bara?,Galang?,Identitasnya?,musuhnya?, cathrina?,ujiannya?.

"Dek.."panggil Gabriel.

"Hm?"jawab indy.

"Udah sampai,turun lo mau disini terus"ucap Gabriel.

"Ya"lalu indy turun dari motor Gabriel. Berlari memasuki rumah. Membuat Aryo yang baru turun kebingungan.

"Kenapa lo?"tanya Aryo namun indy tidak menjawab hanya berlalu pergi menuju kamarnya.

Gabriel datang membawa belanjaan tadi di tangannya.

"Indy kenapa?"tanya Aryo.

"Jangan disini ,ikut gue"ajak Gabriel.

Gabriel membawa Aryo ke kamarnya .

"Nih cake lo"ucap Gabriel.

"Makasih,itu indy kenapa jawab elah"ucap Aryo.

"Jadi tadi pas di cafe indy ngeliat Bara sama Cewek ketawa ketawa berdua,ya gitu tuh jadinya."ucap Gabriel sambil memakan cakenya.

"Gila si bara, cari masalah tuh anak"kesal Aryo.

"Kak,ini kedua kalinya indy disakitin sama cowok. Gue gamau indy jadi semakin dingin dan cuek."ucap Gabriel.

"Gue juga gaakan biarin Bara ngedeketin indy lagi"Geram Aryo.

"Tapi indy gatau kalo gue juga liat Bara sama tuh cewek"ucap Gabriel.

"Gapapa,gue bakalan terus awasin tuh bocah"ucap Aryo.

"Kita ke kamar indy dulu"ajak Aryo

"Yaudah yok,sekalian ngasih cakenya dia"ucap Gabriel.

Cklek

Pintu kamar indy terbuka,indy yang berada di balkon kamarnya meboleh kearah pintu.

"Ngapain?"tanya indy.

"Ngasih cake lo,nih"ucap Gabriel sambil memberi cake itu pada indy.

"Taruh di situ"ucap indy. Aryo mendekat ke arah indy. Lalu menepuk pundak indy.

"Lo kenapa?"tanya Aryo berpura pura tidak tahu.

"Gapapa"ucap indy.

"Alah,semua cewek tuh kalo di tanya jawabannya gapapa"ledek Gabriel mendapat tatapan sinis dari indy.

"Tidur udah malem ngapain di balkon dingin tau"ucap Gabriel.

"Nanti"jawab indy.

Gabriel dan Aryo pasrah lalu memutuskan untuk keluar dari kamar indy.

Sesulit itukah jalan hidup gue dan persahabatan gue?,batin indy.

"Kadang emang kalo lagi sedih seharusnya kita mikir,ada gasih yang jalan hidupnya lebih susah dari kita. Dari situ mungkin kita bisa bersyukur bisa dibilang karena masalah kita ga sesusah yang orang lain alamin"ucap Aryo yang masih berdiri di mbang pintu kamar indy. Membuat indy menoleh dan tersenyum tulus pada kakaknya.

"Makasih"ucap indy.

"Gue kangen senyum itu dek,jarang gue liatnya"gumam Aryo lantas berlalu pergi.

Kapan jalan hidup gue mulus?,tanpa beban,tanpa kesedihan,hanya kebahagiaan. Tapi emang sih ga mungkin terjadi auah yang penting gue masih hidup.batin indy.

"Selamat berakhir hari yang menyakitkan. Semoga besok gue bisa akting bagus ya di depan 'dia' sama Bara"gumam indy lalu menutup jendela balkonnya beralih ke kasur empuknya. Perlahan ia memejamkan matanya masuk ke dunia mimpi.

Kalo gaada masalah di hidup kita itu sama aja kita ga pernah tau apa arti tantangan. Menurut gue masalah itu adalah tantangan dan jika tantangan itu selesai,hadiahnya kebahagiaan.
-GABRIEL

THE MIS🧚‍♀️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang