Terungkap

249 32 2
                                    

Udah siap belum?

Vote dulu yuk biar 550 bintang😭



































"Bunda, gimana hari pertama bunda disana? Aku udah kangen sama bunda loh. Ayah sama bunda pasti disana udah ketemu ya? Lalis seneng deh kalian akhirnya bisa berkumpul lagi ditempat yang sama. Bunda sama ayah tolong selalu jagain Lalis ya dari atas sana. Lalis juga bakal sering dateng kunjungin kalian berdua di sini, bawa bunga matahari kesukaan bunda." kata gadis berseragam sekolah itu diantara dua makam, makam yang tanah nya bahkan masih terbilang baru dan makam yang memang sudah sering ia kunjungi sebelumnya.

"Udah kita duga lo disini Lis." ucapan seseorang membuat Lisa menoleh dan mendapati Jinan dan juga June.

"Sekolah udah bubar?" tanya Lisa.

"Belum, kita khawatir kata anak-anak lo gamasuk sedangkan Bobby bilang dia nganterin lo tadi pagi ke sekolah." jelas Jinan.

"Gue cuman mau pastiin bunda baik-baik aja. Bunda pasti udah tenang kan ya disana bang?" ucap Lisa.

June tersenyum getir dan ikut merasakan kesedihan yang dirasakan gadis di depan nya ini.

"Bunda lo pasti udah tenang disana, udah ga lagi ngerasain sakit, udah ketemu sama cinta sejatinya juga. Tapi bunda lo bakal sedih kalo tau lo di sini masih sedih." tutur June sambil mendekatkan dirinya serta memegang sisi samping tubuh gadis itu untuk membantu Lisa berdiri.

"Tante, om kita bertiga izin pergi dulu ya." izin Jinan kemudian berjalan menuju mobil di ikuti oleh Lisa yang masih di tuntun oleh June.

Jinan dan June membawa Lisa ke rumah sakit karena mereka tahu Lisa tidak akan mau pulang ke rumahnya.

Bahkan tadi pagi saja gadis itu bersikukuh untuk menjaga Hanbin dirumah sakit, namun karena paksaan Hanbin dan juga Bobby akhirnya gadis itu mau pergi ke sekolah yang pada akhirnya digunakan gadis itu untuk mengunjungi makam bundanya.

Jinan membukakan pintu kamar inap milik Hanbin dan mempersilahkan Lisa untuk masuk ke dalam.

Mata Lisa langsung bertatapan dengan kakaknya yang sedang terduduk di sofa.

"Sini, gapapa Sayang abang ga akan marah." kata Bobby sambil merentangkan tangannya, seolah mengisyaratkan Lisa bahwa dirinya siap dijadikan tempat adiknya itu untuk menangis.

Tanpa perlu menolak, Lisa tentu saja berjalan menghampiri kakaknya dan langsung menangis di dalam rengkuhan Bobby.

Setelah menyudahi tangisannya Lisa bangun dan berjalan ke arah ranjang dimana Hanbin sedang terduduk.

Daritadi lelaki itu tentu saja memperhatikan gadisnya itu, berbeda dengan Jinan dan June yang memutuskan untuk kembali ke sekolah.

"Maaf." kata Hanbin sambil mengusap bekas air mata di wajah gadis itu dengan tangannya yang masih tersambung dengan infusan.

Entah sudah berapa banyak kata maaf yang Hanbin ucapkan kepada Lisa sejak sadar, tapi lelaki itu terus-terusan mengucapkannya.

Bobby juga ikut menghampiri ranjang Hanbin dan menarik bangku untuk duduk di samping adiknya. Lelaki itu mengeluarkan amplop yang ia tahu adalah surat wasiat bundanya.

"Kamu siap dek?" tanya Bobby yang di angguki adiknya itu.

Hanbin terus menggengam tangan Lisa dan mengusapnya lembut.

Bobby mulai membuka amplop tersebut dan membaca tulisan yang tertulis di selembar kertas yang ada di sana.

Untuk anak bunda tersayang, Bobby dan Lalis,

Tetangga || Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang