Kenyataan Pahit

271 27 4
                                    

Seorang gadis sedang menuju sebuah kamar inap sambil membawa dua buket bunga ditemani oleh temannya.

Tiap hari dalam 2 minggu gadis itu selalu berkunjung seolah menunggu keajaiban akan datang.

2 minggu, ya sudah 2 minggu baik Hanbin maupun bundanya masih terbaring di rumah sakit tanpa kepastian kapan mereka akan bangun dari tidur panjangnya.

Penantian yang Lisa jalani ini sudah seperti kisah dongeng putri salju dan juga putri aurora yang di selamatkan oleh pangerannya.

Sambil menaruh sebuket bunga di nakas masing-masing kedua orang yang di rawat di ruang inap yang sama itu, Lisa berhenti di samping kasur milik Hanbin.

Di tatapnya sendu lelaki itu sambil menggenggam tangannya erat, gadis itu mulai menangis.

"Lis kalo tiap hari lo ke sini cuman buat nangis, Hanbin sama bunda pasti sedih." kata Chandra, lelaki yang menemaninya ke rumah sakit.

Chandra menatap gadis di depan nya.

Berantakan, begitulah keadaan Lisa selama 2 minggu terakhir ini. Masuk sekolah selalu terlambat, makan tidak teratur yang mengakibatkan gadis itu setidaknya sudah sakit lebih dari 4x dalam 2 minggu itu.

"Hanbin bangun! Kamu jahat boongin aku selama ini!" kata gadis itu sambil mulai memukul kasur milik Hanbin.

Chandra langsung menarik Lisa ke dalam dekapannya dan mengusap surai gadis tersebut dengan sangat lembut.

"Ayo pulang aja ya, pamit dulu sama bang Hanbin sama bunda sana." kata Chandra.

Gadis itu menuju kasur bundanya dan mengecup kening wanita itu dengan wajah masih penuh berlinangan air mata.

"Bunda, Lalis pulang dulu ya. Besok Lalis balik lagi ke sini bawa bunga matahari kesukaan bunda." ucap gadis itu.

-

Jika siang tadi Lisa meninggalkan rumah sakit dan berjanji akan kembali ke esokkan harinya. Gadis itu mengingkari janjinya sendiri dengan hadirnya gadis itu di rumah sakit pada malam hari.

Dokter Lee, dokter spesialis jantung yang menangani Hanbin berkata bahwa malam ini Hanbin dapat melakukan operasi karena berhasil mendapatkan donor jantung.

Lisa dan Bobby serta orangtua Hanbin langsung menuju rumah sakit saat itu juga. Tapi dari awal sampai di rumah sakit entah kenapa perasaan Lisa tidak enak dan juga mama Dara dari tadi di sampingnya terus menangis.

Wanita itu terus menggumamkan kata maaf sambil memeluk Lisa. Gadis itu tentu bingung apa maksud dari seorang wanita yang sudah ia anggap sebagai ibu keduanya.

Tak lama setelah itu dokter Kim, dokter spesialis otak keluar dari ruangan operasi yang membuat Lisa dan juga Bobby bingung.

"Nyonya Suzy Wijaya di nyatakan meninggal pukul 22.17 akibat kanker otak stadium akhir." perkataan dokter Kim membuat kaki Lisa lemas dan pusing menghantam kepalanya.

"Bukannya yang barusan di operasi Hanbin dok?" tanya Bobby ikutan tidak percaya.

Dokter Kim menatap Bobby sendu dan menyerahkan selembar amplop kepada lelaki itu.

"Ini surat wasiat dari nyonya besar, beliau minta kalian membacanya dengan tuan Hanbin jika ia sadar nanti dan saat ini operasi tuan Hanbin masih berjalan." jelas dokter Kim.

Mama Dara masih terus mengucapkan kata maaf berulang-ulang sambil terus mendekap Lisa.

Dua suster keluar dari ruang operasi sambil membawa satu brankar dengan pasien yang di tutupi selimut dari ujung kaki hingga ujung kepala.

Tetangga || Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang