~ 4. Stored in the Heart ~

5.6K 486 37
                                    

"Dan berbuat baiklah, sebab sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik"

~ QS. Al Baqarah : 195 ~

"Ar...kamu tolong panggil Ina ya..." tante Fitra yang masuk ke dapur, meminta tolong Arini untuk memanggilkan adik sepupunya itu. Ia sedang membantu bik Naimah dan bik Yati memasak di dapur.

Arini memandang ke arah luar dapur. Ia memang agak malas kalau disuruh memanggil Yumna untuk ikut makan malam bersama kakek. Selalu saja ada alasan untuk menghindari makan malam dengan satu-satunya wali yang mereka miliki itu.

Sejujurnya Arini tak terlalu menyalahkan Yumna. Ia pun selalu merasa tegang bila harus satu meja makan dengan kakek. Orangtua yang Arini miliki selain tante Fitra. Jika kakek sudah memerintahkan secara khusus untuk makan malam bersama, biasanya ada sesuatu yang penting yang hendak disampaikan. Dan sesuatu itu biasanya berisi paksaan atau sebuah tekanan buat Arini dan Yumna dua cucu perempuan yang kakeknya miliki.

"Ar, biasanya kalau kamu yang minta, Ina nurut deh..." untuk kedua kalinya tante Fitra meminta tolong.

"Dipanggil pakai interkom aja lho bu...." saran bik Naima demi melihat Arini masih tak bergeming.

Rumah mereka, lebih tepatnya rumah milik kakeknya itu memang sangat besar dan mewah. Lebih mirip hotel bintang lima. Karena itulah, rumah tersebut dilengkapi oleh interkom penghubung antar ruangan yang satu dengan yang lain. Tentu untuk mengefisienkan tenaga dan waktu si penghuni rumah. Di rumah itu jumlah asisten rumah tangga, sopir, tukang kebun jumlahnya lebih banyak daripada jumlah majikannya. Jumlah keluarga yang tinggal di dalam rumah tersebut hanya empat orang. Raden Kardiman Tjokrodiningrat, Fitra ibu Yumna, Arini dan Yumna sendiri. Sedangkan jumlah pekerja.yang ada di dalamnya mencapai 8 orang. Sekitar dua kali lipat jumlah majikan.

"Hah bibik kaya nggak tahu Ina aja. Dipanggil lewat interkom paling juga dinyalain doang, tapi tetap nggak mau turun ke bawah. Kalau Arin yang manggil baru deh mau" sanggah tante Fitra hapal dengan kelakuan putri tunggalnya itu.

Tit...tit...

Terdengar nada panggilan dari interkom yang ada di dapur. Dengan sigap bik Yati yang sedang menata sajian makan malam menekan tombol terima.

"Bik sudah siap belum? itu anak-anak mana semua" terdengar suara penuh wibawa dari pengeras suara alat berbentuk kotak itu.

"Iya tuan. Ini ada mbak Ar sama bu Fitra disini..." jawab bik Yati sopan meski tak berhadapan langsung dengan si pemilik suara.

"Saya tunggu semuanya seperempat jam lagi, harus sudah duduk di sini"

Tanpa perlu bik Yati mengulang apa perintah lelaki tersebut, Arini dan tantenya bisa mendengar jelas semua. Karena mereka memang sedang berada di dapur.

"Tuh Ar, cepet gih panggil adikmu.." pinta tante Fitra lagi.

Arini menghela napas sejenak. Ia pun meletakkan pisau yang sedang dipegangnya untuk mengupas sayur. Dilepasnya celemek motif bunga matahari yang dikenakannya.

"Baiklah tante. Arin akan panggil Ina..."

Arini pun segera beranjak keluar dapur menuju ke lantai dua tempat kamar Yumna berada.

"Na..." panggil Arini ketika sudah berada di depan pintu kamar Yumna.

Ditelinga Yumna sedang terpasang headset. Kepala Yumna tampak mengangguk-angguk. Arini bisa menebak jika adik sepupunya itu sedang asik mendengarkan aplikasi musik dari gawainya. Karena itu Yumna tak merespon panggilannya.

Stay With Me in Love 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang