Stay With Me in Love 1

~ 12. Follower & stalking ~

Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat merasa sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian

~ Tere Liye ~

Kala cinta menyapa, terkadang yang disapa tak menyadarinya. Karena sebenarnya definisi cinta pada mahluk itu sendiri seringkali absurd. Ada yang jatuh cinta karena melihat hidungnya, ada yang karena suara cempreng dan ceriwisnya, ada yang karena cara berjalannya, bahkan ada yang jatuh cinta hanya karena melihat jempol kakinya. Ga jelas banget kan.

Makanya jangan tanya kenapa kamu jatuh cinta ? Tiap orang bisa sangat berbeda jawabannya satu dengan yang lain. Bisa-bisa pusing tujuh keliling menyimpulkannya. Atau akan dijawab tanyakan pada rumput yang bergoyang.

Dan cinta itu memang terbukti membuat orang menjadi berubah. Disadari atau tidak. Senyum selalu dikulum, sorot mata selalu bersinar, jantung terasa berdetak kencang, dan segala keabnormalan lainnya. Itulah reaksi cinta, saling berpadu, berkumpul menghasilkan reaksi yang terkadang terkesan unfaedah,bagi orang lain. Catat ya bagi orang lain, tidak bagi yang mengalaminya.

Tapi lagi-lagi agama menuntun kita untuk memakai akal sebagai penggerak aktivitas bukan hanya hati. Bahwa cinta yang identik dengan kerja hati, haruslah dibingkai oleh akal. Hingga tidak sampai membuat terperosok dalam segala pembenaran atas nama cinta. Sampai rela menyerahkan kesucian misalnya atau melanggar syara' hanya atas nama cinta.

"Kecintaan kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli" ( Abu Darda' )

"Lan..."

"Hmm..."

"Gimana sih caranya kita bisa tahu...ya setidaknya bisa melihat kalau seorang perempuan juga punya rasa yang sama pada kita" Alif menyandarkan punggungnya di kursi hitam di balik meja kerjanya, sambil menerawang tak jelas.

Erlan yang sedang menata kembali file gambar desain beberapa proyek menatap Alif. Mereka berdua baru saja mendiskusikan proyek cukup besar milik seorang pengusaha hotel asal Bandung yang ingin membangun sebuah hotel di kota Batu.

Erlan sontak tertawa mendengar sekaligus melihat ekspresi Alif yang tak pernah Erlan temui setelah hampir 10 tahun ini menjalin pertemanan.

"Kok ketawa sih Lan..." protes Alif pada Erlan yang tak menjawab malah ngakak so hard.

"Hehe....sori Lif...Alhamdulillah, ternyata kamu masih normal" Erlan masih belum menghentikan tawanya.

"Asem kamu Lan...jelas normal lah, InsyaAllah masih punya iman dan tak akan meniru tingkah umat nabi Luth yang dilaknat Allah..."

Lagi-lagi Erlan ngakak mendengar protes Alif yang kelewat serius, pakai bawa-bawa kaumnya Nabi Luth.

"Duh...serius banget sih Lif...aku tuh seneng Lif, akhirnya sampai juga kita berdiskusi masalah perempuan, bukan cuma diskusi tentang proyek..."

Alif menatap malas Erlan yang duduk di hadapannya.

"Masih ingin dapat jawabanku nggak nih..." goda Erlan melihat Alif agak sewot melihatnya tertawa panjang.

"Ya jawablah..."

"Kamu coba stalking sosmednya..."

"Hah..."

"Kan sekarang hampir semua perempuan tuh punya akun instagram, paling tidak buat lihat-lihat sama belanja online...Feli juga suka tuh belanja lewat IG sekalian kepoin para artis" Erlan bawa-bawa nama istrinya.

"Terus?" Tak urung Alif kepo juga sama saran Erlan. Paling tidak memang temannya itu sudah berpengalaman.

"Nah dari situ biasanya bisa tahu tuh dia sukanya apa, hobinya apa, favoritnya apa..."