Us #4

18 2 2
                                    


PS : maaf banget ya, di final chapter ini banyak bagian yang di-skip. Soalnya biar tulisannya ngga terlalu banyak dan biar cepet selesai juga ceritanya. Dan mudah-mudahan kalian suka ya sama ending ceritanya. Aamiin. So, happy reading, gais! Enjoy! 🤗😎

-Ranti-

🌿🌿🌿

Dua tahun kemudian......

Selama menempuh pendidikan militer kurang lebih dua tahun lamanya, akhirnya aku lulus juga. Bahkan sekarang aku sudah resmi menjadi seorang Tentara, dan kalian tahu artinya apa? Artinya aku sudah bisa menggapai cita-citaku yang ingin menjadi seorang Tentara. Dan saatnya untuk mengucapkan tahmid "Alhamdulillah".

Eittt! Bukan hanya aku yang berhasil meraih cita-citanya. Jovania, Alfan, dan Zakia pun sama denganku, kita berempat sama-sama berhasil. Dan perjuangan kita selama ini tidak sia-sia. Jovania sudah menjadi seorang Dokter sekarang, dia bahkan sudah bekerja di salah satu rumah sakit ternama di Bandung. Zakia juga sudah menjadi seorang Pengacara. Dan Alfan, aku sangat bangga dengan sahabatku yang satu ini, dia lulus dengan nilai terbaik dan sekarang dia sudah menjadi seorang Guru matematika yang sangat tampan di salah satu Sekolah Menengah Pertama favorit di Bandung. Aku harap Siswa perempuan yang diajari oleh Alfan bisa fokus dengan materi yang disampaikan oleh Alfan dan mereka tidak akan memandang wajah tampan Alfan selama pelajaran berlangsung atau mereka akan mendapatkan nilai merah di pelajaran Matematika. Hahah! What the hell are u thinking about, Jack? Ok, back to life.

Hari ini adalah hari terakhir aku bertugas sebelum aku mengambil cuti, karena aku akan menikah dengan Jovania minggu depan. Aku harus menyiapkan semuanya dengan sebaik-baiknya, dan semuanya hampir siap. Mungkin persiapannya sudah 98%, itu juga karena aku dibantu oleh orang-orang terdekatku setelah keluargaku.

Oh, iya, hampir saja aku lupa. Zakia dan Alfan sudah menjadi sepasang Suami-Istri, mereka melangsungkan pernikahan sekitar dua bulan yang lalu. Sudah aku bilang 'kan jika Alfan dan Zakia lah yang lebih dulu menikah.

Saat aku hendak pergi bertugas tiba-tiba....

"Kak, foto dulu, yuk!" ajak Varel kepadaku. Dia sudah siap dengan kamera di ponselnya.

Aku terkekeh. "Tumben sekali kamu ngajak Kakak difoto, ada apa?"

"Ayolah, Kak, jangan banyak tanya! Apa susahnya, sih, tinggal senyum aja ke arah kamera. Kapan lagi coba Varel bisa foto bareng sama seorang Tentara tampan sekaligus calon pengantin," jawab Varel sambil tersenyum jahil ke arahku.

"Haha! Kamu ini ada-ada saja, baiklah, ayo!" kataku sambil merangkul bahu Varel.

"Nah, gitu, dong, dari tadi. Ok, ready? Smile!" kata Varel riang.

Aku dan Varel tersenyum ke arah kamera, dan....

Klik!

Foto diambil.

"Masyaallah, fotonya bagus sekali, Kak! Kakak terlihat tampan sekali di sini, dan wajah Kakak terlihat bercahaya, i mean glowing," komentar Varel setelah melihat hasil fotonya.

"Hahaha! Let me tell you, Kakak ini emang udah tampan sejak bayi. Glowing, emangnya wajah Kakak dikasih senter apa? Pake bercahaya segala, kamu mah emang ada-ada saja, ya!" Aku terkekeh sambil mengacak rambut Varel.

"Ih, pede sekali Kakak! Tapi seriusan, Kak! Wajah Kakak terlihat bercahaya di sini. Mungkin itu terjadi karena Kakak selalu membasahi wajah Kakak dengan air wudhu, dan sebentar lagi kakak juga akan menjadi seorang pengantin, makanya wajah Kakak terlihat bercahaya seperti ini," jelas Varel, dia memang paling pandai mengambil kesimpulan.

WHISPER (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang