Saat sampai di rumah...
"Assalamualaikum," ucapku saat masuk ke dalam rumah.
"Waalaikumsalam," balas Bunda dari ruang keluarga dan tak lama aku melihat Bunda yang cantik dengan baju tidur biru langitnya dengan jilbab yang senada berjalan ke arahku yang masih di depan pintu.
"Ayah dan Varel mana, Bun? Apa mereka sudah tidur?" tanyaku kepada Bunda setelah mencium tangannya.
"Iya, Sayang, mereka sudah tidur. Tadinya mereka akan tetap terjaga sampai kamu pulang, tapi Bunda yang melihat mereka terus menguap tidak tega, jadi Bunda menyuruh mereka untuk tidur duluan biar Bunda saja yang nungguin kamu sampai pulang," jawab Bunda sambil mengelus-ngelus kepalaku seperti biasa.
Aku tersenyum dibuatnya. "Bunda memang Bunda yang paling cantik, paling baik, paling penyayang, paling sabar, paling perhatian, dan paling pengertian di dunia ini. Maaf Jack sudah mengubah jadwal tidur, Bunda. Pasti Bunda sangat kekelahan ya, menunggu Jack pulang," ucapku sambil menatap mata Bunda yang terlihat sedikit sayu. Pasti Bunda sudah mengantuk.
Bunda terkekeh sambil mencubit pipi kananku. "Kamu ini memang sangat pandai dalam hal memuji, Sayang. Pantas saja Jova sangat mencintaimu," balas Bunda setelah mencubit pipiku. "Tidak, Sayang. Bunda tidak lelah, kok, Bunda hanya sedikit mengantuk saja," lanjutnya.
"Jack tidak sedang memuji, Bunda. Jack hanya menyampaikan apa yang Jack rasakan saja. Jova mencintai Jack apa adanya, Bun. Sama saja Bunda, Bunda tidak akan mengantuk jika Bunda tidak merasa lelah."
"Iya, deh, Iya. Anak sulung Bunda yang tampan dan Soleh ini memang sangat pandai dalam mengambil kesimpulan."
"Lha, kenapa sekarang jadi Bunda yang memuji, Jack?"
"Hah? Apa iya?" tanya Bunda dengan ekspresi yang lucu.
"Iya, Bunda."
"Hahaha! Oh, iya, Sayang, bagaimana misinya? Apakah berhasil?" tanya Bunda sambil mengalihkan pembicaraan.
"Alhamdulillah berhasil, Bunda. Bahkan Sang pelaku sudah ditangkap oleh pihak yang berwajib, dan sekarang Bumi sudah tenang dan bahagia di Surga sana," jawabku dengan ekspresi wajah yang sangat senang.
"Syukur alhamdulilah. Anak Bunda ini memang hebat. Dengan ini, semakin banyak orang yang menyayangimu, Nak." Bunda tersenyum sambil mengelus-ngelus bahuku.
"Iya, Bunda. Karena hal ini, Jack jadi punya Ayah dan Bunda baru."
"Iya. Tapi, kamu jangan sampai lupa dengan Ayah dan Bunda kandung kamu sendiri," peringat Bunda.
"Aduh, Bunda ini bicara apa, sih? Ya, tentu saja itu tidak akan terjadi. Ayah dan Bunda akan tetap menjadi orang nomor satu di hati dan pikiran Jack. Jadi, Bunda tidak usah risau seperti itu," jawabku terkekeh karena tingkah Bunda yang cemburuan ini.
"Iya, Sayang, Bunda tahu, kok. Tadi Bunda hanya bercanda."
Aku menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Dasar, Bunda. Oh, iya, besok Bunda sama Ayah ikut ke rumah Pak Wijaya ya sama Jack dan teman-teman, sama Jovarel juga."
"Iya, nanti Bunda bilang sama Ayah dan Varel. Sekarang kamu istirahat, ya! Sudah malam. Besok kamu sekolah, kan?"
"Baik, Bunda. Jack ke atas dulu, ya. Selamat tidur Bunda Jack yang paling cantik." Aku mencium pipi Bunda setelah berkata seperti itu.
"Selamat tidur, Sayang!" balas Bunda.
Keesokan harinya
-Sekolah-
Jam istirahat
Aku dan Jova menceritakan kejadian yang semalam kepada teman-teman.
"Syukurlah. Aku sangat lega jika monster berdarah dingin itu sudah masuk penjara. Aku senang sekali mendengarnya," respon Alfan yang diakhiri dengan senyuman manisnya yang sangat digilai oleh para wanita, hehe! Tapi, yang jelas Zakia yang paling menggilai senyuman Alfan yang manis itu :v
KAMU SEDANG MEMBACA
WHISPER (COMPLETED)
Fiksi Remaja"Bisikan-bisikan itu yang selalu aku dengar ditelingaku setiap hari. Baik siang maupun malam. Namun, aku tidak pernah merasa terganggu. Karena, aku senang bisa membantu mereka, selama aku mampu melakukannya." -Jacken...