Hwang Jina membuka pintu megah dihadapannya dengan perasaan berkecamuk, jantungnya berdebar kencang dalam irama tak teratur, kini panggung Acropolis telah dipadati oleh siswa, sedangkan potongan tangan dengan semburat merah itu berada dibagian depan panggung, menjadi tontonan menarik dan membuat mual bagi sebagian orang
Termasuk Jina
“Hei kau baik-baik saja?”
Jina membalikkan badannya, mendapati kini seorang pria dengan setelan serbahitam dilengkapi tanda pengenal polisi yang menggantung pada leher sang mpunya tengah menggenggam bahu kanan gadis itu
“Ya, aku baru saja sampai disini. Kau sebaiknya segera tangani itu.”
Pria itu mengangguk, pun kemudian berjalan cepat menuju kearah panggung dan meminta para siswa untuk membubarkan diri karena para polisi dan tim forensik perlu melakukan tugas mereka
Jina mengedarkan pandangannya pada seluruh penjuru Acropolis. Teater megah itu tampak gelap dan sunyi, sebelum netranya terpaku pada bagian balkon yang menjorok kedalam Acropolis
Gadis itu mendapati kini Kim Minju tengah mengayunkan sebuah kalung dengan bandul permata biru safir pada seorang gadis lain dihadapannya. Kini dirinya tercekat, kejadian itu sama persis dengan kejadian yang sempat dirinya dapati beberapa pekan lalu
Dengan jantung yang berdebar kencang serta perasaan aneh yang menjalari hatinya, Hwang Jina menaiki sebuah tangga megah yang membawanya menuju ke lantai tiga dimana balkon itu berada. Napasnya memburu, namun gadis itu enggan menurunkan kecepatan berjalannya, ia harus menangkap basah Kim Minju sebelum gadis itu menghilang
Pada bilik balkon ketiga, dirinya mendapati Kim Minju masih mengayunkan kalung safir itu diikuti dengan bibirnya yang menggumamkan sesuatu didepan seorang gadis bersurai hitam bergelombang sedang netra gadis itu menatap kearah bandul berayun, Hwang Jina dengan segala perasaan buruk yang memenuhi dadanya, menyambar kalung safir dari tangan Kim Minju hingga sang pemilik kalung menatap Jina dengan netranya yang membulat sempurna
“Apa yang sedang terjadi disini?” ditatapnya Minju dengan pandangan mengintimidasi, sedang gadis itu kini tampak salah tingkah
“Hei tunggu dulu.. kembalikan itu milikku..” Minju mencoba menggapai benda yang kini Jina sembunyikan dibalik tubuhnya
“Jelaskan dulu padaku..”
Bukan sebuah jawaban yang Minju lontarkan, namun gadis itu masih berusaha untuk merebut kalung safirnya dari tangan Jina hingga kini Jina mendengus kasar, kehabisan kesabaran hingga dirinya harus mencengkeram seragam milik Minju “Katakan apa maksudmu dengan kalung safir ini, pembunuh!”
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANATHEMA : The Last Theatre [✓]
Fanfic[𝐍𝐂𝐓 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌 𝐗 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐎𝐘𝐙 𝐗 𝐏𝐑𝐎𝐃𝐔𝐂𝐄] Acropolis, sebuah teater megah yang mengusung nuansa abad 18 menjadi saksi bisu bagaimana potongan-potongan tubuh manusia itu sampai diatas panggung teater, membawa benang merah pada rangkaian...