𝟎𝟕 : 𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚 𝐏𝐥𝐚𝐲

176 31 8
                                    

Pagi ini, Hwang Jina berkata pada Chenle bahwa ia akan menemui laki-laki itu didepan kelasnya setelah jam makan siang, untuk memberikan tiket pertunjukan Death of A Salesman yang berhasil ia beli. Namun laki-laki dengan surai mencolok itu justru tak terlihat dikelasnya

"Kau sedang apa mengintip kedalam kelasku?"

"Aku mencarimu bodoh." Jina mengulurkan sebuah tiket pada Chenle, yang kemudian diterima oleh laki-laki itu "Kau berhutang padaku untuk itu."

Jina kemudian meninggalkan Chenle yang masih mematung menatap kearah tiketnya, setidaknya rencana ini harus membuahkan hasil, guna membuka sedikit demi sedikit kotak hitam yang masih tertutup rapat

Chenle masuk kedalam kelasnya, menyimpan tiket yang ia dapat dari Jina kedalam tas bagian depan miliknya. Namun anehnya, setelah ia kembali dari toilet dan menemui Jina, teman-teman sekelasnya kini justru menghujani laki-laki itu dengan tatapan aneh sembari berbisik pada satu sama lain

Ia tidak mempedulikan hal itu, ia yakin apa yang mereka lakukan bukan untuk menggunjing dirinya. Untuk apa juga mereka semua melakukan hal itu, baik Chenle maupun agensinya, belum mengungkap bahwa laki-laki dengan kulit seputih patin itu adalah trainee, pun ia tak pernah melakukan sebuah kesalahan sejauh ini

Mengambil ponsel dari dalam tas miliknya, ia mendapati delapan panggilan tak terjawab dari manajernya. Ketika ia membuka aplikasi kakaotalk pada ponselnya, kini room chatnya telah dibombardir oleh beberapa pesan dari orang-orang yang mengirim link artikel padanya. Alisnya menukik tajam, Chenle membuka link yang dikirim oleh Haechan, hingga sebuah berita dari platform ternama membuatnya kehabisan kata-kata

Are ZC (SM ent unreleased trainee) and HJ (Korean vice president daughter) dating?

Dengan jari yang semakin gemetaran, Chenle menapati banyak foto yang diambil secara tidak sengaja antara dirinya dan Jina. Mulai dari ketika ia dan Jina berpelukan di Sokcho, ketika ia dan Jina masuk kedalam kamar hotel, dan foto terakhir dari artikel itu adalah hal yang baru saja terjadi, ketika Jina memberikan tiket kepada Chenle

Semua foto itu diberikan keterangan yang sangat bertolak belakang dengan kejadian yang sesungguhnya. Bahkan foto dari kejadian yang baru saja terjadi? Bukankah ini adalah sebuah petunjuk bahwa seseorang di sekolah ini sedang ingin menjatuhkan dirinya atau Jina?

Sekali lagi manajer mencoba untuk menelepon Chenle, laki-laki yang masih shock itu harus mengangkat telepon dari manajernya dengan jemarinya yang masih gemetar "Halo?"

"Chenle apa yang kau lakukan?! Kembalilah ke agensi, sekarang juga."

"Tapi jam pelajaran terakhir.."

"Lupakan! Hal ini lebih penting!"

"Baik baik aku akan segera kesana.."

Dengan cekatan Chenle menjejalkan buku-buku yang berserakan diatas mejanya kedalam tas, serta memunguti pensil dan penanya yang berhamburan. Ditatapnya sekali lagi teman kelasnya, mereka semakin asyik bergunjing ketika Chenle telah siap meninggalkan kelas

"Wah lihatlah, itulah mengapa warna rambutnya oranye, dia trainee."

"Bukankah dia sangat tidak tahan? Aku bahkan SM stan tapi aku tak tau dia adalah trainee disana. Dia sedang mencoba merusak karirnya sendiri dengan berkencan."

"Dia bahkan tak pernah ikut kelas malam. Sangat tidak adil. Aku juga ingin menjadi idol."

"Kau ingin jadi idol? Lihatlah, dia sudah bersiap dipecat sepertinya. Bahkan artikel itu belum lima belas menit dirilis, tapi karirnya sudah diujung tanduk."

[3] ANATHEMA : The Last Theatre [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang