~ 7. The Beginning of Love ~

5.5K 489 45
                                    

"Orang-orang yang beriman lebih kuat cintanya Kepada Allah"

~ QS. Al Baqarah : 165 ~

"Mas Alif...."

Arini refleks melepas seatbelt nya dan membuka pintu mobilnya. Arini memutuskan melakukan itu karena ia yakin bahwa lelaki di depannya benar-benar membutuhkan pertolongan. Lebih tepatnya mas Alif yang membutuhkan pertolongan.

"Maaf mbak, bisakah kami minta tolong mengantarkan beliau ke rumah sakit?" Langsung saja lelaki yang tadi menghadang mobil Arini mengutarakan maksudnya dengan menunjuk ke arah Alif yang berjalan mendekatinya.

"Arini?"

Alif sama sekali tak mengira kalau pengemudi mobil yang dicegat oleh karyawan proyeknya adalah Arini.

"Mas Alif kenapa?"spontan Arini bertanya sambil memandang punggung tangan kanan Alif yang lumayan banyak mengeluarkan darah.

"Lho pak Alif kenal..mm...anu" lelaki yang ada di sebelah Arini nampak agak bingung.

"Ini tadi kena pecahan kaca Ar..." jelas Alif tak mempedulikan pertanyaan karyawannya.

"Ayo cepat, kita harus ke rumah sakit" ucap Arini nampak kasihan melihat tangan Alif yang berdarah. Hanya satu yang ada di pikiran Arini saat ini, Alif harus segera mendapatkan pertolongan.

"O iya tentu kita harus ke rumah sakit" karyawan Alif yang masih berdiri di sebelah Arini menyetujui ucapan Arini.

"Pak Tono...tolong segera telpon pak Erlan ya. Nanti saya sekalian urus Juki dan Dino di rumah sakit. Tolong kabari Juki dan Dino dibawa kemana tadi" Alif masih sempat memberi instruksi pada karyawannya.

"Pak Jamal tolong ikut antar saya ya. Dan pak Rudi tolong tetap disini sampai pak Erlan datangi agar tak terulang lagi kejadian tadi..."

Arini memperhatikan gaya Alif yang tampak begitu tenang. Di tengah rasa sakit yang pasti dirasakan Alif akibat luka karena pecahan kaca, namun ia masih tetap bijak menjadi sosok leader. Memperhatikan anak buah yang menjadi tanggungjawabnya. Diam-diam Arini terkesima.

"Mm...Arin,bisa tolong antar ke rumah sakit terdekat kan?" Suara Alif membuyarkan rasa terkesima yang sempat membuat Arini spontan memperhatikan lelaki yang ia tahu merupakan kakak teman baiknya itu.

"Eh iya.."

Arini pun bergegas kembali ke mobilnya. Sedangkan Alif ditemani pak Jamal pun ikut menuju ke mobil milik Arini.

"Sebentar..." Ucap Arini menghentikan langkah Alif dan pak Jamal yang akan masuk ke dalam mobil.

"Mm...bapak..." Arini memandang lelaki paruh baya yang ada di samping Alif.

"Pak Jamal..."

" Ah iya..Pak Jamal bisa menyetir kan?"

"Tentu..."

"Bapak yang menyetir ya...." Arini mengangsurkan kunci mobilnya.

"Mas Alif duduk di belakang saja..." kali ini Arini yang mengatur.

Alif dan pak Jamal hanya berpandangan, tapi tetap menuruti apa yang diperintahkan Arini. Sedangkan Arini mengambil kotak P3K dan beberapa perlengkapan yang ada di saku jok mobil.

Setelah pak Jamal sudah siap di balik kemudi dan Alif duduk di jok belakang, Arini pun ikut duduk di jok belakang di sebelah Alif.

"Ar...kamu..." Alif sedikit terkejut melihat Arini malah memilih duduk di sampingnya meski masih ada jarak sejengkal tangan.

Stay With Me in Love 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang