Lisa & Jimin

305 30 0
                                    

Di sisi lain, sebenarnya Jimin memang sudah merasakan lelah dari setengah jam lalu. Karena kondisi tubuhnya yang memang sedang kurang sehat.

Ia selalu berada di barisan paling belakang, karena jalannya agak sedikit lambat. Tadi Ia sempat duduk untuk beristirahat sejenak, toh juga tidak akan terlalu jauh dengan yang lainnya.

Namun, kesialan mulai melanda Jimin saat tas perlengkapannya tidak sengaja tersenggol hingga jatuh ke sisi samping jalanan yang lebih rendah.

Jimin bersusah payah menggapai tasnya karena jaraknya yang lumayan jauh, Ia sempat berpikir sejenak.

Kemudian, Jimin akhirnya memilih untuk melompat turun ke bawah karena di rasa Ia dapat kembali lagi ke atas.

Baru ingin memanjat naik, tanah di bagian yang Jimin pegang ternyata merupakan tanah gembur sehingga tidak kuat menahan beban yang membuat Jimin jatuh lagi ke bawah.

Yang lebih sialnya lagi, Jimin jatuh dengan posisi kaki agak sedikit miring sehingga membuat kakinya keseleo dan berdarah karena terbentur batu kasar yang agak besar.

"Awh!" ringis Jimin.

"Jimin! Lo dimana? Jim!" suara seseorang terdengar di telinga Jimin.

"Disini woy tolongin!" sahut Jimin berteriak.

"Lisa! Gue di bawah sini!" sahut Jimin saat melihat Lisa ada di atas.

"Astaga Jim! Lo kenapa bisa di bawah situ?" tanya Lisa bingung.

"Ceritanya panjang, mendingan lo sekarang balik ke tempat kemah buat minta pertolongan soalnya gue gak bisa naik." usul Jimin.

"Udah ayo pegang tangan gue aja biar gue tarik." balas Lisa kemudian memposisikan dirinya.

"Jangan berdiri di situ Lis! Tanahnya longs—"

"Eh-eh Jim! AAAAKH—"

Terlambat, Lisa udah keburu ikutan jatoh ke bawah.

Yang lebih parahnya lagi, saat Jimin berusaha menangkap tubuh Lisa tadi, dirinya malah terhuyung ke belakang. Sehingga diri nya dan Lisa jatuh ke tanah secara bersamaan.

"Lo gak apa-apa?" tanya Jimin.

"Gue gak apa-apa, tapi pasti punggung lo sakit ya? Kebentur gara-gara nahan gue." tanya Lisa balik.

"Gak apa-apa kok, gue tadi takut lo jatohnya ke bawah sana." jelas Jimin.

(Jadi tuh jalanannya kayak di pinggir lereng gitu loh, trs tuh kayak ada bekas longsornya gitu jadi kayak bertingkat-tingkat kebawah, bukan yang langsung jurang. Semoga kalian bisa bayanginnya ya.)

"Terus sekarang gimana?" tanya Lisa.

"Berdoa aja tanahnya gak longsor lagi, kita duduknya di sini aja jangan terlalu pinggir. Mereka pasti nyariin kita kok dikit lagi." balas Jimin.

"Sorry Jim, harusnya gue tadi dengerin omongan lo." ucap Lisa merasa bersalah.

"Bukan salah lo kok–awh!" balas Jimin sambil meringis saat berusaha meluruskan kakinya.

"Kaki lo berdarah Jim! Di tas lo ada obat gak?" kata Lisa khawatir sambil mengecek tas milik Jimin.

"P3K adanya di tas Suga Lis, tas gue isinya buku laporan, sepatu cadangan, gunting sama—"

"Roti, makan nih roti. Lo kayaknya lemes banget." potong Lisa sambil mengeluarkan sebungkus roti dari tas Jimin.

-

"Di karenakan cuaca saat ini sedang gerimis, maka kepada seluruh peserta kemah di mohon untuk masuk ke dalam tenda masing-masing." suara Jungkook terdengar di seluruh tempat kemah.

Jaehyun baru saja mengantarkan Sejeong dan Suga ke tenda kesehatan. Kemudian, berjalan sedikit lebih cepat untuk menghampiri Jungkook.

"Jaehyun!" langkahnya terhenti saat dua orang gadis menghalangi jalannya.

"Lisa mana?" tanya salah satu dari mereka.

"Lisa tadi balik lagi ke dalem hutan buat nyari Jimin..." jelas Jaehyun.

Rose dan Jennie yang berada di depannya langsung terkejut.

"Lo bercanda kan?" tanya Jennie tidak percaya.

"Gue serius, gue tadi sempet mau ngejar dia tapi Suga sama Sejeong kakinya keseleo, jadi gue harus bawa mereka balik dulu. Gue mau minta tolong Jungkook dulu." jelas Jaehyun kemudian berlalu.

Tak lama setelah itu, Chandra lewat sambil membawakan dua cup mie instan untuk Jennie dan Rose.

"Woy lo berdua! Makan dulu nih!" ucap pria itu.

"Chand..." kata Rose lemas.

"Kenapa lo? Lemes amat." canda Chandra.

"Lisa masih ketinggalan di hutan." jelas Rose akhirnya.

Dua cup mie instan tersebut langsung jatuh dari tangan Chandra ke atas tanah.

"Chand, lo harus ke Jaehyun sama Jungkook sekarang!" usul Jennie menyadarkan Chandra.

Tanpa berbasa-basi lagi, Chandra langsung berlari ke arah Jaehyun dan Jungkook yang sedang berbincang dengan serius.

"Tapi daerah hutan itu daerah rawan longsor semua dan sekarang lagi gerimis, kita gak mungkin cari mereka ke dalam sana Jae." omongan Jungkook terdengar di telinga Chandra.

"Seengaknya ini masih gerimis Kook, belum hujan deras." balas Jaehyun.

"Kalo lo gak mau masuk, biar gue aja yang masuk ke dalam sana." sahut Chandra.

"Tapi bakal ngebahayain diri lo Chand, gue gak bisa ngasih izin." kata Jungkook.

"Gue gak butuh izin lo buat nyari Lisa." sinis Chandra.

"Tapi Chand—"

"Yang pegang peta kelompok lo siapa Jae?" tanya Chandra memotong omongan Jungkook.

"Suga, dia lagi ada di tenda kesehatan sekarang."

Setelah mendengar jawaban Jaehyun, Chandra langsung berlari ke tenda kesehatan.

"Ga, peta kelompok lo mana? Gue mau cari Lisa, ini udah mau malem, gue takut dia kenapa-kenapa."kata lelaki itu.

"Lisa di dalem sana pasti udah ketemu sama Jimin, semoga mereka berdua gak kenapa-kenapa. Lo kalo mau masuk ke dalem hutan gak boleh sendirian Chand, bahaya." balas Suga.

"Biar kita temenin." sahut Taehyung dan JHope yang baru saja sampai ke tenda kesehatan bersama Jennie dan Rose.

"Lo berdua tolong kabarin anak Ikon. Kalo gue sama Taehyung dan JHope belum balik dalam waktu 2 jam tolong suruh orang evakuasi kita." kata Chandra kepada Jennie dan Rose.

Mereka bertiga langsung memasukkan beberapa perlengkapan seperti obat-obatan ke dalam tas dan berlari ke pintu masuk jalur selatan yang tadi di lalui oleh kelompok Lisa.

-

Anak Ikon yang baru saja menerima kabar dari Jennie dan Rose langsung berkumpul di rumah Bobby dan menyiapkan segala peralatan yang di rasa akan dibutuhkan nanti.

Mereka segera menyusul ke tempat kemah, takut sewaktu-waktu hal yang tidak di inginkan benar-benar terjadi.

-

Masih bersambung lagi guys hehe emang agak lama konfliknya.

Ayo jangan lupa pencet tanda ⭐️ nya biar cepet-cepet update lanjutannya.

Tetangga || Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang