"Selamat karena telah melepas gelar maskot The Golden Generation." Gadis dengan dress berwarna salmon itu tersenyum manis dihadapan Jina yang tengah mengemasi barangnya
"Pergilah, aku tak berselera untuk bicara denganmu."
Kim Minju kini berlalu meninggalkan Jina seorang diri di gedung pertemuan yang mulai sepi. Ia mengemasi dokumen lamanya dengan cepat sebelum hari semakin malam dan taksi semakin sulit untuk ditemukan. Ia harus naik taksi karena dirinya telah meminta Ong Seongwoo dan kedua orang tuanya untuk kembali tanpa dirinya karena ia harus mengemasi dokumen-dokumennya
Jina berjalan menuju keluar gedung, menggendong beberapa map berisi dokumen dengan tangannya, berjalan pada halaman yang begitu luas itu seorang diri, dengan pencahayaan yang tak begitu terang ia merasa bulu kuduknya meremang
"Butuh bantuan?"
"Tidak per.."
Belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Jina mendapati dirinya membalas kata-kata dari seseorang dengan topeng berwarna putih serta coat berwarna hitam panjang, tiba-tiba saja perasaan buruk memenuhi dadanya, napasnya memburu, gadis itu hendak berlari sebelum seseorang bertopeng itu membekap dirinya dengan sebuah sapu tangan beraroma kloroform kuat
Ia baru saja ingin meloloskan teriakan sebelum kesadarannya sepenuhnya menghilang
••
Seperti biasa, Chenle mengambil tempat duduk di bangku belakang, kelas terakhir telah usai beberapa menit yang lalu. Laki-laki bersurai hitam itu memasukkan beberapa buku pelajaran diatas mejanya kedalam tas, selanjutnya mengeluarkan sebuah ponsel dari slot paling depan backpack hitamnyaTak henti-hentinya Chenle mengecek notifikasi pada ponselnya, ia membuka kembali chat yang sejak tiga hari yang lalu ia kirimkan tapi belum juga dibaca oleh Hwang Jina. Ia menatap gusar kearah layar ponselnya. Berkali-kali dirinya dengan sengaja lewat didepan kelas gadis itu, tapi ia juga tak terlihat hadir di kelas
laki-laki itu mulai tak tenang, ia segera memasukkan segala macam barangnya kedalam backpack hitamnya, menanggalkan benda itu pada bahunya dan berjalan cepat meninggalkan sekolah
Ia mengenakan masker dan topinya, mengambil langkah besar menuju kantor polisi dimana Ong Seongwoo bertugas, ia bahkan menelepon pria itu berkali-kali tapi tak ada jawaban apapun dari Seongwoo
Chenle telah memasuki area kantor polisi tanpa tujuan yang jelas, ia menelepon Seongwoo sekali lagi, dan mendapati panggilannya mendapat respon dari Seongwoo
"Chenle?"
"Hyung kau bisa keluar sebentar? Aku didepan kantormu sekarang."
"Kau berada di kantorku? Tunggu sebentar aku akan keluar." Seongwoo memutus sambungan telepon
Dalam beberapa menit kemudian, Chenle telah mendapati seorang laki-laki dengan kemeja dan celana hitam itu berjalan mendekat kearahnya "Kenapa kau kemari?"
"Apa Jina menghubungimu belakangan ini? Aku mengirimkan pesan tapi ia tak membacanya, sudah tiga hari."
"Jina? Tiga hari yang lalu ia mengirimkan pesan padaku, ia harus pergi ke Jepang dengan keluarganya."
"Pergi ke Jepang?"
"Dia tak memberitahumu?"
Chenle berpikir sejenak, Jina menjanjikan dirinya untuk membagi hasil investigasi yang ia dapatkan dari Seongwoo, harusnya mereka akan bertemu besok, Jina pun tak mengatakan apapun tentang pergi ke Jepang
"Bukankah kau punya sesuatu untuk melacak keberadaan Jina? Bisa kau lacak posisi Jina berada dimana?"
Dahi Seongwoo berkerut dalam, laki-laki itu merasa aneh karena Chenle tampak tak begitu yakin dengan keberadaan Hwang Jina. Seongwoo membuka ponselnya, membuka aplikasi pelacak yang tersambung dengan jam tangan milik Jina. Namun titik lokasi Jina justru menunjukkan lokasi hotel terakhir kali dirinya dan Jina melakukan pertemuan The Golden Generation. Seongwoo mencoba untuk merefresh beberapa kali pada petanya, namun nihil, titik lokasi Jina masih sama
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] ANATHEMA : The Last Theatre [✓]
Fanfic[𝐍𝐂𝐓 𝐃𝐑𝐄𝐀𝐌 𝐗 𝐓𝐇𝐄 𝐁𝐎𝐘𝐙 𝐗 𝐏𝐑𝐎𝐃𝐔𝐂𝐄] Acropolis, sebuah teater megah yang mengusung nuansa abad 18 menjadi saksi bisu bagaimana potongan-potongan tubuh manusia itu sampai diatas panggung teater, membawa benang merah pada rangkaian...