~ 16. Future Husband ~

5.6K 582 101
                                    

"Bahwa tak ada kata nanti untuk bertobat dan kembali, karena setiap perbuatan yang telah dilakukan akan dicatat, bahkan yang terkecil sekalipun"

Kata orang apa yang kita tanam kemarin, akan kita rasakan hari ini. Dan apa yang kita tanam hari ini, akan kita semai esok. Karena sesungguhnya kehidupan itu akan terus berjalan, tanpa meminta persetujuan kita. Waktu yang terus berjalan tak akan mengalami delay seperti kebiasaan sebuah maskapai pesawat di Indonesia tapi juga tak bisa mengalami replay bak lagu dalam DVD. Mau tidak mau, setuju tidak setuju waktu akan terus berjalan sesuai sunatullah. Bahwa keputusan ada di tangan kita, akan terus berpacu bersama sang waktu, atau tertatih terseret mengikuti lajunya bahkan tertinggal hingga tak ada yang bisa didapat.

"Maka sesuatu yang diberikan kepadamu, itu adalah kenikmatan hidup di dunia, dan yang ada pada sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan hanya kepada Tuhan mereka, bertawakallah" (Quran Surah As Syuara : 36)

Setiap orang pastilah mempunyai setiap alur waktu yang sudah dilewatinya, sedang dilewati dan akan dilewatinya. Dari proses tersebut, maka tak dipungkiri tiap insan memiliki kenangan masa lalu, semangat di masa kini dan cita-cita di masa depan. Dan seperti dalam surah As Syuara diatas memberi dua hikmah. Pertama bahwa pengalaman apapun yang terjadi merupakan bagian dari mematangkan diri, mendewasakan pribadi, bukan untuk menjadi sesal. Dengan semua pengalaman yang lalu dapat diambil ibrah atau manfaatnya yang mungkin akan kita pahami pada saat yang tepat.

"Nanti saya resepkan obat untuk meredakan abses nya ya bu. Giginya sudah di open bur dan kotoran sudah dikeluarkan. IsnyaAllah bengkak di gusi ibu akan berangsur kempes dan hilang" Arini berusaha menjelaskan tentang abses gingiva yang sedang dialami oleh pasien wanita, 46 tahun yang mengeluhkan sakit di gigi belakang rahang bawah. Dan ternyata juga disertai adanya benjolan berisi cairan yang bisa dipastikan itu pus atau nanah.

"Baik dok. Saya mah nurut aja. Saya juga yang salah, gigi sudah lubang besar tidak saya hiraukan" jawab si pasien pasrah.

Arini hanya mengangguk tak lupa dengan senyum ramahnya. Ia sangat senang jika bertemu dengan pasien seperti ini, mengakui kelalaiannya dan menerima dengan terbuka advice dari sang dokter. Karena tak jarang ada pasien yang sok ngeyel bahkan mengatur dokternya. Nanti giginya dibeginikan saja dok, kata mbak apoteknya dikasi ini saja, nanti tidak usah dibeginikan. Nah lho, ada pasien seperti itu. Yang sekolah dokter siapa yang ngatur perawatan siapa. Nyebelin kan.

Arini pun berdiri dari stool dental unitnya dan kembali duduk di balik mejanya untuk menuliskan resep buat pasien tersebut.

"Ini ya bu. Bisa diambil di apotek, ada di lantai satu" kata Arini sambil mengangsurkan selembar kertas resep pada sang pasien.

"Baik dok, terimakasih. Kapan saya kontrol lagi?"tanya sang pasien sambil memasukkan kertas resep ke dalam tas nya.

"Tiga hari lagi ya bu. Kita rawat lebih lanjut lagi giginya..." jawab Arini sangat ramah. Dan seperti biasa, mbak Nuri akan mengantar pasien keluar ruangan hingga sampai pintu dengan senyuman terbaiknya.

Hehh...

Arini menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Dihirupnya oksigen sebanyak mungkin yang ia bisa. Seolah ingin melegakan segala kesal di hati. Pikirannya kembali berputar pada kejadian tadi pagi di halaman rumah mewah kakeknya. Seperti pagi-pagi biasanya, ia pun akan bersiap untuk berangkat ke rumah sakit. Tangannya sudah hampir membuka pintu sedan hitamnya, ketika sebuah suara bariton memanggilnya.

"Arin..." seorang lelaki gagah nan tampan dengan senyum don juan nya sudah berdiri menjulang tak jauh darinya.

"Mau berangkat?" Tanya lelaki itu sangat perhatian.

Stay With Me in Love 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang