aku bakal seneng kalau kalian tinggalin komen dan vote di work aku, terimakasih❤️
••
Lagi-lagi ia harus menyelinap keluar karena manajer jelas tak akan menginzinkan dirinya untuk pergi kemanapun sementara waktu, bukan hanya karena kondisi luka pada telapak tangannya, namun juga keselamatan dirinya. Tapi kini dirinya justru membuka sebuah pintu dari bangsal vip rumah sakit ternama, dengan langkah tanpa suara ia berhasil masuk kedalam
Seperti biasa, ia mengisi ulang air pada air difuser yang berada di atas nakas besi sisi kanan dari seorang gadis yang masih memejamkan matanya sejak lima hari yang lalu. Wajahnya penuh luka lebam, ia mengalami gegar otak ringan dan pendarahan pada paru-parunya. Beberapa tulang rusuknya retak ringan dan ia mengalami koma, karena penanganan yang cepatlah gadis itu dapat selamat
Laki-laki itu, Chenle, mengambil duduk disisi kanan Jina, hanya mengamati sang gadis dalam tidurnya. Entah kapan gadis itu akan bangun
“Kau tak ingin bangun? Kau sudah berbaring disini selama lima hari. Aku akan menceritakan secara detail apa yang terjadi padaku ketika aku berhasil menangkap Jo Yuri. Penemuan kita berkembang banyak, kenapa kau tak bangun?”
“Kau bilang, kau ingin mengajukan diri menjadi maskot The Golden Generation. Besok adalah harinya, hari pemilihan, dan kau membiarkan Kim Minju mengambil posisimu begitu saja.”
Ia tau, Jina tak akan membalas kata-katanya, tapi ia merasa ia harus mengatakan sesuatu agar gadis itu bangun. Agaknya usaha yang ia keluarkan tak membuahkan hasil, karena ia hanya bicara seorang diri “Aku tak akan sering kemari. Pastikan ketika aku kembali, kau sudah bangun..”
Chenle bangkit, laki-laki itu membuka pintu dan menutupnya kembali, ketika ia melewati koridor, dirinya mendapati Ong Seongwoo kini berjalan lesu kearah bangsal milik Jina. Kedua laki-laki itu saling tatap kemudian “Chenle? Sedang apa kau disini?”
“Hanya mengisi ulang air difusernya.” Balas Chenle singkat
Seongwoo mengangguk lesu, “Aku akan masuk.” Ia melanjutkan langkahnya menuju bangsal milik Jina. Sama seperti dua hari yang lalu, gadis itu masih tertidur. Ia mengambil duduk di sisi kanan Jina, menggenggam tangan gadisnya yang tak tertancap infus
“Aku harus bagaimana? Jika kau seperti ini aku harus bagaimana?”
Seongwoo merapatkan tangan jina pada dahinya, ia menangis, ia begitu terluka ketika harus melihat Jina tak berdaya. Ia sungguh tak ingin Jina jatuh sakit, cukup ketika Guanlin meninggalkan gadis itu beberapa bulan yang lalu, untuk saat ini ia benar-benar ingin Jina baik-baik saja
Gadis itu telah melakukan banyak hal yang membahayakan nyawanya sendiri
“Aku belum sanggup membayangkan menjalani ini semua tanpamu.. kumohon..”
••
“Gagal gagal gagal semuanya gagal! Sialan!”Sekali lagi, Eric mengumpat, ia kembali menggerutu, menyumpahi rencananya yang gagal dan berantakan. Ia menjatuhkan dirinya diatas sofa, meraih sebotol soju diatas meja kaca, menenggak minuman itu langsung tanpa gelas, botol itu adalah botol ke empat yang ia minum hari ini
Sedangkan Adora tak dapat menghentikan Eric, ia tau, betapa frustasinya laki-laki itu sekarang karena Jo Yuri yang tak berhasil melarikan diri, dan Jina yang justru terluka parah
“Si jalang Jo Yuri!” dengan sekuat tenaga, Eric melempar botol sojunya hingga benda itu menghantam dinding dan menjadi kepingan-kepingan kecil
“Sadarlah Son Eric! Semua ini juga terjadi karena rencana kita yang belum siap!” Adora menggenggam kedua bahu Eric yang tampak kacau, kini kedua pandangan insan itu saling bertabrakan, anehnya justru Eric tersenyum pada Adora
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANATHEMA : The Last Theatre [✓]
Fanfic[𝐍𝐂𝐓 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌 𝐗 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐎𝐘𝐙 𝐗 𝐏𝐑𝐎𝐃𝐔𝐂𝐄] Acropolis, sebuah teater megah yang mengusung nuansa abad 18 menjadi saksi bisu bagaimana potongan-potongan tubuh manusia itu sampai diatas panggung teater, membawa benang merah pada rangkaian...