𝟏𝟐 : 𝐃𝐞𝐚𝐫 𝐆𝐮𝐚𝐧𝐥𝐢𝐧

154 29 2
                                    

Ong Seongwoo tengah menikmati makan malamnya yang tinggal beberapa suap terakhir sebelum sebuah telepon mengganggunya, sebuah nomor tak dikenal itu membuat Seongwoo mengernyitkan dahi, pasalnya nomor itu telah melakukan panggilan tak terjawab sebanyak dua kali dan mengirimkan pesan sebanyak tiga kali padanya sepanjang satu jam yang lalu

Seongwoo jika kau menerima pesan ini, cepatlah kemari, aku dan Jina berada di Acropolis, aku tak berpikir ini situasi yang bagus

Hei setidaknya balas pesanku! Jina dan aku menemukan sebuah ruangan aneh

Kau marah karena aku tak memanggilmu hyung? Baiklah, Seongwoo Hyung tolong ini semakin mengerikan

Seongwoo membaca pesan itu sembari meloud speaker telefonnya, itu adalah Chenle, laki-laki itu dan Jina kini berada di Acropolis

“Chenle?” Seongwoo berusaha untuk berkomuikasi dengan Chenle karena tak ada suara apapun yang terdengar di seberang sana

Jina jangan melakukan apapun!”

Laki-laki diseberang sana akhirnya bersuara, teriakannya itu diikuti dengan suara benda logam yang bertabrakan

Yang.. Yang Jeongin..”

Ia bangkit, menyahut coat hitamnya dan meninggalkan makan malamnya begitu saja, memanggil seluruh tim dan polisi untuk menuju Acropolis karena agaknya, Jina dan Chenle kini menemukan sesuatu

Hyung! Seongwoo Hyung akhirnya kau mengangkat teleponku, cepatlah kemari, aku dan Jina menemukan tubuh Yang Jeongin!”

“Tunggu disana! Jangan menyentuh atau melakukan apapun, aku dalam perjalanan, beri aku rute menuju ke ruangan rahasianya.”

Oh! Aku akan mengirimkannya padamu.”

Chenle memutus sambungan telepon, beberapa menit kemudian sebuah pesan yang dikirim oleh Chenle membuat Seongwoo buru-buru membukanya

Pintu kiri Acropolis – naik keatas panggung – backstage – lorong bagian kanan menuju ruang kontrol – aku tidak tau bagaimana caranya membuka pintu ini hanya saja tanganku tak sengaja menekan panel di ujung kanan lalu tiba-tiba saja pintunya terbuka – tangga melingkar menuju ke atas – buka pintu dan lewati lorong menuju pintu bertuliskan caution

Pesan panjang berisi jalan menuju tempat rahasia itu agaknya memang rumit, kini Ong Seongwoo telah turun dari mobil bersama dengan beberapa timnya yang lain. Laki-laki itu berjalan menyusuri Acropolis sesuai dengan arahan yang Chenle berikan, gedung ini begitu luas dan dipenuhi dengan ruangan-ruangan yang tak ia ketahui betul ada apa didalamnya, tapi menyembunyikan mayat di Acropolis bukankah sebuah tindakan ceroboh?

Kini Seongwoo telah sampai pada ruang panel, ia menuju kearah panel bagian ujung kanan, tentu saja ada banyak tombol disana, pria itu mengamati lamat-lamat tombol panel yang menyala, kini partnernya, Minhyun ikut mendekat, mengamati jajaran tombol-tombol yang tampak rumit

“Bagaimana dengan ini. tampaknya lampu pada tombol ini tidak menyala.” Minhyun menekan sebuah tombol tanpa lampu, ajaibnya kini sebuah pintu dibelakang mereka terbuka, menyuguhkan pemandangan sebuah tangga melingkar didalamnya

“Bagaimana bisa kau tau?” Seongwoo terkejut pada analisis partnernya, pria itu hanya mengangkat bahunya

“Hanya menebak, tombol lain menyala dan tombol itu mati. Selain beruntung tampaknya orang yang menyembunyikan ruangan ini juga tak begitu canggih.” Minhyun tersenyum kaku, kemudian mengekor kepada Seongwoo yang berjalan mendahuluinya

Kedua detektif dengan beberapa polisi itu kini telah sampai di ujung tangga, ia membuka pintu diujung, menemukan sebuah lorong sepanjang dua puluh meter, dengan seorang gadis yang meringkuk memeluk lututnya, dan seorang laki-laki yang tengah berjongkok dihadapan gadis itu

[3] ANATHEMA : The Last Theatre [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang